Sebelum memasuki dunia investasi cryptocurrency, pemula disarankan untuk mempelajari berbagai kesalahan yang sering dilakukan oleh investor. Hal tersebut dilakukan agar anda juga tidak melakukan kesalahan sama sehingga anda dapat mengurangi risiko kerugian. Lalu apa saja kesalahan investor pemula, simak penjelasan berikut ini:
1. Tidak Memiliki Pengetahuan Tentang Cryptocurrency
Salah satu kesalahan paling umum yang akan dilakukan investor crypto adalah tidak memiliki pemahaman yang kuat tentang cryptocurrency tertentu yang mereka investasikan.
Ketika Anda memutuskan untuk berinvestasi dalam mata uang digital, Anda perlu memahami pasar perdagangan dari depan ke belakang. Semakin banyak pengetahuan yang anda miliki tentang pasar, semakin besar potensi memaksimalkan keuntungan investasi .
Investor Crypto juga perlu dapat membaca grafik harga dan mempelajari cryptocurrency yang berpotensi sukses. Terlepas dari seberapa benar logika dan alasan anda mengenai perdagangan cryptocurrency, jika anda mendasarkan keputusan ini pada pembacaan grafik yang salah maka data grafik tidak akan memberi anda manfaat yang di harapkan.
2. Berinvestasi Berlebihan atau Overtrading
Overtrading adalah perdagangan yang terlalu intensif. Ini adalah kesalahan umum di antara pemula yang belum mengembangkan strategi yang jelas. Alih-alih berfokus pada strategi, pemula terkadang mencoba untuk mendapatkan keuntungan dengan meningkatkan jumlah perdagangan.
Hasilnya biasanya tidak menguntungkan: perdagangan bukanlah permainan peluang. Terlebih lagi, banyak perdagangan kecil menghabiskan uang untuk biaya dan pajak.
Pada akhirnya, overtrading akan mendorong pengambilan keputusan yang buruk lebih lanjut, dan secara realistis, biasanya ada sejumlah perdagangan bagus yang harus dilakukan dalam periode waktu tertentu
Sebelum memilih berinvestasi terlalu banyak, gunakan waktu untuk belajar tentang mata uang yang anda investasikan, dan sebagai hasilnya, buat keputusan yang lebih terdidik.
3. Tidak Menggunakan Strategi yang Jelas dan Tepat
Tanpa memiliki tujuan atau strategi yang kuat, tidak ada kesuksesan atau keuntungan yang dapat dicetak. Ini perlu menjadi fokus utama sebelum berinvestasi dalam aset apa pun di pasar mana pun.
Trader berpengalaman sering kali menggunakan pengalaman mereka untuk membangun strategi kuat yang membantu mereka bermain aman jika terjadi tren . Seringkali juga mereka berbagi strategi tetapi para pemula sering gagal melakukannya.
4. Tidak Mengenal FOMO dan FUD
Kesalahan yang paling sering dilakukan trader baru adalah trading FOMO dan FUD. FOMO atau fear of missing out umumnya berarti takut kehilangan. Di sini, setiap kali pasar akan naik, para pedagang yang merasa kehilangan kesempatan, hanya mengambil aset tanpa berpikir lagi.
Dalam kasus lain, FUD disingkat sebagai fear, uncertainty, and doubt. Itu semua terjadi ketika beberapa putaran berita atau blog negatif baru saja menyebar di pasar yang menciptakan dampak negatif pada para pedagang. Sehingga apabila pemula tidak mengenalnya mungkin anda akan terjebak dalam trading FOMO dan FUD.
5. Mengikuti Tren Tanpa Riset
Dengan tren naik atau turun, sebagian besar pedagang sering menetapkan tren ‘beli’ atau tren ‘jual’. Trader yang baik sering kali tidak terbawa oleh tren yang ditetapkan oleh trader berpengalaman.
Beberapa orang berinvestasi dalam crypto karena kedengarannya trendi dan mewah. Tidak ada yang salah dengan mengikuti kemajuan, tetapi ketahuilah bahwa anda sedang berurusan dengan aset yang unik.
Media sosial memiliki pengaruh besar di dunia cryptocurrency, yang berarti banyak mata uang yang terhipnotis dan jatuh. Jika anda mendengar tentang mata uang yang terbaru, lakukan riset sendiri dan jangan tergiur. Baca blog dan berbicara dengan orang-orang di komunitas mata uang untuk mengumpulkan informasi.
6. Tidak Mengetahui Investasi Crypto dan Saham Berbeda
Sementara banyak investor baru akan berasumsi bahwa crypto berperilaku serupa dengan investasi tradisional lainnya, tentu itu tidak benarkan. Saham misalnya, memberi investor kepemilikan di perusahaan dan membayar dividen namun hal yang sama tidak dapat dilakukan oleh kripto.
Artinya, jika sebuah perusahaan mengeluarkan cryptocurrency, kinerja perusahaan tersebut mungkin tidak berkorelasi dengan kinerja cryptocurrency. Kinerja crypto akan jauh lebih spekulatif dan relatif terhadap persepsi pasar terhadap koin, potensi penggunaan yang dimilikinya, dan ke mana investor melihat pasar bergerak.
Ini adalah salah satu alasan mengapa investor kripto memperdagangkan kripto seperti bitcoin dalam jangka waktu yang lebih pendek dan berisiko tinggi, sedangkan investasi tradisional sering kali dilakukan untuk jangka yang lebih panjang.
7. Hanya Mengandalkan Satu Koin
Menyimpan semua telur Anda dalam satu keranjang itu tidak disarankan. Bertaruh semua dana pada satu koin berarti sepenuhnya tergantung pada kinerjanya. Itu hal yang berisiko untuk dilakukan.
Pasar crypto masih muda dan tidak dapat diprediksi pergerakan harga yang tiba-tiba adalah normal terjadi. Tidak peduli seberapa menjanjikannya aset itu, tetap bisa mengejutkan dengan cara yang sangat tidak menyenangkan.
8. Tidak Mengetahui Keamanan Dasar Cryptocurrency
Mengabaikan aturan keamanan adalah jebakan umum, bahkan di antara pedagang dan investor berpengalaman. Cryptocurrency terdesentralisasi, satu-satunya keuntungan yang paling menentukan dari teknologi ini juga merupakan sumber masalah. Tidak ada yang dapat memulihkan kunci pribadi anda atau membatalkan transaksi jika anda melakukan kesalahan.
9. Selalu Beli Koin Murah
Ada banyak jenis koin kripto, dari yang murah hingga termahal. Pemula suka mencari permata tersembunyi, tetapi hanya diantara koin murah. Logikanya sederhana, koin murah terjangkau dan masih memiliki potensi pertumbuhan dan keuntungan yang besar. Semakin rendah harga, semakin tinggi pengembaliannya.
Meskipun keajaiban memang terjadi, strategi ini salah. Sementara koin yang lebih murah bisa tumbuh besar, kebanyakan dari mereka tidak pernah naik harganya. Jadi, hanya membeli opsi murah membuat satu portofolio berisiko.