Berbagai istilah di dalam dunia investasi memang akan menjadi tantangan tersendiri bagi investor pemula. Dua di antaranya adalah istilah bearish dan bullish.
Secara umum, istilah bearish dan bullish digunakan untuk menjelaskan kondisi pasar saham. Seperti diketahui, harga saham di dunia investasi terus mengalami fluktuatif atau naik-turun. Ada banyak faktor yang mempengaruhi harga saham naik turun.
Kondisi naik turun inilah yang akan dijelaskan dengan sederhana dengan satu kata, yakni bearish atau bullish. Mungkin Anda pernah mendengarkan seorang investor berkata, “ya ampun, kenapa pasar saham bisa bearish seperti ini!” atau “hore, pasar saham sedang bullish!”
Nah, dari perkataan di atas, dapat kita ketahui bahwa bearish memiliki makna negatif, sebaliknya bullish memiliki makna positif. Lantas, sebenarnya apa itu bearish dan bullish?
Definisi Bearish
Bearish adalah istilah yang menggambarkan kondisi pasar saham tengah mengalami pelemahan atau penurunan. Kondisi ini terjadi karena sejumlah penyebab, diantaranya:
- Pertumbuhan ekonomi di suatu negara melambat
- Angka pengangguran yang meningkat
- Neraca perdagangan yang mengalami defisit
- Laba perusahaan yang tumbuh negatif
Kondisi pasar saham bearish ditandai dengan warna merah yang menggambarkan tren penurunan (downtrend). Dalam menghadapi kondisi pasar yang downtrend ini, investor biasanya akan bersikap lebih hati-hati, atau bahkan pesimis.
Investor harus mampu menjalankan strategi investasi yang tepat agar terhindar dari kerugian karena kondisi bearish. Misalnya, lekas-lekas melepas sahamnya.
Definisi Bullish
Berbanding terbaik dengan bearish, bullish merupakan istilah yang menggambarkan kondisi pasar saham tengah mengalami penguatan atau kenaikan.
Kondisi pasar saham yang positif ini dipengaruhi oleh sejumlah hal, di antaranya pertumbuhan ekonomi di suatu negara menunjukkan angka positif, pendapatan per kapita mengalami peningkatan dan laba perusahaan yang tumbuh positif.
Kondisi pasar bullish ditandai dengan warna hijau yang menggambarkan tren kenaikan (uptrend). Dalam menghadapi kondisi pasar yang uptrend ini, investor biasanya bersikap optimis. Sehingga, terjadilah tren pembelian saham lebih tinggi daripada penjualan.
Filosofi Bearish dan Bullish
Memahami perbedaan bearish dan bullish dalam pasar saham tidak cukup dengan makna yang dikandungnya saja. Anda juga harus memahami filosofi di dalamnya.
Bearish berasal dari kata ‘bear’ yang berarti beruang, sedangkan bullish berasal dari kata ‘bull’ yang berarti banteng. Seperti kita ketahui, beruang pada umumnya menyerang musuhnya dengan memanfaatkan cakar yang dimilikinya. Nah, gerakan mencakar beruang ini dilakukan dari atas ke bawah.
Sementara itu, banteng pada umumnya menyerang musuh dengan cara berlari menghampiri dan menyeruduknya. Nah, gerakan menyeruduk musuh ini dilakukan banteng dengan mengangkat tanduk ke atas.
Filosofi bearish dan bullish ini kemudian digunakan dalam dunia saham untuk menggambarkan kondisi pasar saham downtrend (mengalami penurunan) dan uptrend (mengalami kenaikan).
Nah, lambang banteng dan beruang ini biasanya terdapat di depan gedung Bursa Efek. Ada juga gedung Bursa Efek suatu negara yang hanya menaruh lambang banteng, dengan maksud negara tersebut berharap mengalami kondisi pasar saham bullish setiap saat.
Perbedaan Bearish dan Bullish
Untuk mempermudah pemahaman Anda, berikut ini disajikan tabel perbedaan bearish dan bullish:
Perbedaan | Bearish | Bullish |
Pengertian sederhana | Kondisi pasar saham mengalami kenaikan. Selain bearish, istilah ini juga disebut bear market. | Kondisi pasar saham mengalami penurunan. Istilah ini juga disebut bullish market. |
Ciri-ciri | Investor pesimis, mulai menjual saham yang dimilikinya, berharap terbebas dari kerugian. | Investor optimistis, berharap tren naik terjadi terus-menerus dan mendapatkan keuntungan sesuai ekspektasi. |
Penyebab | Ekonomi sedang dalam kondisi buruk. | Ekonomi sedang dalam keadaan baik. |
Cara Menyikapi Bearish dan Bullish
Seperti dijelaskan di atas, investor pada umumnya akan melakukan ‘aksi beli saham’ dengan optimis saat kondisi pasar saham bullish. Sebaliknya, investor akan ‘panik’ jika kondisi pasar saham mengalami bearish, sehingga terjadilah ‘aksi jual saham’.
Sebenarnya, tindakan seperti itu boleh saja dilakukan oleh investor. Mengingat, harapan semua investor dalam menggeluti dunia saham adalah mendapatkan keuntungan, bukan kerugian. Dan, cara di atas adalah tindakan yang dianggap terbaik.
Namun, perlu dicatat bahwa kondisi pasar saham yang naik turun sebaiknya tidak disikapi dengan berlebihan. Mengingat, kondisi fluktuatif sejatinya ‘tantangan umum’ di dunia investasi.
Adapun cara menyikapi pasar saham yang fluktuatif ini sebaiknya dilakukan dengan mengetahui kondisi perusahaan, mulai dari manajemen yang diterapkan hingga kondisi keuangannya. Selain itu, penting juga bagi investor untuk mencermati kondisi perekonomian baik di dalam negeri maupun luar negeri.
Melakukan analisis fundamental adalah cara terbaik dalam memutuskan pembelian atau penjualan saham.