Beberapa tahun terakhir, berinvestasi adalah semacam tren yang mulai populer di masyarakat. Namun, investasi tidaklah menjamin aman dan transparan. Misalnya investasi bodong marak diberitakan. Di sisi lain, investasi saham, reksa dana, dan obligasi kian menjamur. Investasi semacam inilah perlu dipertahankan untuk mendorong perekonomian negara.
Beragamnya investasi membuat masyarakat cenderung memilih yang pasti-pasti dan mudah dimengerti. Investasi saham masih menjadi pilihan menarik untuk dipelajari dan dilakukan. Bahkan gerakan “Yuk Menabung Saham” yang diinisiasi Bursa Efek Indonesia ramai di media sosial.
Bagi Anda yang ingin memulai, bagaimana cara membeli saham di bursa efek? Berikut langkah-langkahnya.
1. Pilih perusahaan sekuritas
Sebelum membuka rekening saham, sebaiknya pilih perusahaan sekuritas dahulu. Perusahaan sekuritas adalah perusahaan yang menjembatani pihak broker atau pialang dengan investor dalam pasar modal. Perusahaan sekuritas juga memiliki lisensi khusus dan diawasi Otoritas Jasa Keuangan (OJK).
Di Indonesia, perusahaan sekuritas terdiri atas konvensional dan syariah. Meski berbeda, keduanya berperan sebagai broker di bursa efek. Dengan begitu, pilihlah perusahaan sekuritas yang memiliki reputasi dan berpengalaman. Selain itu, bersih dari sanksi-sanksi dari OJK.
Sebagai calon investor, perhatikan pula kompetensi perusahaan sekuritas. Pastikan biaya komisinya terjangkau tanpa harus kehilangan layanan-layanannya. Berhati-hatilah jika ada perusahaan sekuritas abal-abal yang menawarkan tidak sewajarnya.
2. Buka rekening efek
Setelah itu, saatnya membuka rekening efek. Rekening efek biasa disebut rekening dana investor (RDI) atau rekening dana nasabah (RDN). Rekening efek inilah nantinya akan menampung deposit uang sebelum membeli satu lot saham. Umumnya, rekening efek hampir sama fungsinya sebagai rekening tabungan.
Bedanya, pencairan uang hasil jual-beli saham di rekening efek tidak bisa diakses melalui kartu ATM. Melainkan melalui kliring di bank. Namun jangan khawatir, pihak sekuritas akan membantu dan membimbing Anda dalam menggunakan rekening efek.
3. Sertakan dokumen penting
Saat membuka rekening efek, dokumen yang diperlukan adalah:
- Kartu Identitas KTP, SIM atau KITAP beserta fotokopi
- Kartu NPWP (jika ada)
- Fotokopi Kartu Keluarga (KK)
- Materai 6 ribu
- Data ahli waris (jika diperlukan)
- Fotokopi buku rekening tabungan
Perhatikan dokumen tersebut agar pembuatan rekening efek lebih mudah dan lancar. Lengkapilah untuk menyelesaikan proses administrasinya.
4. Deposit dana ke rekening efek
Untuk penawaran deposit ke rekening efek, biasanya berkisar antara Rp 100.000 hingga Rp 5 juta, tergantung masing-masing perusahaan sekuritas. Kebanyakan perusahaan sekuritas menampilkan informasi biaya deposit rekening efek secara transparan di situs resminya.
5. Unduh aplikasi membeli saham
Setelah deposit dana, unduhlah aplikasi jual-beli (trading) saham. Aplikasi ini mempermudah investor bertransaksi saham tanpa harus melalui broker langsung. Sebagian besar perusahaan sekuritas di Indonesia menggunakan aplikasi daring untuk menjembatani transaksi.
Fasilitas yang ditawarkan adalah aplikasi di gawai pintar, komputer, laptop, dan tablet. Sistem operasinya tersedia untuk Android, iOS, dan Windows Phone. Dengan begitu, membeli saham terasa lebih mudah.
Tidak hanya digunakan untuk membeli saham, investor juga bisa menjualnya. Anda bisa memantau pergerakan harga saham dari harga pembukaan di pagi hari hingga harga penutupan di sore hari. Semua dilakukan real-time dan up to date.
Sebagai pelengkap, unduh pula aplikasi yang membimbing Anda dalam membaca laporan keuangan, analisis fundamental, berita dan aksi korporasi, dan profil perusahaan di aplikasi RTI Business. Aplikasi ini dikeluarkan oleh RTI Infokom yang menjadi vendor Bursa Efek Indonesia sejak tahun 1996.
6. Kenali tujuan berinvestasi
Apakah Anda berinvestasi dalam jangka panjang atau jangka pendek?
Menjual dan membeli saham di bursa efek tidaklah cukup tanpa mengenali tujuan berinvestasi. Menggantungkan diri pada tujuan berinvestasi akan membantu Anda tetap “masa bodoh” terhadap godaan-godaan berinvestasi, misalnya menjual atau membeli lot. Ada kalanya seorang investor perlu hold atau menahan hingga momen tepat untuk membeli dan menjualnya.
Umumnya, berinvestasi saham dilakukan untuk jangka panjang, yakni sekitar 3-5 tahun, bahkan lebih. Mengingat pergerakan pasar modal di Indonesia sangat dipengaruhi situasi dan kondisi politik, ekonomi, dan sosial. Sama halnya jika berinvestasi jangka pendek melalui trading setiap hari.
Investor butuh modal dan siap mental jika harga yang diinginkan tidak sesuai ekspektasi. Tidak hanya itu, investor perlu kuat di pengetahuan analisis fundamental dan teknikal untuk memaksimalkan keuntungan trading.
7. Saatnya beli saham pertama
Setelah mengetahui cara-cara membeli saham di bursa efek, sudah saatnya membeli saham pertama Anda. Belilah saham sesuai kondisi finansial. Ada ratusan emiten menawarkan harga lot saham secara murah dan terjangkau. Namun, kenali pula emiten yang memiliki kondisi fundamental baik dan stabil, serta dikenal masyarakat.
Sudah siap membeli saham di bursa efek? Mari praktikkan dan dapatkan keuntungan progresif dari investasi saham.