Harga saham bergerak setiap saat pada hari bursa. Hal ini mungkin akan membingungkan bagi investor pemula, karena mereka tidak bisa memahami bagaimana harga saham bergerak. Oleh karena itu, mari simak cara memprediksi pergerakan harga saham pada artikel berikut.
Harga saham tidak bergerak secara acak. Pergerakannya membentuk pola-pola tertentu. Pola-pola inilah yang digunakan untuk memprediksi pergerakan harga saham ke depannya. Semua hal ini bisa dipahami jika kita sudah menguasai apa yang disebut sebagai analisis teknikal.
Analisis teknikal adalah cara menganalisis pergerakan sebuah harga, dalam hal ini saham, menggunakan data-data terdahulu seperti harga dan volume penjualan. Tujuan mempelajari analisis teknikal adalah supaya kita mampu menggunakan data di masa lampau untuk memprediksi pergerakan harga saham ke depan.
Analisis teknikal dapat digunakan baik oleh investor maupun trader. Namun fungsi dan porsinya berbeda. Investor cenderung menggunakan analisis teknikal untuk menilai apakah harga saham saat ini murah atau mahal. Sementara trader menggunakan analisis teknikal untuk memprediksi pergerakan harga saham apakah akan naik atau turun.
Kita bisa menggunakan beberapa alat untuk memprediksi pergerakan harga saham, diantaranya:
1. Candlestick
Seperti sudah dijelaskan sebelumnya bahwa candlestick memberikan informasi yang cukup lengkap yaitu harga pembukaan, penutupan, tertinggi dan terendah. Selanjutnya mari kita pahami dua bagian dari candlestick yaitu body dan shadow.
Body adalah bagian candlestick yang mengandung informasi harga pembukaan dan penutupan. Body berwarna hijau berarti harga penutupan lebih tinggi daripada harga pembukaan. Hal ini menunjukkan harga saham sedang bergerak naik.
Jika hal ini dikonfirmasi dengan volume penjualan yang tinggi maka kemungkinan harga saham akan terus bergerak naik. Selain itu, semakin panjang body maka tekanan beli semakin tinggi yang menunjukkan harga saham cenderung naik ke depannya.
2. Coding
Masih dengan menggunakan candlestick terutama bagian shadow. Shadow memberikan informasi harga tertinggi dan terendah. Kita bisa menarik garis dari puncak dan lembah shadow untuk membentuk sebuah pola. Setiap titik puncak dan lembah kita berikan kode. Oleh karena itu metode ini disebut coding.
Misalkan kita mulai dari satu titik terendah. Kita beri kode L (low) pada titik ini. Lalu saat kita perhatikan grafiknya kita menemukan titik yang lebih tinggi. Kita beri kode HH (higher high).
Selanjutnya saham bergerak turun namun masih lebih tinggi daripada titik L. Maka titik ini kita beri kode HL (higher low). Kita lalu melihat bahwa grafiknya kembali naik. Lalu kita beri kode titik ini HH lagi.
Begitu terus berulang hingga terbentuk pola L-HH-HL-HH-HL-H. Pola seperti ini menunjukkan bahwa harga saham sedang bergerak naik dan ke depannya diprediksi akan terus naik.
3. Stochastic
Stochastic adalah salah satu indikator yang sering digunakan untuk memprediksi pergerakan harga saham. Indikator ini menggunakan data harga saham yang diolah secara statistik.
Hasilnya akan muncul dua garis merah dan biru yang menunjukkan pergerakan harga saham. Selain itu terdapat tiga area yaitu area overbought, oversold dan area normal. Saat dua garis bertemu di area overbought artinya pasar dalam kondisi jenuh beli. Harga akan cenderung turun. Ini adalah waktu untuk menjual atau take profit.
Sementara ketika kedua garis bertemu di area oversold maka hal ini menandakan bahwa pasar berada dalam kondisi jenuh jual. Kita bisa memprediksi bahwa harga saham akan bergerak naik. Inilah saat yang tepat untuk membeli saham tersebut.
Istilah dalam Analisis Teknikal
Sebaiknya kita memahami juga istilah yang sering digunakan pada analisis teknikal berikut ini:
- Chart
Chart adalah tampilan grafik yang memberikan informasi mengenai pergerakan harga saham. Ada beberapa jenis chart seperti bar, line dan candlestick. Candlestick adalah chart yang paling sering digunakan karena memberikan informasi yang lengkap seperti harga pembukaan, penutupan, tertinggi dan terendah.
- Trend
Trend adalah kecenderungan arah pergerakan harga saham pada periode tertentu misalkan 1 hari, 1 bulan atau 1 tahun. Trend terbagi menjadi tiga yaitu kenaikan (bullish), penurunan (bearish) dan mendatar (sideways).
- Support & Resistance
Kedua istilah ini adalah istilah yang umum digunakan untuk memprediksi pergerakan harga saham. Support ibarat seperti lantai yang menahan agar harga saham tidak turun lebih dalam. Ketika harga saham menyentuh titik support, umumnya harga saham akan naik.
Sementara resistance ibarat seperti atap yang menahan harga saham agar tidak naik terlalu tinggi. Ketika harga saham menyentuk titik resistance, umumnya harga saham akan turun.
- Indikator
Indikator adalah alat bantu yang bisa digunakan untuk memprediksi pergerakan saham. Terdapat beberapa indikator yang sering digunakan seperti moving average, stochastic, MACD dan bollinger band.