Trading adalah kegiatan jual beli aset seperti saham dengan harapan bisa mendapatkan keuntungan. Seorang trader perlu memahami aspek penting yang menentukan kesuksesan trading yaitu method, money dan mind atau biasa disingkat 3M.
Method adalah metode yang digunakan untuk menganalisis sebuah saham dan membuat trading plan. Trading plan ini yang akan dijadikan acuan saat transaksi di bursa. Trading plan berisi saham apa yang akan diincar, kapan waktu entry dan exit.
Money membahas bagaimana cara seorang trader mengatur uangnya. Bagaimana ia mengalokasikan dana yang digunakan untuk kebutuhan sehari-hari dan trading. Manajemen keuangan yang baik akan meningkatkan peluang kesuksesan trading kita.
Mind berkaitan dengan psikologi trading dan berbagai emosi yang memengaruhi keputusan seorang trader di pasar. Seorang trader harus memiliki mindset yang tepat dan mampu mengendalikan emosinya sehingga bisa melakukan trading sesuai dengan trading plan yang sudah dibuat sebelumnya.
Menurut Van K. Thrap, mind menentukan sekitar 60% kesuksesan trading. Jauh lebih besar daripada money (30%) dan method (10%). Oleh karena itu, sebaiknya seorang trader memahami mengenai psikologi trading sehingga bisa mengendalikan emosinya saat trading.
Sudah banyak kisah kegagalan seorang trader karena tidak mampu mengendalikan emosinya. Padahal trading plan sudah dibuat dengan detail. Namun saat harga saham mengalami downtrend dan sudah mengenai level cut loss, si trader malah hold saham tersebut dengan dalih akan menjadi seorang investor.
Padahal sikap takut rugi (loss aversion) seperti ini akan merugikan bagi para trader. Jika ia memulai trading baru dan ternyata saham pilihannya kembali downtrend, maka lama-lama modalnya akan habis karena ia tidak mau merealisasikan kerugiannya.
Mindset yang benar adalah lakukan taking profit saat target sudah tercapai dan lakukan cutloss saat batas toleransi harga sudah tercapai. Cutloss adalah hal yang wajar bagi seorang trader. Kita hanya membuat rencana dan mengeksekusinya, biarkan pasar yang menentukan pergerakan harga.
Setelah memahami pentingnya psikologi trading, mari simak 5 cara untuk mengendalikan emosi saat trading.
1. Buat Trading Plan yang Realistis
Trading dimulai dengan menganalisis saham dan membuat trading plan. Gunakan data-data yang akurat dan buatlah trading plan yang realistis. Hal ini sangat bergantung kepada kemampuan kita dalam menganalisis dan emosi saat membuat trading plan.
Contohnya analisis teknikal menunjukkan bahwa resistance berada di level 4.000, tapi kita ingin exit di level 4.500. Hal ini tentu tidak realistis dan bisa membuat kita rugi. Sebaiknya tentukan waktu exit sesuai hasil analisis teknikal yang sudah kita lakukan sebelumnya.
2. Komitmen dengan Trading Plan
Trading plan sudah realistis lalu langkah selanjutnya adalah komitmen dengan trading plan tersebut. Trader perlu berhati-hati dengan sifat rakus (greedy) saat melakukan trading.
Saat titik exit sudah tercapai segera lakukan taking profit. Tidak perlu menunggu dan berandai-andai harga saham akan terus naik. Jika Anda sudah berpikiran seperti ini maka Anda sudah terjebak sifat rakus.
Sifat ini sangat berbahaya karena membuat trader ingin mendapatkan keuntungan lebih besar daripada target yang sudah ditentukan sebelumnya. Sifat ini membuat emosi trader menjadi tidak stabil dan cenderung mengambil keputusan secara subjektif sehingga bisa menyebabkan kerugian.
3. Memetakan Emosi
Manusia adalah makhluk emosional. Oleh karena itu, kita perlu memetakan emosi sebelum melakukan trading. Emosi-emosi apa saja yang mungkin memengaruhi pengambilan keputusan saat trading.
Saat merasa senang karena baru saja mendapatkan bonus dari kantor maka pikiran kita cenderung positif dan yakin akan mendapatkan keuntungan dari trading. Euphoria seperti ini berbahaya karena menjadikan kita terlalu percaya diri (overconfidence).
Saat kita overconfidence, maka kita rawan sekali melakukan blunder yang bisa berakibat fatal seperti rugi karena salah memilih saham. Oleh karena itu, mari petakan emosi yang kita miliki dan mulailah trading dengan kondisi tenang supaya bisa mengambil keputusan secara objektif.
4. Rehat Sejenak
Kita sebagai manusia tentu bisa merasa lelah. Terlebih lagi trading memerlukan fokus yang tinggi. Oleh karena itu, saat sudah selesai melakukan trading pada suatu saham sebaiknya kita beristirahat terlebih dahulu.
Beri jeda pada diri sendiri untuk mengembalikan energi yang terkuras sebelumnya. Jika tubuh dalam kondisi baik dan energinya sudah kembali maka kita bisa fokus untuk trading tanpa diganggu oleh rasa lelah.
5. Melakukan Evaluasi
Pada jeda istirahat antar trading, Anda juga bisa memanfaatkannya untuk melakukan evaluasi. Lakukan evaluasi secara menyeluruh mulai dari trading plan, money management hingga kondisi psikologis Anda saat trading.
Cari hal-hal yang bisa Anda perbaiki sehingga pada trading selanjutnya Anda bisa lebih baik lagi. Jangan fokus pada keuntungan besar saja tapi sempatkan evaluasi untuk meningkatkan kapasitas diri Anda sebagai trader sehingga Anda bisa menjadi seorang trader handal.