Konflik Rusia dan Ukraina yang kian memanas menyita perhatian masyarakat di seluruh dunia. Hal ini dikarenakan peperangan ini tidak hanya merugikan kedua negara saja, namun menjadi bencana bagi dunia karena menyebabkan berkurangnya pertumbuhan ekonomi global.
Hal ini seperti yang disampaikan oleh presiden Bank Dunia yaitu David Malpass yang dikutip dari BCC. Beliau menyatakan bahwa perang di Ukraina terjadi pada saat yang buruk bagi dunia karena inflasi sudah naik. Sebagai salah satu negara di dunia, memang faktanya ekonomi Indonesia juga terdampak perang Rusia-Ukraina.
Meskipun Rusia-Ukraina bukan mitra dagang utama, namun hubungan Rusia dengan Indonesia bersifat nostalgic. Oleh karena itu, dampak langsung adanya invasi Rusia ke Ukraina pada bidang ekonomi lebih ke sektor perdagangan dan keuangan yang akan dijelaskan berikut ini.
1. Kenaikan Harga Gandum
Indonesia terkena dampak dari perang Rusia-Ukraina adalah dengan kenaikan harga gandum. Hal ini dikarenakan lebih dari 20% produk gandum Indonesia di impor dari Rusia dan Ukraina. Kenaikan harga gandum mungkin akan menyebabkan kelangkaan gandum juga, yang pada saatnya akan memengaruhi harga produk turunannya.
Dampak terhadap konsumen Indonesia juga akan dirasakan dengan kenaikan harga gandum ini. Hal ini dikarenakan gandum merupakan bahan baku untuk membuat produk makanan seperti mie instan.
Padahal mie instan merupakan salah satu komoditas pangan yang banyak dikonsumsi oleh masyarakat miskin. Jika harga mie instan naik, maka akan membuat banyak masyarakat yang semakin kesulitan.
Oleh karena itu, sebaiknya pemerintah segera mengambil langkah untuk menghindari kenaikan tinggi dari beberapa produk yang terbuat dari gandum. Misalnya dengan membantu memfasilitasi pengusaha mie instan untuk mendapatkan suplai bahan baku gandum selain dari kedua negara tersebut.
2. Harga Minyak Goreng Melonjak
Beberapa pekan ke belakang, minyak goreng sulit di dapatkan oleh orang-orang. Bahkan menjadi komoditas yang langka, sehingga tidak sedikit orang bersedia untuk melakukan antrian yang panjang untuk mendapatkan minyak mentah.
Meski kini minyak goreng telah tersedia banyak di pasar tradisional maupun swalayan, namun harganya relatif tinggi. Hal ini disebabkan oleh invasi Rusia ke Ukraina yang membuat harga minyak melonjak, bahkan hingga melewati level 100 dollar per barel.
Seperti yang telah dijelaskan oleh Menteri Perdagangan Indonesia yaitu M. Lutfi setelah sidak ketersediaan minyak goreng di pasar. Bahwa menurut beliau baik Rusia dan Ukraina merupakan penghasil minyak sunflower, sehingga dengan adanya invasi Rusia ke Ukraina menjadi salah satu alasan harga minyak goreng mahal.
Meski terdapat penggantinya yaitu minyak CPO, tetapi pada awal Februari harga CPO juga mengalami kenaikan. Meski sudah turun sedikit, namun pada dasarnya naik karena mekanisme pasar.
3. Kenaikan Tahu dan Tempe Cukup Signifikan
Pasokan sumber minyak nabati dari kawasan Laut Hitam juga terganggu dikarenakan konflik Rusia-Ukraina. Karena gangguan jagung dan minyak sunflower, maka pasar akan beralih ke kedelai.
Namun, akibat gangguan cuaca di Argentina dan Brasil serta Indonesia juga masih impor kedelai, maka pada saatnya tahu dan tempe akan mengalami kenaikan. Padahal tahu dan tempe merupakan kebutuhan pokok bagi rakyat miskin di Indonesia.
4. Meningkatnya Harga Makanan Berbahan Gandum
Seiring berjalannya waktu dampak perang Rusia-Ukraina yang dirasakan Indonesia ternyata tidak hanya gandum dan minyak goreng saja yang mengalami kenaikan, melainkan beberapa bahan lain juga mengalami kenaikan.
Ukraina sebagai negara pengimpor utama tepung gandum di Indonesia. Gandum sebagai bahan utama dari tiga makanan yaitu mie instan, sereal dan roti maka dipastikan ketiga makanan tersebut akan mengalami kenaikan harga.
BBM, LPG dan Avtur Naik
Disampaikan oleh Sri Mulyani Indrawati konflik Rusia-Ukraina akan menyebabkan harga minyak dunia berfluktuasi. Hal ini akan memengaruhi komoditas energi, gas, dan minyak hingga mencapai US$100.
Hal ini menyebabkan BBM, LPG hingga avtur juga mengalami kenaikan harga. Apalagi Indonesia sebagai pengimpor BBM (Bahan Bakar Minyak) akan terkena imbas cukup berat dari sisi APBN.
5. Harga Pupuk Naik
Sebanyak 15,75% pupuk impor Indonesia datang dari Rusia yang baru-baru ini telah melarang ekspor amonium nitrat (AN) sebagai bahan dasar pembuatan pupuk. Maka hal ini akan memicu kenaikan harga pupuk. Selain itu, bahan pangan seperti sayur dan buah yang menggunakan pupuk juga akan ikut naik.
6. Fluktuasi Nilai Tukar
BUMN yang memiliki beban utang atau debt to equity rasionya besar perlu waspada. Hal ini dikarenakan krisis di Ukraina juga menciptakan fluktuasi nilai tukar yang membuat beban utang luar negeri naik. Oleh karena itu masyarakat mendesak agar BUMN dapat berkontribusi dalam menjaga stabilitas harga dan memerhatikan risiko utang BUMN.
Demikian telah dijelaskan bagaimana dampak perang Rusia-Ukraina terhadap ekonomi Indonesia. Oleh karena itu, pemerintah harus segera menentukan langkah tertentu untuk menghindari peningkatan yang lebih tinggi untuk beberapa kebutuhan pokok masyarakat dan terjadinya inflasi tinggi.