Latar Belakang Pembentukan Merah Putih Fund
Banyaknya perusahaan rintisan lokal rupanya belum menarik minat investor domestik untuk berinvestasi di perusahaan rintisan tersebut. Kondisi ini ditangkap oleh Menteri BUMN Erick Tohir dengan mendirikan Merah Putih Fund, sebuah platform pendanaan bagi perusahaan rintisan asli Indonesia.
Platform ini nantinya akan dikelola oleh BUMN yang memiliki pengalaman dalam mendanai perusahaan rintisan seperti Mandiri Capital. Merah Putih Fund nantinya akan menghimpun dana dari BUMN maupun swasta untuk selanjutnya diberikan kepada perusahaan rintisan.
Tingkatan perusahaan startup yang dicari adalah soonicorn, perusahaan yang berpotensi menjadi unicorn. Erick Tohir mengatakan perusahaan dengan valuasi seperti ini memiliki potensi untuk bertumbuh namun memerlukan pendanaan supaya pertumbuhannya semakin cepat.
Dari sisi bisnis, perusahaan rintisan ini bisa membantu mempercepat transformasi digital yang ada di dalam BUMN. Oleh karena itu, Merah Putih Fund akan berfokus pada sektor bisnis yang sejalan dengan lini bisnis BUMN yaitu edukasi, kesehatan, agrikultur, logistik, kelautan, e-commerce, fintech, dan socialpreneur.
Merah Putih Fund akan dikelola oleh beberapa BUMN yaitu PT Telkom Indonesia (Persero) Tbk dan anak usahanya PT Telekomunikasi Selular (Telkomsel), PT Bank Mandiri (Persero) Tbk, PT Bank Rakyat Indonesia (Persero) Tbk., dan PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk.
Selain itu, Erick Tohir, selaku penggagas Merah Putih Fund juga sudah mengajak Indonesia Investment Authority (INA) untuk melakukan pendanaan khusus untuk perusahaan rintisan unicorn yang akan menjadi decacorn.
Belajar dari Kesalahan
Perusahaan rintisan besar seperti GoTo, Bukalapak dan Traveloka tumbuh dengan dukungan ventura asing seperti Softbank, Alibaba dan Google. Investor ini tentunya mendapatkan keuntungan yang besar seiring dengan pertumbuhan perusahaan rintisan tersebut.
Kisah ini memberikan pelajaran bahwa perlu adanya ventura lokal yang berani untuk berinvestasi dan membina perusahaan rintisan lokal yang berpotensi. Merah Putih Fund diharapkan menjadi lokomotif di ekosistem digital ini.
Ekosistem tidak hanya berbicara tentang pendanaan kepada perusahaan rintisan saja. Lebih dari itu, ekosistem ini berbicara mengenai ketersediaan sumber daya talenta yang potensial, regulasi yang kondusif, dan infrastruktur teknologi informasi (TI) yang handal.
Merah Putih Fund yang terdiri dari BUMN dengan segudang pengalaman dalam pendanaan perusahaan rintisan diharapkan mampu menciptakan ekosistem yang ideal sehingga perusahaan rintisan bisa bertumbuh menjadi unicorn.
Meskipun begitu, keterlibatan BUMN pada perusahaan rintisan harus tetap mengutamakan prinsip kehati-hatian. Investasi pada perusahaan rintisan tentu memiliki risiko yang cukup tinggi. Apalagi perusahaan rintisan yang masih berada pada fase pertumbuhan.
Namun, analisis studi kelayakan yang komprehensif serta mitigasi risiko yang baik bisa menjadi kunci untuk melakukan investasi pada perusahaan rintisan. Sudah saatnya pemerintah melalui BUMN berani mengambil langkah untuk mendanai dan membina perusahaan rintisan lokal demi terciptanya ekosistem digital yang berkelanjutan.
Syarat Pendanaan Merah Putih Fund
Merah Putih Fund menargetkan dana US$ 300 juta pada kuartal I 2022 mendatang. Dana yang terkumpul nantinya akan diberikan kepada perusahaan rintisan yang memenuhi tiga kriteria yaitu pendirinya orang Indonesia, beroperasi di Indonesia dan berencana melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI).
Sejauh ini masih belum ada informasi mengenai berapa banyak perusahaan rintisan yang akan didanai oleh Merah Putih Fund. Namun perusahaan rintisan dengan valuasi di atas US$200 juta dan mampu mendukung transformasi digital BUMN memiliki peluang besar untuk mendapatkan pendanaan.
Angin Segar bagi Perusahaan Rintisan Lokal
Merah Putih Fund menjadi angin segar bagi perusahaan rintisan lokal. Komitmen pemerintah untuk memberikan pendanaan membuat mereka tidak perlu lagi mencari pendanaan kepada ventura asing untuk mengembangkan bisnisnya.
Kekuatan ekonomi dan potensi pasar digital Indonesia begitu besar. Jumlah penduduk dan tingkat penetrasi internet yang tinggi menjadi modal awal bagi pasar digital dalam negeri. Penyediaan layanan digital yang mampu memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia perlu didukung oleh Merah Putih Fund.
Keberadaan Merah Putih Fund ini nantinya akan memberikan efek positif bukan hanya bagi perusahaan rintisan namun kepada masyarakat Indonesia yang merasakan layanan digital yang diberikan oleh perusahaan rintisan.
Dengan kata lain, Merah Putih Fund tidak hanya berorientasi kepada keuntungan namun juga berusaha untuk memberikan manfaat yang langsung terasa oleh seluruh masyarakat Indonesia. Oleh karena itu, perlahan ekosistem digital ini akan semakin membesar.
Pada tahap awal, Merah Putih Fund berfokus kepada pendanaan dan penyediaan talenta digital. Namun pada perkembangannya, aspek lain seperti pasar digital yang terdiri dari masyarakat perlu diedukasi supaya pasar digital dan perusahaan rintisan tumbuh bersama-sama.
Pada tahap ini, Merah Putih Fund bisa menggaet berbagai pihak untuk bekerja bersama-sama untuk mengedukasi pasar. Pasar yang bertumbuh maka akan membutuhkan permintaan baru yang pada akhirnya akan mendukung ekosistem pasar digital.