Pengertian Net Present Value
Net Present Value (NPV) adalah salah satu istilah dalam akuntansi dan laporan keuangan. Pemilik bisnis kadang perlu melakukan investasi untuk meningkatkan pendapatan bisnisnya. Sebelum mengambil keputusan hal ini, pemilik bisnis perlu menilai apakah investasi yang dilakukan akan memberikan keuntungan sesuai harapan. Salah satu metode yang dapat digunakan untuk menilai potensi keuntungan atau kerugian sebuah investasi dalam bisnis adalah net present value (NPV).
Rumus Net Present Value
NPV didefinisikan sebagai selisih antara arus kas masuk dan keluar yang ditarik ke masa kini. Perhitungan NPV melibatkan perhitungan arus kas pada tahun yang berbeda. Oleh karena itu, kita perlu memahami terlebih dahulu konsep time value of money.
Konsep ini menjelaskan bahwa nilai uang pada masa kini akan memiliki nilai yang berbeda pada masa yang akan datang. Perbedaan nilai inilah yang digunakan untuk menghitung nilai uang masa depan (future value) dan nilai uang masa kini (present value). Kita juga akan menggunakan konsep ini untuk menghitung NPV.
Untuk menghitung NPV, kita perlu mengurangi arus kas masuk dan arus kas keluar pada tahun berjalan dan menarik nilainya ke masa kini. Untuk lebih memahami, mari kita simak contoh berikut.
Contoh 1
Sebuah bisnis UMKM di bidang konveksi ingin membeli satu unit mesin sablon dengan harga Rp 20 juta. Pembelian alat ini akan menghasilkan arus kas masuk sebesar Rp 9 juta pada tahun pertama, Rp 10 juta pada tahun kedua dan Rp 12 juta pada tahun ketiga. Lalu kita gunakan rumus berikut.
PV = FV / (1+i)^n
Dengan
PV : present value (nilai saat ini)
FV : future value (nilai masa depan pada tahun ke n)
i : tingkat suku bunga*
n : periode tahun (tahun ke n)
*pada contoh ini tingkat suku bunga yang digunakan adalah 5%
PV tahun pertama = 9.000.000 /(1+0,05)^1 = Rp 8.571.429
PV tahun kedua = 10.000.000 /(1+0,05)^2 = Rp 9.523.810
PV tahun pertama = 12.000.000 /(1+0,05)^3 = Rp 11.428.571
Data tersebut kita gunakan untuk menghitung NPV dengan cara berikut.
NPV = Rp (8.571.429 + 9.523.810 + 11.428.571 – 20.000.000) = Rp 9.523.810
Pembelian satu unit mesin sablon seharga Rp 20 juta akan menghasilkan keuntungan sebanyak Rp 9,5 juta. Oleh karena itu, pembelian mesin sablon ini dapat dipertimbangkan karena nilai NPV nya positif (>0).
Contoh 2
Kita bandingkan dengan contoh kedua. Bisnis UMKM yang sama sedang mempertimbangkan untuk membeli beberapa unit mesin jahit dengan harga yang sama yaitu Rp 20 juta. Pembelian alat-alat ini akan menghasilkan arus kas masuk sebesar Rp 10 juta pada tahun pertama, Rp 12 juta pada tahun kedua dan Rp 14 juta pada tahun ketiga. Lalu kita gunakan rumus yang sama untuk menghitung NPV.
PV tahun pertama = 10.000.000 /(1+0,05)^1 = Rp 9.523.810
PV tahun kedua = 12.000.000 /(1+0,05)^2 = Rp 11.428.571
PV tahun pertama = 14.000.000 /(1+0,05)^3 = Rp 13.333.333
Data tersebut kita gunakan untuk menghitung NPV dengan cara berikut.
NPV = Rp (9.523.810 + 11.428.571 + 13.333.333 – 20.000.000) = Rp 14.285.714
Pembelian unit mesin jahit seharga Rp 20 juta akan menghasilkan keuntungan sebanyak Rp 14,2 juta. Nilai keuntungan yang diberikan lebih besar daripada pembelian mesin sablon. Oleh karena itu, dengan nilai investasi yang sama, pembelian mesin jahit lebih menarik karena memberikan keuntungan yang lebih besar.
Kelebihan Net Present Value
Metode NPV ini sudah banyak digunakan oleh para pemilik bisnis karena memiliki beberapa kelebihan. Apa saja kelebihannya? Mari simak uraian berikut.
- Memperhitungkan seluruh aliran arus kas selama masa investasi berlangsung
- Mempertimbangkan time value of money
- Mampu memproyeksikan berapa besar keuntungan atau kerugian yang diberikan dari sebuah rencana investasi bisnis
- Mempertimbangkan arus kas masuk di masa depan sehingga pengembalian modal lebih terlihat jelas setiap tahunnya
Meskipun begitu, NPV memiliki kekurangan yaitu tidak bisa menghitung berapa lama waktu yang dibutuhkan oleh suatu bisnis untuk mendapat keuntungan. Oleh karena itu, sebaiknya metode NPV ini dilengkapi dengan metode payback period (PBP) supaya kita bisa mengetahui berapa potensi keuntungan dari suatu investasi dan waktu yang diperlukan untuk mencapai keuntungan tersebut.