Agio Saham – Merupakan selisih lebih setoran pemegang saham di atas nilai nominalnya dalam hal saham dikeluarkan dengan nilai nominal. (Tertulis dalam peraturan BAPEPAM-LK nomor Kep-35/PM/2003 tanggal 30 September 2003). Agio terdiri dari 2 yaitu gio saham biasa dan agio saham treasury.
- Agio saham biasa. Yakni merupakan kekayaan bersih dari sebuah perusahaan yang diperoleh dari sebuah penilaian maupun penjualan saham di atas suatu nilai nominal. Contohnya seperti harga dari jual saham di angka Rp5.000 per lembar, kemudian nilai nominal Rp1.000 per lembarnya. Kemudian berdasarkan sebuah informasi yang sudah disampaikan, agio saham yang tercatat yakni Rp.4.000 per lembar sahamnya.
- Agio Treasury. Adalah merupakan saham sendiri yang sudah dibeli kembali serta disimpan dengan atas nama perseroan serta tidak dihentikan peredarannya bahkan secara formal. Contohnya: sebuah perusahaan menarik saham di angka 40.000 dari peredaran kemudian dengan harga Rp8.000 per sahamnya. Kemudian merekam angka debit serta kredit yang mana untuk mencerminkan transaksi dari penarikan saham dalam posisi keuangan.
Ilustrasi dari Agio Saham sebagai berikut ini:
- Awal Dari Pembentukan Perusahaan Berjenis Perseroan Terbatas (PT)
Contohnya: ada 5 orang berbeda, yang mana memiliki rencana akan membentuk sebuah perusahaan terutama dengan modal dasar sekitar 100 miliar rupiah. Kelima orang tersebut memberikan setoran modal masing-masing 5 miliar rupiah, yang mana modal terkumpul secara menyeluruh hingga 25 miliar.
Kemudian kelima orang tersebut sudah menyepakati bila saham perusahaan yang akan dibentuk nantinya diberi nominal 1.000 rupiah per lembar saham. Bisa juga dengan nominal berbeda diantaranya 2.000, 5.000, 10.000 dan nominal lainnya. Terlebih sesuai dengan kesepakatan bersama, maka kelima orang tadi akan memiliki sekitar 5 juta lembar saham. Setelah itu dibuatlah akta notaris untuk perusahaan yang sudah direncanakan sebelumnya.
Tepat di awal perusahaan dijalankan, maka akan didapatkan sebuah tabel yakni terkait struktur dari permodalan, persentase kepemilikan serta saham beredar. Yakni seperti tabel berikut:
Pemegang Saham | |||||
A | B | C | D | E | |
Modal disetor | 5.000 | 5.000 | 5.000 | 5.000 | 5.000 |
Nominal per lembar saham | 1.000 | 1.000 | 1.000 | 1.000 | 1.000 |
Jumlah lembar saham yang dimiliki pemegang saham | 5 | 5 | 5 | 5 | 5 |
Persentase dari kepemilikan | 20% | 20% | 20% | 20% | 20% |
Total modal disetor | 25.000.000.000 | ||||
Total saham yang beredar | 25.000.000 |
Modal yang masih dicadangkan (termasuk belum dikeluarkan)
Dalam portepel (Termasuk belum dikeluarkan maupun belum direalisasikan) | |
Modal yang belum disetor | 75.000.000.000 |
Nominal dari per lembar saham | 1.000 |
Saham yang masih belum dikeluarkan | 75.000.000 |
Dalam sebuah neraca perusahaan yakni pada bagian ekuitas akan muncul sebagai berikut:
Ekuitas | |
Modal | 25.000.000.000 |
Laba yang ditahan | 0 |
Agio saham | 0 |
Total Ekuitas | 25.000.000.000 |
- Operasional Dari Perusahaan Selama Waktu 3 Tahun
Tepat setelah perusahaan mulai beroperasi selama 3 tahun, perusahaan berkembang serta membukukan keuntungan bersih yakni sebesar 35 miliar. Kemudian dari keuntungan yang belum dibagikan pada pemegang saham, maka dari itu di dalam neraca perusahaan bagian Ekuitas akan terlihat seperti berikut:
Ekuitas | |
Modal | 25.000.000.000 |
Laba yang ditahan | 35.000.000.000 |
Agio saham | 0 |
Total Ekuitas | 60.000.000.000 |
Terlihat ekuitas dari perusahaan mengalami peningkatan sekitar 60 miliar.
- Ekspansi Dari Perusahaan
Perkembangan dari bisnis perusahaan semakin pesat serta hendak melakukan ekspansi usaha. Hal tersebut dengan tujuan melakukan ekspansi ini, maka perusahaan jelas membutuhkan dana baru atau segar sebesar 300 miliar.
Kemudian para pemegang saham yang sudah lama sepakat melepas sisa saham yang sudah di portepel yakni dengan jumlah 75 juta lembar jumlahnya. Dilihat dari tingkat keuntungan perusahaan serta perkiraan dari perkembangan perusahaan di waktu mendatang, maka pemegang saham sebelumnya menyepakati sisa saham yang sudah ada di portepel akan dijual per lembar. Sahamnya sekitar mencapai angka 5.000 rupiah.
Misalnya saja pelepasan dari sisa saham melalui sebuah mekanisme IPO terserap pasar. Maka perusahaan akan mendapat dana hasil penjualan dari sisa saham, yakni sekitar 75 juta lembar. Kemudian dengan total keseluruhan 375 miliar rupiah.
Bila kembali ke awal, nilai nominal saham per lembar 1.000 terjual 5.000 maka akan terdapat selisih sekitar 4.000. Dari selisih tersebut nantinya akan menjadi Agio Saham.
Itulah penjelasan mengenai pengertian agio saham dan juga contohnya. Jika anda ingin memulai suatu bisnis saham, ada baiknya untuk mengetahui terlebih dahulu pengertian saham dan juga istilah-istilah dalam saham a-z untuk membantu anda terjun ke dunia saham dengan mudah.