Investasi saham menawarkan return tinggi dan resiko besar. Return saham memang lebih tinggi dibanding deposito bahkan obligasi. Semakin tinggi keuntungan maka resiko pemegang saham juga semakin tinggi. Semua instrumen investasi pastilah memiliki tantangan, seperti halnya saham dan obligasi.
Kepemilikan saham dibagi menjadi dua tipe yaitu saham biasa dan saham preferen. Pengertian saham biasa merupakan pemilik saham atau investor yang membeli surat kepemilikan perusahaan melalui pasar modal.
Mengenal Tipe Pemegang Saham
Sebagai pemain pasar saham anda harus mengingat bahwa investasi saham tidak menghasilkan uang dalam waktu singkat. Agartidak bingung coba refresh kembali ingatan anda tentang pengertian investasi saham. Banyak hal bisa mempengaruhi kinerja saham di pasar modal. Perlu untuk anda cermati setiap saham yang anda miliki cara eksekusinya pun tak sama. Karena karakteristik saham serta sektor pasarnya sudah jelas berbeda.
Sebuah perusahaan membutuhkan investasi sebagai suplai modal bagi pendanaan program kerja mereka. Karena itu perusahaan akan mengeluarkan surat saham sebagian kecil dari total keseluruhan saham. Saham akan di pasarkan dalam pasar modal. Umumnya perusahaan menjual saham mereka secara bebas di pasar modal tidak lebih dari 15% total keseluruhan saham.
- Saham Biasa
Investor pemegang saham biasa pada sebuah perusahaan memiliki sertifikat atau surat bukti kepemilikan. Dengan demikian investor berhak memperoleh bagi hasil keuntungan dari perusahaan tersebut. Umumnya return yang ditawarkan bisa mencapai 20% per tahunnya. Pengaruh seorang investor bergantung pada seberapa besar saham yang dimiliki olehnya. Pemegang saham biasa berhak hadir dalam rapat direksi dan bisa mempergunakan hak suaranya dalam menetukan kebijakan.
- Saham preferen
Investor saham preferen lebih memiliki kontrol atas perusahaan. Saham preferen adalah gabungan kepemilikan saham biasa dengan obligasi. Hak sebagai pemegang saham pun diprioritaskan oleh pihak perusahaan. Modal yang diperlukan membeli saham preferen jauh lebih besar dari dana investasi pemegang saham biasa. Beredar asumsi yang mengatakan bahwa kepemilikan saham preferen berbeda level dengan pemegang saham biasa.
Berikut adalah perbandingan pemegang saham biasa dengan saham preferen:
- Saham Biasa berhak memberi hak suara dalam membuat kebijakan.
- Saham Biasa menerima return dari kepemilikan saham dan deviden yang dibagikan oleh perusahaan.
- Saham Biasa memiliki resiko besar yang harus dihadapi.
- Saham Preferen tidak memiliki hak suara dalam membuat kebijakan.
- Saham Preferen menerima deviden sebelum pemegang saham biasa.
- Saham preferen dapat melakukan klaim aset perusahaan sebelum peegang saham biasa saat perusahaan di likuidasi.
Resiko Sebagai Pemegang Saham
Di pasar modal terdapat begitu banyak saham perusahaan yang dipasarkan. Investor bisa memilih berbagai cara membeli saham di bursa efek, bisa melalui bank, perusahaan sekuritas, dan lainnya. Sebagai investor saham ada hal-hal penting yang perlu anda lakukan guna menghindari kerugian dalam berinvestasi. Secara umum faktor yang bisa menyebabkan resiko membeli saham, diantaranya :
- Capital Loss
- Likuiditas
- Suspend
- Delisting
- Pailit
- Tidak ada deviden
Namun disamping fakto-faktor diatas ada juga resiko yang harus di waspadai oleh pemegang saham. Saat memutuskan berinvestasi pada sebuah perusahaan dari pasar modal. Ditambah lagi ada cara membeli saham online bagi pemula. Investor harus bijaksana dalam mengambil keputusan agar tidak menyesal. Berikut ini faktor-faktor resiko yang harus di hadapi oleh pemegang saham, diantaranya :
- Memegang Saham Perusahaan Ber Fundamental Negatif
Investor yang hanya melihat trend pasar dan malas untuk mempelajari fundamental sebuah perusahaan. Akan dihadapkan pada resiko merugi. Analisis fundamental adalah faktor mutlak yang harus dilakukan oleh investor. Saat anda melewatkan tahap ini sama saja seperti membeli kucing dalam karung. Anda memiliki saham sebuah perusahaan. Tanpa mengetahui seperti apa kondisi keuangan, produksi, segmentasi pasar, dan industri terkini dari perusahaan tersebut. Tidak ada yang menjamin perusahaan sekelas blue chip terbebas dari likuidasi.
- Memilih Strategi Investasi Spekulatif
Investor tergiur harga saham murah sehingga mengambil keputusan spekulatif yang terburu-buru. Akibatnya memiliki saham dari perusahaan yang performanya tidak bagus. Sehingga saham tersebut sulit atau bahkan tidak bisa untuk di jual kembali. Lantaran tidak banyak yang berminat.
- Mengutamakan Kuantitas Bukan Kualitas
Keuntungan memiliki saham sebuah perusahaan bukan karena kuantitas lembaran saham yang anda punya. Melainkan pada kualitas dari prospek kerja jangka pendek dan jangka panjang sebuah perusahaan. Investor pemula mengejar jumlah kepemilikan saham sehingga terjebak pada saham receh.
- Keliru Memilih Sektor Pasar
Harga saham sangat sensitif terhadap situasi pasar. Membeli saham hanya karena trend bisa membuat investor membeli saham diatas harga wajar dan menjual dibawah harga seharusnya. Karena tidak memahami betul sektor pasar dari saham yang dimiliki. Saat anda dihadapkan pada situasi seperti harga suku bunga tinggi. Coba untuk tenang dan tidak tergesa-gesa menjual saham anda.
Berinvestasi saham memang sangat menarik jika melihat prospek dan return yang dihasilkan. Tetapi fakta tersebut harus diimbangi dengan skill serta pengetahuan dalam berinvestasi. Sayangnya masih banyak investor pemula yang belum paham bagaimana cara menjadi pemilik saham yang benar. Sehingga harus dihadapkan pada situasi merugi. Analisa dan strategi sahammemang wajib untuk dilakukan.
Kebutuhan akan modal yang semakin besar seperti membuat inovasi produk terbaru, biaya produksi perusahaan, pemasaran. Membuat perusahaan membuka kesempatan bekerjasama dengan para investor. Agar proses kerja perusahaan tidak terganggu pilihannya adalah mengeluarkan surat hutang, menjual sebagian saham dan pinjaman bank.