Sama seperti halnya investasi lain, pergerakan harga saham juga ditentukan oleh jumlah permintaan (pembelian) dan penawaran (penjualan) saham. Bahkan, boleh dibilang pergerakan harga saham relatif lebih bebas daripada komoditas lain, sebab intervensi pemerintah di pasar modal seperti pajak dan subsidi lebih minim atau bahkan tidak ada.
Oleh karena itu, banyak sekali istilah yang harus Anda pahami untuk menganalisis kondisi pergerakan saham ini. Termasuk diantaranya adalah salah satu jenis trend saham, yaitu saham sideways.
Pengertian Saham Sideways
Sebelum memasuki pengertian saham sideways ada baiknya Anda memahami istilah bullish dan bearish dalam saham terlebih dahulu. Bullish adalah kondisi dimana harga saham mengalami kenaikan dalam jangka waktu yang cukup lama. Kondisi ini disebabkan oleh jumlah pembelian saham tersebut lebih banyak daripada jumlah saham yang ditawarkan.
Sebaliknya, kondisi bearish adalah kondisi dimana harga saham terus menerus mengalami penurunan dalam periode yang cukup lama. Kondisi ini disebabkan oleh lebih banyak jumlah saham yang dijual oleh para investor daripada saham yang dibeli.
Diantara dua kondisi tersebut di atas, ada kondisi sideways yaitu kondisi dimana jumlah saham yang dijual nyaris sama dengan jumlah saham yang dibeli sehingga harga saham cenderung datar. Hal ini bisa terjadi karena saham tersebut masih mencari pola harga yang baru setelah beberapa saat mengalami naik turun karena trend tertentu.
Sama seperti mencari level support dan resistance saham, saat saham berada di titik sideways, investor juga perlu meneliti lebih lanjut untuk mendapatkan keuntungan maksimum. Oleh karena itu, Anda perlu memahami indikator-indikator apa saja yang mengindikasikan bahwa saham yang Anda miliki saat ini sedang dalam posisi sideways.
Indikator Saham Sideways
Secara sederhana, Anda mungkin bisa mendeteksi bahwa saham yang Anda miliki sedang berada di posisi sideways ketika harga saham tersebut cenderung datar-datar saja. Kalaupun ada peningkatan dan penurunan harga, tingkat peningkatan atau penurunan tersebut tidak signifikan.
Akan tetapi, cara ini terbilang masih belum cukup untuk menggali informasi dari pergerakan harga saham Anda. Berikut ini indikator-indikator teknis lain yang bisa Anda gunakan untuk mendeteksi saham sideways dan menentukan keputusan berdasarkan informasi tersebut:
Indikator Overlay
Indikator overlay adalah indikator teknis yang digunakan untuk menganalisis pergerakan harga saham. Dalam indikator ini, ada garis yang beruba- ubah yang terletak di atas dan di bawah kurva trend harga dalam periode waktu tertentu.
Indikator jenis ini terbagi lagi menjadi beberapa indikator, seperti Bollinger Bands, Williams Alligators dan Parabolic SAR. Masing-masing indikator ini dapat Anda gunakan untuk mencari indikasi bahwa saham Anda sedang mengalami kondisi sideways dan kapan harga saham tersebut kira-kira akan naik lagi.
Indikator Williams Alligators misalnya, harga saham diperkirakan mengalami sideways ketika kurva-kurva pada indikator tersebut bergerak ke arah yang sama dan paralel. Sebaliknya, jika kurva-kurva tersebut bergerak berlawanan arah, itu artinya saatnya Anda membeli saham baru atau menjual saham milik Anda.
Indikator Oscillator
Indikator Oscillator adalah indikator yang menggambarkan titik tertinggi dan titik terendah harga saham secara terpisah pada sebuah periode yang sangat pendek ke dalam kurva yang baru. Kurva ini bisa terletak di atas atau di bawah kurva pergerakan harga saham milik Anda.
Sama seperti indikator overlay, indikator oscillator juga terbagi menjadi beberapa jenis indikator yaitu. Accelerator Oscillator (AO), Relative Strength Index (RSI), Average Directional Index Movement (ADX). Anda bisa memilih salah satu atau dua di antara indikator ini untuk menentukan apakah saham Anda sedang dalam posisi sideways atau tidak dan membantu Anda menentukan apa yang harus Anda lakukan.
Jika Anda menggunakan indikator Average Directional Index Movement (ADX) misalnya, Anda dapat menyimpulkan bahwasanya apabila nilai ADX pergerakan harga saham Anda lebih dari 30, maka kemungkinan besar harga saham tersebut masih akan menghadapi fluktuasi.
Sebaliknya, jika nilai ADX saham Anda lebih rendah dari 30 atau bahkan 25, maka saham tersebut berada dalam posisi sideways.
Strategi saat Harga Saham di Posisi Sideways
Ketika harga sebuah saham berada di dalam posisi sideways, banyak investor menghadapinya dengan menunggu. Kegiatan menunggu di sini sembari mengamati seberapa lama kondisi ini akan terjadi dan menganalisis beberapa hal berikut ini untuk menetapkan keputusan selanjutnya:
- Kondisi Saham Itu Sendiri
Kondisi disini meliputi pergerakan harga saham tersebut dalam jangka waktu yang lebih panjang, kondisi fundamental perusahaan yang menerbitkan saham tersebut, sektor industri saham tersebut dan sentimen-sentimen yang sekiranya akan mempengaruhi harga saham itu.
Apabila dalam jangka panjang pergerakan harga saham tersebut masih bisa Anda tolerir, kondisi fundamental perusahaan bagus serta ada potensi sentimen positif, maka ada baiknya Anda membeli saham tersebut begitupun sebaliknya. Namun, apabila kondisi pasar sedang choppy (tidak beraturan), ada baiknya Anda menunggu lebih lama lagi.
- Kondisi Indeks
Pergerakan nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) seringkali mewakili sentimen ekonomi nasional dan global yang sedang berlaku. Perhatikan indeks ini dan hubungannya dengan saham yang Anda miliki untuk menentukan keputusan terbaik.
Perlu diingat bahwasanya meskipun terjadi dalam periode waktu yang cukup lama, kondisi sideways tidak berjalan selamanya, sehingga Anda tidak perlu panik.