Setelah pada artikel sebelumnya kita membahas uang komoditas, kini saatnya Anda memahami apa itu uang fiat atau fiat money. Sebab, setelah uang komoditas terutama emas tidak lagi digunakan, hingga kini masyarakat di dunia menggunakan uang jenis ini.
Pengertian Uang Fiat
Fiat money atau uang fiat adalah jenis uang yang diterbitkan oleh pemerintah suatu negara dan nilai uang tersebut tidak berdasarkan komoditas tertentu sebagaimana uang komoditas. Oleh karena itu, nilai fiat money tidak bergantung pada nilai intrinsik bahan pembuat uang, melainkan bergantung pada tingkat permintaan dan penawaran uang tersebut serta tingkat kepercayaan publik atas pemerintah yang menerbitkan uang itu.
Uang kertas dan logam yang saat ini banyak dipakai di seluruh dunia adalah contoh dari uang jenis ini. Tentu nilai nominal yang terpampang di uang tersebut tidak mewakili nilai intrinsik pembuatan uang itu melainkan hanya sebagai nilai nominal saja. Umumnya, nilai intrinsik uang tersebut jauh lebih rendah daripada nilai nominal.
Hal ini memungkinkan otoritas moneter untuk memproduksi uang sesuai yang mereka inginkan meskipun tetap harus dikontrol sebab beberapa kekurangan yang akan kita bahas nanti.
Selain uang kertas dan uang logam sebagaimana yang telah disebutkan di atas, fiat money juga bisa jadi uang jenis lain. Uang jenis lain ini seperti uang-uang yang telah dinyatakan sah sebagai alat tukar oleh pemerintah seperti uang digital, atau uang dalam bentuk komoditas yang nilai intrinsiknya kurang berharga tapi jumlah supply-nya banyak (fiduciary money).
Sejarah Uang Fiat
Fiat money baru banyak dipakai oleh masyarakat dunia pada tahun 1970-an ketika presiden Amerika Serikat saat itu, Richard Nixon mengumumkan bahwa nilai dolar Amerika Serikat kini tidak didasari dengan harga emas lagi. Dengan demikian, nilai dolar AS murni hanya dipengaruhi jumlah permintaan dan penawaran uang tersebut serta tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah.
Meskipun tampaknya baru banyak digunakan pada akhir abad ke-20, namun sebenarnya sejarah penggunaan fiat money dapat ditelusuri hingga zaman China kuno. Tercatat pada abad ke-10 Masehi, dinasti Song dari China menerbitkan uang kertas. Walaupun nilai uang kertas tersebut berdasarkan nilai emas, perak dan sutra pada saat itu, namun pemerintah dinasti ini melarang penukaran komoditas tersebut dengan uang.
Kelebihan Uang Fiat
- Lebih Mudah Mengikuti Perkembangan Ekonomi
Berbeda dengan uang komoditas yang nilainya berdasarkan sumber daya yang jumlahnya terbatas, fiat money umumnya diproduksi dari sumber daya yang dapat diperbaharui sehingga jumlah uang yang dapat diproduksi oleh otoritas moneter dapat mengikuti perkembangan ekonomi.
- Fiat Money dapat Memenuhi Fungsinya sebagai Uang
Fungsi uang dalam suatu negara antara lain sebagai alat tukar, media penyimpan nilai dan sebagai satuan hitung. Walaupun nilainya tidak berdasarkan satu komoditas tertentu, uang fiat masih bisa memiliki fungsi penuh di atas sehingga hingga kini, uang jenis ini sangat banyak digunakan.
Kekurangan Uang Fiat
- Lebih Rentan Terhadap Inflasi
Karena fiat money diproduksi dari sumber daya yang dapat diperbaharui, jumlah supply uang jenis ini dalam beberapa kasus sering berlebihan. Jumlah supply yang terlalu banyak ini menimbulkan tingkat inflasi yang lebih tinggi daripada yang seharusnya.
Apalagi saat ini, telah banyak beredar uang digital yang notabene hanya berupa angka (bukan kertas atau koin) dan tidak didasarkan pada harga komoditi apapun.
Kasus inflasi berlebihan (hyperinflation) ini pernah terjadi di Jerman pada tahun 1921-1923. Ketika itu, pemerintah Jerman dipaksa untuk membayar kerugian akibat perang dunia pertama dan tidak bisa mengakses emas sebagai dasar nilai uang pada saat itu (gold standard).
Akibatnya, pemerintah Jerman terpaksa mencetak dan mengedarkan uang dengan tanpa berdasar pada komoditas apapun dan melebihi yang seharusnya. Karena jumlah supply uang terlalu banyak, harga-harga komoditas naik dengan tanpa terkendali.
Jumlah supply fiat money yang tidak terbatas ini juga mengakibatkan krisis finansial di Amerika Serikat pada tahun 2008. Bedanya dengan Jerman, krisis ini dipicu supply fiat money dalam bentuk sekuritisasi surat berharga yang tidak berdasarkan pada aset riil di dunia nyata.
- Dibandingkan dengan Uang Komoditas, Nilai Uang Fiat Lebih Fluktuatif
Hal ini disebabkan karena nilai uang fiat hanya berdasarkan kepercayaan publik terhadap suatu mata uang dan pemerintah yang menerbitkan uang tersebut. Semakin tinggi kepercayaan publik, maka nilai tukar uang tersebut (terutama terhadap dolar) akan semakin kuat, begitupun sebaliknya. Ini tentu saja berbeda dengan emas yang kualitasnya di mana pun relatif tetap sama.
- Harus Dikontrol oleh Pemerintah
Demi menghindari krisis serupa tahun 1921, 1929, 1998 dan 2008 agar tidak terjadi lagi, mau tidak mau jumlah fiat money yang beredar di masyarakat harus dikontrol oleh pemerintah.
Dalam hal ini, institusi pemerintahan yang bertugas mengatur fiat money ini di Indonesia adalah Bank Indonesia untuk level makro dengan bantuan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada level mikro.
Tujuannya adalah agar jumlah money supply di Indonesia dapat dikontrol dengan baik sehingga tingkat inflasi juga dapat ditargetkan sesuai dengan kondisi ekonomi yang sedang berjalan.