Berinvestasi saham saat ini mudah dijangkau. Anda mudah membeli saham melalui aplikasi trading online dari perusahaan sekuritas terpercaya, mengikuti perkembangan berita dan analisis saham di situs-situs analis kredibel, bahkan menggali informasi tentang saham lewat sosial media.
Meski demikian, ada baiknya jika Anda memiliki strategi investasi saham jangka panjang. Dengan begitu, risiko investasi saham jangka panjang dapat dikurangi. Caranya adalah dengan menghitung risiko investasi saham. Berikut cara menghitungnya.
1. Pahami prospektus saham perusahaan
Memahami prospektus saham perusahaan artinya Anda membaca seperti apa perusahaan tersebut, bergerak di bidang apa, siapa profil pendiri dan orang yang menjalankannya, kapan perusahaan itu berdiri, bagaimana perusahaan itu berjalan, apa saja produk yang dikeluarkan, mengapa produk itu dikeluarkan dan sebagainya.
Langkah tersebut merupakan jalan awal bagi investor pemula. Setidaknya Anda kenal dan paham produk dari perusahaan tersebut sebelum melakukan kegiatan jual dan beli saham untuk pemula.
2. Harga saham murah belum tentu baik, begitu pun sebaliknya
Anggapan ini termasuk yang tidak tertulis, namun diamini sebagian besar investor. Pada kenyataannya, harga saham yang murah belum tentu baik untuk Anda. Bisa-bisa malah membuat jantung Anda copot karena fluktuasi harga yang ekstrem di bursa dan ditandai sebagai emiten yang tidak transparan laporan keuangannya.
Bahkan, harga saham mahal juga belum tentu untung bagi Anda. Mungkin saja valuasinya bagus, namun bila dana khusus investasi saham tidak mencukupi dan malah memberatkan Anda, tentu tidaklah bagus untuk kondisi keuangan Anda bukan? Inilah juga yang menjadi pertanda menjadi risiko pemegang saham sebuah perusahaan.
3. Pahami jenis-jenis risiko investasi saham
Ada lima risiko investasi di pasar modal yang kerap terjadi dan menjadi permasalahan dalam dunia paar modal, yaitu :
- Risiko emosional,
- Risiko bisnis perusahaan,
- Risiko likuiditas atau seberapa cair saham tersebut jika dijual,
- Risiko nilai tukar mata uang sebuah negara, dan
- Risiko kondisi ekonomi dan politik.
Ditambah lagi risiko investasi saham seperti risiko sistematik dan risiko tidak sistematik di saham sebagai berikut.
- Risiko sistematis: risiko bersifat menyeluruh yang tidak bisa dihilangkan melalui diversifikasi saham. Misalnya inflasi, kenaikan/penurunan tingkat suku bunga, kondisi sosial dan politik, dll.
- Risiko tidak sistematis: risiko yang bisa dikurangi dengan pembentukan portofolio investasi. Misalnya risiko kegagalan perusahaan, risiko finansial, dan risiko manajemen.
Sebagai tips, pahami proses bisnis sebuah perusahaan yang Anda incar dan bagaimana risikonya terhadap aset investasi Anda. Sehingga, Anda bisa mendapatkan laba maksimal dengan risiko terkontrol.
3. Menghitung rasio risk/reward
Agar lebih mudah, mari hitung rasio risk/reward melalui rumus menghitung rasio laba. Contoh kasus, jika Anda beli saham 1 lot seharga 3.800, dan dijual kembali dengan harga 4.000, maka Anda mendapatkan laba sebesar 200. Ketika Anda membeli 50 lot, maka laba yang didapat sebesar 10.000. Bagaimana rasio laba/imbal baliknya? Berikut pembahasannya.
- Menghitung rasio laba/imbal balik
Menghitung rasio laba/imbal balik penting dipahami investor. Rasio ini merupakan perbandingan antara laba dibanding imbal balik. Maka rumus rasionya adalah:
Rasio laba/imbal balik = laba / (harga saham x 100 lembar)
Jika diaplikasikan ke kasus di atas, maka rasio laba/imbal balik = 10.000/380.000 = 0,026. Dengan demikian, investor akan mempertimbangkan rasio imbal balik dan risiko sebagai bahan pertimbangan keputusan investasi.
4. Menghitung nilai risiko (value at risk / VAR)
Menurut situs Indopremier.com, Menghitung nilai risiko atau value at risk (VAR) berguna untuk menghitung seberapa buruk kerugian yang terjadi pada suatu investasi, dengan tingkat keyakinan tertentu selama satu periode tertentu. Tingkat keyakinan ini sebenarnya berasal dari pernyataan yang berisi peluang-peluang berdasarkan karakteristik statistik dari investasi.
Penghitungan nilai risiko ini berkaitan dengan sisi psikologis, yang menunjukkan bahwa investor sepenuhnya cenderung menghindari kerugian. Sehingga lebih memprioritaskan diri untuk menghitung rasa sakit yang berhubungan dengan kerugian daripada rasa nyaman yang berhubungan dengan keuntungan. Ilustrasi ini diperkenalkan oleh Amos Tversky dan Daniel Kaneman pada tahun 1979, yang membahas tentang perilaku keuangan.
5. Menghitung tingkat pengembalian (return)
Menghitung tingkat pengembalian (return) diperlukan guna sebagai bahan evaluasi investasi. Ada dua jenis yakni:
- Expected return (tingkat pengembalian yang diharapkan): Tingkat pengembalian yang diharapkan pada masa depan oleh investor.
- Realized return (tingkat pengembalian yang sebenarnya): Tingkat pengembalian yang sebenarnya ini adalah hasil dari peluang dan tingkat keuntungan.
Sementara itu, return investasi biasa dikenal sebagai capital gain atau pendapatan dari selisih harga jual dan beli, serta pendapatan dari bunga, deviden, atau arus kas.
Dengan mengetahui cara menghitung risiko investasi saham, secara otomatis Anda tahu pula cara meminimalisir risiko investasi saham. Semoga cara menghitung risiko investasi saham dapat membantu Anda memutuskan kapan waktu transaksi yang tepat dan menguntungkan.