Mata uang kripto kini semakin menarik untuk dijadikan instrumen investasi. Diantara ribuan mata uang kripto yang saat ini beredar di pasaran, Ethereum atau ETH menjadi mata uang kripto dengan nilai kapitalisasi pasar terbesar kedua setelah Bitcoin.
Menurut laman resmi Indodax, nilai tukar Ethereum ke rupiah per tanggal 4 Oktober 2021 adalah sebesar 47.713.000 per koin ETH. Harga ini hanya ‘kalah’ dengan Bitcoin yang pada saat yang bersamaan sudah mencapai 680.035.000 rupiah. Ini membuktikan bahwa banyak investor di dunia yang percaya bahwa investasi di ETH cukup menguntungkan.
Namun, apakah benar demikian? Simak ulasan kelebihan dan kekurangan Ethereum berikut ini sebelum Anda memutuskan untuk memilih mata uang kripto ini untuk aset investasi.
Kelebihan
- Pengembangnya yang Jelas
Ethereum dikembangkan oleh Vitalik Buterin, seorang ahli blockchain berdarah Kanada dan Rusia. Buterin menggandeng Thiel Fellowship untuk mendapatkan pendanaan demi mengembangkan mata uang kripto ini. Setelah melewati proses selama kurang lebih 2 tahun, ETH kemudian diluncurkan secara resmi pada tahun 2015.
Sejarah dan developer yang jelas ini menarik minat para investor untuk membeli aset ini. Mengingat sebagaimana aset kripto lainnya, peran pengembang dalam menjalankan sistem transaksi mata uang kripto sangatlah penting sehingga dibutuhkan pengembang yang kredibilitasnya diakui.
Meskipun demikian, ETH memiliki komunitas developer yang memiliki anggota sangat banyak. Developer anggota ini berperan dalam mengembangkan sistem ETH untuk menjadi lebih baik lagi.
- Sistem yang Terdesentralisasi
Ethereum adalah mata uang kripto terbesar kedua di dunia yang menggunakan sistem yang terdesentralisasi. Kelebihan sistem yang terdesentralisasi ini adalah adanya kemungkinan intervensi yang lebih rendah dan sistem transaksi yang dapat berjalan lebih cepat.
- Smart Contracts
Ethereum memiliki sistem yang bernama Smart Contracts. Dalam sistem ini, Anda dapat mengotomasi setiap sistem, aplikasi atau dokumen yang Anda unggah dan pindahkan melalui Ethereum dengan tanpa keterlibatan pihak ketiga.
Contoh, ketika Anda ingin membeli sebuah rumah tentu saja Anda dan pihak penjual perlu akta jual beli, SHM dan lain sebagainya yang hanya bisa Anda peroleh melalui Pejabat Pengurus Akta Tanah (PPAT) atau BPN.
Namun, dengan menggunakan sistem ini, penjual dapat mengunggah akta ke sistem dan mengganti nama yang tertera di akta tersebut dengan nama Anda secara otomatis. Ini memungkinkan terjadinya transaksi bisnis yang lebih efektif dan efisien.
Kekurangan
- Kecepatan Akses yang Bisa Lambat
Meskipun sistem yang terdesentralisasi memungkinkan kecepatan transaksi yang lebih baik daripada sistem terpusat, namun tidak menutup kemungkinan jaringan ETH bisa slow atau bahkan down.
Buruknya lagi, masing-masing developer tidak bisa memperbaiki hal ini secara langsung sebab, jika mereka ingin memperbaikinya, artinya mereka harus memperbaiki sistem transaksi ETH secara keseluruhan.
- Bahasa Pemrograman yang Sulit
Sistem blockchain dalam ETH dikenal memiliki bahasa pemrograman yang sulit. Ini artinya, jika ada pengguna atau developer yang ingin membuat aplikasi melalui ETH, mereka harus membuat aplikasi tersebut dengan bahasa pemrograman yang susah dimengerti.
Akibatnya, banyak aplikasi dan smart contract yang dibangun dengan sistem mata uang ini memiliki kelemahan yang memungkinkan peretas bisa masuk ke dalam sistem.
- Tingkat Volatilitas yang Tinggi
Kelemahan ini sebenarnya adalah kelemahan mata uang kripto secara umum. Seperti yang sudah banyak diketahui, mata uang kripto adalah aset yang sangat likuid sehingga memiliki volatilitas harga yang tinggi.
Nah, itu tadi kelebihan dan kelemahan investasi menggunakan Ethereum. Sekali lagi, harga mata uang kripto ini cukup mahal, sehingga Anda perlu berhati hati sebelum memutuskan berinvestasi di sini atau tidak.