Apakah Anda sedang berinvestasi? Atau baru memulai? Atau justru masih bimbang memilih instrumen investasi? Setiap jenis investasi emang memiliki keuntungan menggiurkan. Tetapi juga risiko yang harus ditelan dan dirasakan.
Boleh saja Anda senang dengan keuntungan yang ditawarkan. Tetapi, jika oleng sedikit saja dan lupa akan risikonya. Maka bukan tidak mungkin, Anda tidak mendapatkan return atau keuntungan dari yang diusahakan.
Ada beberapa jenis investasi jangka pendek, seperti obligasi, reksadana pasar uang dan deposito. Namun ada beberapa risiko yang juga menghantui bila ingin investasi jangka pendek, walaupun mungkin tidak nampak di depan. Karena investasi jangka pendek ini, sebenarnya berbanding lurus dengan pertambahan risiko.
Berikut adalah beberapa risiko investasi jangka pendek, yang harus dipertimbangkan:
1. Pergerakannya Sangat Cepat
Karena jangkanya pendek, sebaiknya Anda lebih sering mengecek atau memantaunya. Mengawasi setiap pergerakan investasi jangka pendek yang Anda lakukan. Karena pergerakan instrumen yang lebih cepat, Anda harus benar-benar menyediakan waktu untuk menjaga prospeknya, tidak seperti investasi jangka panjang, yang bisa Anda biarkan sejenak.
Bahkan ketika Anda sedang benar-benar membutuhkannya dan ingin mengambilnya, maka bukan tidak mungkin keuntungan yang didapat sangat kecil. Jika Anda salah memilih waktu untuk menarik investasi tersebut, bisa jadi justru tidak ada hasilnya.
2. Butuh Banyak Waktu Luang
Justru karena jangkanya pendek, Anda harus memiliki waktu luang yang cukup. Seperti yang sudah disebutkan, pergerakan instrumen yang sangat cepat, maka membuat Anda perlu banyak waktu. Jika waktu Anda terbatas, sebaiknya jangan sembarang pilih instrumen. Kegagalan bisa dengan mudah diterima, karena keterbatasan waktu investor dalam memonitoring dan menganalisa.
3. Dipengaruhi Inflasi
Investasi jangka pendek sangat dipengaruhi inflasi. Karena itulah return dari investasi bisa semakin berkurang. Tingkat kerentanan terhadap inflasi dipengaruhi oleh nilainya yang tidak mampu bersaing dengan tingkat inflasi tahunan. Sayangnya, return tidak hanya berkurang karena inflasi saja, tetapi juga besarnya pajak.
4. Nilai Fluktuatif
Nilai dari asset investasi jangka pendek lebih fluktuatif. Hal ini juga sangat mempengaruhi dalam memperkuat atau justru melemahkan finansial Anda sendiri. Bukan tidak mungkin Anda tidak mendapatkan keuntungan apapun, karena gelombang yang sangat fluktuatif.
5. Keuntungan Relatif Kecil
Salah satu jenis investasi jangka pendek adalah deposito yang suku bunganya sangat kecil. Belum lagi jika dikurangi biaya admin dan lain-lain. Keuntungannya memang lebih besar daripada tabungan biasa. Tetapi tidak akan sebesar investasi jangka panjang. Selain itu dana modal yang disetor, lebih besar jumlahnya daripada tabungan biasa.
6. Efek Compounding Tidak Signifikan
Ini berkaitan dengan bunga, yaitu bunga berbunga (bergulung), yang lazim terjadi di dunia perkreditan atau perinvestasian. Karena jangka waktunya relatif cepat, maka efek compounding tidak begitu nampak. Tidak seperti investasi jangka panjang, yang efek compounding-nya lebih signifikan. Bahkan mampu mendongkrak valuasi dana setiap waktu.
7. Kerugian
Jika Anda mencoba berinvestasi lewat Forex, padahal masih pemula dan belum menguasai ilmunya, lebih baik tinggalkan. Karena, sudah banyak yang hanya coba-coba dan tidak tahu ilmunya, justru mengalami kerugian. Bahkan kehilangan dana hingga 100%. Atau pahitnya, tertipu. Jangankan keuntungan, balik modal pun tidak.
8. Butuh Belajar Banyak
Dalam hal apapun, belajar dan memahami adalah faktor mutlak, termasuk berinvestasi. Meskipun terbilang mudah dipelajari, tetapi jika Anda tidak memahami pergerakannya dengan baik, kegagalan sudah menunggu di depan.
Karena return yang bisa berkurang seiring pergerakan inflasi dan ketidakpastian nilai asset. Sebaiknya Anda mengulang lagi investasinya, setelah mencairkan dana. Butuh pengalaman dan waktu agar bisa meraih keuntungan yang lebih besar lagi.
9. Risiko Beberapa Instrumen
Instrumen dalam investasi jangka pendek memiliki keuntungan dan risiko masing-masing. Beberapa risiko yang harus Anda waspadai seperti:
- Obligasi Negara Ritel, modal minimalnya Rp 3 juta dengan jangka waktu investasi selama 3 tahun.
- Fintech Peer-to-Peer Lending (P2P lending), memiliki risiko yang tinggi. Butuh pengetahuan yang mendalam jika memilih instrumen ini.
- Deposito, jika Anda menarik dana sebelum jatuh tempo dari waktu yang telah ditentukan dan disepakati, bisa mendapat denda (pinalti).
Profil Investor
Kemudian jika Anda sudah memahami risikonya atau bahkan mengalaminya, Anda harus dapat memahami profil investor seperti apakah Anda. Ada beberapa profil investor berdasarkan pola risiko dalam berinvestasi, diantaranya adalah:
- Agresif
Golongan investor yang berani menginvestasikan sebagian besar dananya, ke dalam instrumen yang risikonya tinggi.
- Moderat
Yaitu golongan investor yang memilih membagi rata dananya. Sebagian diinvestasikan ke instrumen dengan risiko tinggi, sebagiannya dialihkan ke yang lebih rendah risikonya.
- Konservatif
Inilah golongan investor yang prihatin. Karena mereka hanya menginvestasikan sebagian besar dananya ke instrumen berisiko rendah.