Proses menjalankan sebuah bisnis memerlukan banyak langkah dan strategi agar tetap bertahan dan berkembang secara berkelanjutan. Secara umum, terdapat dua strategi perusahaan untuk bertumbuh/Growth strategy, yaitu strategi organik dan anorganik.
Strategi organik dilakukan dalam internal perusahaan sendiri, seperti memperluas pasar, menambah produksi, atau membuat produk baru. Sementara strategi anorganik ialah dengan menggabungkan atau membeli perusahaan lain baik secara aset atau saham. Strategi ini sering disebut dengan akuisisi.
Secara sederhana, akuisisi berarti pengambilalihan kepemilikan sebuah perusahaan dengan cara membeli sebagian saham perusahaan yang dituju. Meski demikian, kedua perusahaan tetap dapat beroperasi sebagai badan hukum yang berdiri sendiri.
Akuisisi dapat menjadi suatu langkah dan keputusan bagi suatu perusahaan dalam menjalankan bisnis. Alasan yang sering dikemukakan ialah dapat mencapai target besar dan pertumbuhan yang lebih cepat.
Berdasarkan keterkaitan dengan jenis usaha, terdapat tiga jenis akuisisi, yaitu:
Contents
1. Akuisisi Horizontal
Yaitu akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap perusahaan yang bergerak dalam bidang yang sama. Biasanya merupakan perusahaan kompetitor. Baik karena produknya sama atau target pasarnya berdekatan. Tujuan akuisisi ini ialah melebarkan pangsa pasar, memperkuat basis pasar, atau mengurangi kompetitor di pasaran.
Contoh akuisisi horizontal:
- Indosat membeli 70% saham Satelindo
- Facebook mengakuisisi WhatsApp pada tahun 2014 Awalnya nilai akuisisi yang disepakati ialah 19 miliar dollar amerika atau senilai 243 triliun rupiah. Namun, pada proses akhir akuisisi, nilainya naik menjadi 22 miliar karena saat itu harga saham WhatsApp naik.
- Kimberly Clark akuisisi PT Softek Indonesia sebesar 17.6 Triliun.
- Bank asal Thailand, Bangkok Bank mengakuisisi saham bank permata 89.12% di mana nilai akuisisinya ialah 36.6 Triliun
- Bank Bukopin diakuisisi oleh Bank asal Korea Selatan yaitu Bank KB Kookmin sebanyak 67% total saham.
- Mitra Keluarga Karyasehat mengakuisisi Bina Husada Gemilang sebanyak 80% sahamnya.
- HP mengakuisisi salah satu kompetitornya yaitu Compaq senilai 19 miliar US Dollar.
2. Akuisisi Vertikal
Yaitu akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap perusahaan yang bergerak dalam satu rantai produksi yang sama. Baik itu dengan perusahaan hilir yang berperan sebagai produsen atau jaringan distribusi, maupun dengan perusahaan hulu yang berperan sebagai pemasok. Tujuan akuisisi ini adalah terjaminnya pasokan produksi, mempermudah penjualan barang, menjaga harga barang di pasar.
Contoh akuisisi vertikal:
- Facebook mengakuisisi Giphy, sebagai produsen GIF popular, senilai 400 juta US Dollar. Hal ini dilakukan agar Facebook memiliki pustaka GIF yang lebih kaya.
- Spotify mengakuisisi perusahaan podcast asal Amerika, Megaphone pada November lalu. Nilai akuisisinya sebesar 235 juta US Dollar. Tujuannya ialah untuk meningkatkan pemasukan lewat iklan podcast.
- Gojek mengambil alih saham PT Bank Jago Tbk pada pertengahan Desember 2020 kepemilikannya bertambah menjadi 22%
- Emiten menara telekomunikasi, PT Tower Bersama Infrastructure Tbk. Mengakuisisi PT Inti Bangun Sejahtera senilai 280 juta US Dollar.
- Dell membeli perusahaan data storage EMC pada 2015 sebesar 67 miliar US Dollar.
- IBM mengakuisisi Red Hat. Akuisisi ini dinilai sebagai akuisisi terbesar perusahaan perangkat lunak dunia senilai 34 miliar US Dollar.
3. Akuisisi Konglomerasi/Diversifikasi
Yaitu akuisisi yang dilakukan oleh perusahaan terhadap perusahaan lain yang tidak memiliki keterkaitan ataupun kesamaan dengan bisnis yang sedang dijalankan. Tujuan akuisisi ini adalah memperbesar kerajaan bisnis konglomerat, mengejar pertumbuhan di luar industri utama, dan menunjang portofolio grup perusahaan.
Contoh akuisisi konglomerasi/diversifikasi:
- Microsoft membeli divisi hardware Nokia pada tahun 2013 senilai 7.2 miliar US Dollar. Namun rencana Microsoft untuk masuk pasar smartphone tidak berjalan mulus.
- Nvidia merupakan perusahaan produsen chip grafis asal Amerika mengakuisisi ARM yaitu perusahaan kecerdasan buatan (AI) sebesar 40 miliar US dollar. Tujuannya agar bisa mengintegrasikan teknologi AI untuk inovasi di bidang kesehatan, robot, dan self-driving car.
- Google mengakuisisi Waze pada tahun 2013 senilai 1.1 miliar US Dollar.
- Microsoft membeli LinkedIn dengan nilai 25.3 miliar US Dollar pada tahun 2016.
- Ovo mengakuisisi Bareksa dan Taralite untuk memperluas jangkauan dan layanan Ovo pada kedua platform tersebut.
- PT. Astra Internasional Tbk. Mengakuisisi 49.99% saham PT Astra Aviva Life. Selain itu, Astra juga mengakuisisi sektor jalan tol yaitu PT Jakarta Infrastruktur Propertindo sebanyak 51 persen.