Saham dan produk pasar modal lainnya memang sedang mengalami peningkatan trend belakangan ini. Tetapi membeli saham dan produk pasar modal lainnya tidak boleh asal beli. Anda perlu menganalisis fundamental perusahaan yang Anda inginkan agar investasi Anda mendapatkan keuntungan.
Definisi Analisis Fundamental
Dilansir dari CNBC Indonesia Analisis Fundamental Perusahaan dapat diartikan sebagai kegiatan menguji kelayakan sebuah perusahaan. Uji kelayakan tersebut dilihat dari kinerja keuangan, kondisi persaingan perusahaan tersebut dan kondisi ekonomi nasional dan global.
Analisis ini digunakan untuk menjawab dua pertanyaan:
- Apakah keuangan perusahaan ini cukup sehat?
- Pada harga berapakah harga produk investasi perusahaan ini patut untuk dihargai?
Analisis ini penting untuk dilakukan agar Anda terhindar dari berinvestasi ke perusahaan yang salah. Perusahaan yang salah di sini dapat diartikan sebagai perusahaan yang memiliki kondisi keuangan yang tidak sehat atau perusahaan yang kondisi keuangannya sehat tetapi rentan dengan kondisi ekonomi terkini.
Variabel-Variabel yang Harus Diperhatikan
Dalam menganalisis kondisi fundamental sebuah perusahaan, Anda harus menganalisis beberapa variabel keuangan. Data mengenai variabel tersebut sebagian dapat Anda temukan di laporan tahunan (Annual Report) atau laporan keuangan (Financial Report) perusahaan. Baik laporan tahunan maupun laporan keuangan dapat Anda unduh di website masing-masing perusahaan.
Berikut variabel-variabel keuangan tersebut:
1. Earnings per Share (EPS)
Earnings per Share adalah jumlah pendapatan yang diperoleh investor pada setiap unit saham/investasi yang dimilikinya. Earnings per Share dapat dihitung dengan cara membagikan keuntungan bersih sebuah perusahaan dengan jumlah surat berharga/saham yang dirilis oleh perusahaan tersebut.
Contoh pada tahun 2012 perusahan XYZ memiliki 10.000 lembar saham yang dijual di pasar modal. Pada tahun yang sama, perusahaan tersebut memperoleh laba operasi sebesar Rp 140.000.000. Maka EPS yang diperoleh oleh setiap unit saham adalah sebesar Rp 1.400.
Data mengenai EPS dapat Anda temukan di ikhtisar keuangan perusahaan pada bagian depan laporan tahunan atau di laporan laba rugi (Income Statement) dalam laporan keuangan perusahaan tersebut.
2. Price per Earnings Ratio (P/E)
Price per Earnings Ratio adalah perbandingan antara harga per unit efek/saham sebuah perusahaan dengan pendapatan (Earnings per Share) perusahaan tersebut. Oleh karena harga satu unit efek atau saham sangat bervariasi, Anda harus menghitung data ini sendiri.
3. Price per Earning to Growth (PEG)
Price per Earning to Growth dapat diperoleh dengan cara membagi hasil Price per Earnings Ratio dengan prosentase selisih laba (Earnings per Share) tahun ini dengan laba (Earnings) tahun lalu.
Contoh:
Perusahaan XYZ memiliki data keuangan sebagai berikut:
- Harga saham per 31 desember 2020= Rp 45000/ lembar.
- Jumlah saham yang beredar pada tahun 2020 dan 2019 sebesar= 100.000 lembar.
- Laba bersih perusahaan pada 31 Desember 2020 sebesar= Rp 300.000.000
- Laba bersih perusahaan pada 31 Desember 2020 sebesar= Rp 290.000.000
Maka berapakah P/E dan PEG ratio perusahaan tersebut?
Jawab:
EPS tahun 2019 = 290.000.000/100.000 = 2900 EPS tahun 2020 = 300.000.000/100.000 = 3000 P/E perusahaan XYZ tahun 2020 = 45000/3000 = 15 Earnings Growth perusahaan XYZ = (EPS2020-EPS2019)/EPS2019 = (3000-2900)/2900 = 100/2900 = 1/29 = 34% Jadi, Price per Earning to Growth perusahaan XYZ adalah sebesar 15:34= 0.44
Nilai PEG ratio yang ideal adalah 1, yang mana hal tersebut berarti besaran perubahan pendapatan sama dengan perubahan besaran perubahan harga. Sedangkan jika nilai PEG di atas 1, maka perubahan pendapatan (Earnings) lebih kecil daripada perubahan harga, begitupun sebaliknya.
4. Dividend Yield
Perlu Anda ingat bahwasanya tidak semua EPS dibagikan menjadi dividend oleh perusahaan. Ada bagian dari EPS yang kembali ke kas perusahaan dalam bentuk retained earnings atau laba ditahan. Bahkan, terkadang perusahaan tidak membagikan dividend dan semua laba perusahaan tersebut dalam tahun terkait masuk ke dalam retained earnings.
Dividend Yield adalah perbandingan nilai antara jumlah dividend yang dibagikan oleh sebuah perusahaan dengan harga efek (saham, obligasi, reksa dana) milik perusahaan tersebut di pasar modal.
Rumus menghitung dividend yield adalah:
Dividend Yield= Dividend per Share/Market Value per Share
5. Return to Equity
Return to Equity adalah rasio yang diperoleh dari pembagian antara pendapatan bersih dengan rata-rata modal yang dimiliki oleh seluruh pemilik modal. Rata-rata modal ini diperoleh dari total keseluruhan aset perusahaan dikurangi utang.
Return to Equity= Pendapatan Bersih/Rata-rata kepemilikan aset oleh shareholders
Semakin besar ROE menunjukkan semakin efisien sebuah perusahaan. Data ROE dan ROA bisa Anda peroleh dari ikhtisar laporan keuangan perusahaan yang tercantum dalam halaman depan laporan tahunan (Annual Report) perusahaan tersebut.
Perlu Anda ingat juga seringkali besaran ROE tergantung dengan jenis industri perusahaan terkait. Perusahaan yang secara industri mau tidak mau memiliki utang yang lebih besar daripada perusahaan di industri lain memiliki kecenderungan ROE yang lebih tinggi.
Oleh karena itu, untuk menentukan apakah ROE sebuah perusahaan bagus atau tidak, Anda perlu membandingkannya dengan perusahaan lain dalam industri yang sama.
Cara Melakukan Analisis Fundamental
Berikut beberapa cara untuk melakukan analisis fundamental perusahaan:
- Pertama, Anda perlu menentukan perusahaan yang ingin Anda analisis dan perusahaan pembanding yang bergerak dalam industri yang sama.
- Kedua, kumpulkan laporan tahunan atau laporan keuangan perusahaan tersebut selama beberapa periode.
- Ketiga, tulis dan hitung variabel-variabel di atas dalam Microsoft Excel.
- Keempat, buat grafik gabungan dan terpisah dari masing-masing variabel. Grafik ini perlu sebab diperlukan analisis yang komprehensif dalam menganalisis fundamental sebuah perusahaan.