Pengertian Average Rate of Return
Perjalanan sebuah bisnis erat kaitannya dengan investasi. Sejak awal pendiriannya, diperlukan modal untuk membuat bisnis berjalan. Seiring berjalannya waktu, akan semakin banyak investasi yang dilakukan oleh bisnis tersebut.
Investasi pada sebuah bisnis perlu dievaluasi apakah akan memberikan keuntungan yang diharapkan atau tidak. Salah satu cara mengevaluasi ini adalah dengan menggunakan average rate of return (ARR). ARR memberikan gambaran keuntungan yang akan didapatkan selama masa investasi.
Rumus Average Rate of Return
ARR adalah perbandingan antara keuntungan bersih rata-rata tahunan dengan nilai investasi di awal. Supaya lebih mudah dipahami, mari simak contoh berikut.
Contoh 1
Sebuah bisnis UMKM di bidang kuliner ingin membeli sebuah oven dengan harga 10 juta rupiah. Pembelian oven ini diharapkan mampu memberikan keuntungan sebesar 4 juta per tahun selama 5 tahun ke depan sesuai dengan lama pemakaian oven tersebut.
Langkah pertama yang kita lakukan adalah menghitung depresiasi dari oven. Depresiasi dihitung dengan membagi harga awal oven dengan masa pakai oven tersebut. Sehingga kita tinggal membagi 10 juta dengan 5 tahun dan didapatkan nilai depresiasi sebesar 2 juta per tahun.
Langkah kedua adalah menghitung keuntungan bersih yaitu dengan mengurangi keuntungan kotor dengan depresiasi. Kita akan mendapatkan keuntungan bersih dengan mengurangi 4 juta dengan 2 juta. Sehingga didapatkan keuntungan bersih sebanyak 2 juta.
Langkah ketiga adalah membagi keuntungan bersih dengan nilai investasi awal. Kita bagi 2 juta dengan 10 juta sehingga didapatkan nilai ARR sebesar 20%. Semakin besar nilai ARR maka keuntungan yang akan didapat semakin besar.
Contoh 2
Kita beralih ke contoh kedua untuk membandingkan mana investasi yang lebih menguntungkan. UMKM yang sama berencana membeli mixer seharga 6 juta rupiah. Investasi ini diharapkan mampu memberikan keuntungan sebesar 2 juta rupiah per tahun selama 5 tahun ke depan sesuai dengan lama pemakaian mixer tersebut.
Sama seperti di atas kita perlu menghitung depresiasi dengan membagi 6 juta dengan 5 tahun sehingga didapatkan depresiasi sebesar 1,2 juta per tahun. Sementara keuntungan bersih didapat dengan mengurangi 2 juta dengan 1,2 juta sehingga didapatkan keuntungan bersih sebesar 800 ribu rupiah.
ARR dihitung dengan membagi 800 ribu dengan 6 juta sehingga didaparkan ARR sebesar 13%. ARR mixer lebih kecil daripada ARR oven. Maka investasi oven lebih menarik daripada investasi mixer berdasarkan pendekatan ARR.
Fungsi Average Rate of Return
Berdasarkan contoh di atas, kita mengetahui bahwa ARR merupakan perhitungan yang sederhana dan mudah dipahami. Selain itu, ARR juga dapat digunakan untuk mengukur potensi keuntungan seluruh investasi karena mempertimbangkan arus kas selama masa investasi.
Namun, ARR memiliki beberapa kekurangan seperti tidak memperhitungkan time value of money. Selain itu, ARR juga dihitung berdasarkan informasi akuntansi bukan berdasarkan arus kas aktual.
Berdasarkan pemaparan di atas dapat disimpulkan bahwa ARR merupakan sebuah perhitungan sederhana untuk memperkirakan keuntungan sepanjang masa investasi. ARR cocok digunakan oleh bisnis UMKM untuk membandingkan beberapa opsi investasi dengan pola arus kas yang relatif sama.