Investor kerap dihadapkan pada risiko investasi saham jangka panjang. Misalnya risiko likuidasi, risiko rugi atau cut loss, maupun risiko suspend akibat pergerakan harga saham yang tidak wajar dari sebuah emiten. Jangan khawatir, cara-cara meminimalisir risiko investasi saham ini akan membantu Anda tetap berani investasi saham jangka panjang. Berikut ini cara-caranya.
1. Kenali perusahaan yang akan diinvestasikan
Tidak kenal maka tidak investasi. Perusahaan-perusahaan terbuka yang tersedia di pasar modal termasuk anggota Bursa Efek Indonesia. Namun, mereka juga merupakan perusahaan berisiko karena bisa mengalami fraud, laporan keuangan tidak transparan, perusahaan bangkrut, kasus skandal dan kriminal, atau dicoret dari daftar emiten saham di bursa.
Sebaiknya, berinvestasilah pada perusahaan yang saat ini menjadi nasabah atau pelanggannya. Misal, Anda cukup lama menjadi nasabah di sebuah bank, atau pelanggan perusahaan telekomunikasi sejak 10 tahun lebih, atau pengguna produk sabun dari sebuah perusahaan ritel. Anda kenal bagaimana perusahaan itu melayani pelanggan, ciri khas produk, atau bahkan tagline iklannya.
Dengan begitu, produk tersebut sudah dikenal masyarakat tanpa harus dijelaskan ulang. Anda bisa menjangkau perusahaan tersebut dan tanggap melapor jika ada sesuatu yang merugikan konsumen.
2. Pastikan perusahaannya bluechip dan fundamental baik
Saham bluechip merupakan saham perusahaan dengan kinerja terbaik di bursa saham. Saham bluechip biasanya memberikan tingkat risiko yang lebih terkendali dengan return atau imbal hasil baik. Ciri-cirinya adalah sebagai berikut:
- Perusahaan bank tersebut memiliki kapitalisasi pasar terbesar di bursa,
- Perusahaan menguasai pasar,
- Manajemen perusahaan memiliki tim yang berpengalaman dan mumpuni.
3. Sedia dana khusus untuk investasi saham
Berinvestasi saham perlu ketelitian dan kecermatan, terlebih soal dana khusus. Pastikan Anda menyediakan dana khusus investasi saham, setelah Anda memprioritaskan dana untuk jangka waktu dekat. Misalnya dana membayar utang jatuh tempo, pinjaman, premi asuransi, uang sekolah atau kuliah, atau dana darurat. Dana prioritas itu harus “diamankan” terlebih dahulu, barulah dana khusus investasi saham.
Penting diperhatikan, jika Anda tidak memiliki dana investasi saham, lebih baik tidak usah memaksakan diri. Sebaiknya rencanakan keuangan sematang mungkin dengan menyisihkan dana “aman” untuk investasi saham. Karena, emosi dan psikologi mempengaruhi keputusan Anda untuk berinvestasi saham.
4. Lakukan diversifikasi saham
Menurut situs Stockbit.com, diversifikasi adalah teknik yang digunakan untuk mengurangi risiko investasi saham dengan cara mengalokasikan dana ke beberapa instrumen finansial, industri, dan kategori lain dalam waktu jangka panjang. Risiko yang dimaksud adalah risiko non-sistematis dan risiko sistematis.
- Risiko non-sistematis merupakan risiko perusahaan dan risiko spesifik. Misalnya risiko kegagalan perusahaan, risiko finansial, risiko manajemen. Dapat dikatakan, risiko non-sistematis berhubungan dengan risiko-risiko yang bisa dikurangi dengan pembentukan portofolio investasi.
- Risiko sistematis yakni risiko yang bersifat menyeluruh dan tidak bisa dihilangkan dengan diversifikasi. Misalnya inflasi, suku bunga, kondisi sosial dan politik, dan sebagainya.
Cara melakukan diversifikasi saham adalah sebagai berikut.
- Mengatur jumlah saham di portofolio Anda
Minimal 1 saham, maksimal 5 saham. Semakin banyak jumlah saham, semakin sulit pengawasan dan usaha pengawasan investasi lebih tinggi.
- Mengambil saham dari sektor berbeda
Misalnya Anda investasi di sektor telekomunikasi, tambah diversifikasi ke sektor ritel. Namun perhatikan pergerakan harga, kondisi sektor bisnis, dan laporan keuangannya.
- Alokasi dana investasi ke perusahaan yang bagus dan murah (tapi tidak murahan)
Dengan cara, pelajari bisnis dan kondisi keuangan perusahaan. Cara ini bisa membuat Anda paham apakah saham sedang dijual murah atau dijual mahal, sehingga bisa mempermudah penentuan alokasi dana sesuai kondisi fundamental perusahaan dan keuangan Anda. Semakin murah, semakin turun risiko kerugian atau cut loss-nya. Pelajari pula strategi cut loss saham agar tidak rugi.
- Yakinlah dalam berinvestasi saham
Keyakinan diperlukan dalam berinvestasi saham. Entah itu alasan memilih saham tersebut, atau mungkin melihat kondisi perusahaan yang bagus dan produknya dikenal masyarakat. Sebagai investor, selidikilah perusahaan yang Anda pegang sahamnya. Cari tahu prestasi apa saja yang membuat Anda semakin yakin berinvestasi di perusahaan tersebut.
Selain itu, pertimbangkan pula apakah perusahaan tersebut termasuk dalam harga di bawah nilai wajar (undervalued) atau tidak. Bila perusahaan itu jauh dari undervalued, Anda akan semakin yakin memegang saham yang dapat memberikan keuntungan.
- Belajar dari pengalaman
Pengalaman merupakan guru terbaik dalam investasi saham. Seringkali, keinginan untuk investasi untung besar tanpa risiko semakin besar jika sudah merasa hebat. Namun itu hanyalah rasa rakus dalam diri saja.
Belajarlah analisis, artikel, atau tips yang diberikan investor berpengalaman. Sering-seringlah membaca agar Anda bisa belajar menghadapi risiko investasi saham jika kondisi sosial-politik negara bergejolak. Aturlah emosi, agar Anda tidak gegabah dalam menjual dan membeli saham. Cara ini bisa menjadi strategi investasi saham jangka panjang. Sudah siap meminimalisir risiko investasi saham?