Perusahaan didirikan untuk mendapatkan keuntungan atau laba. Dari keuntungan inilah perusahaan bisa bertahan sampai ratusan tahun. Dengan keuntungan tersebut, perusahaan bisa membagikan dividen kepada para pemegang saham perusahaan.
Keuntungan didapatkan dari total pendapatan dikurangi total biaya-biaya termasuk pajak. Pendapatan memiliki beberapa jenis sebagaimana biaya juga memiliki banyak jenis biaya. Jenis pendapatan tergantung dari besar kecilnya perusahaan, tergantung juga dari industrinya dan tergantung dari model bisnisnya.
Jenis Pendapatan Secara Umum
Namun secara umum, jenis pendapatan perusahaan dibedakan menjadi 2 kategori besar yaitu:
Pendapatan Usaha
Pendapatan usaha atau operasional berasal dari aktivitas utama perusahaan, yang itu mencerminkan core competition (kemampuan inti) perusahaan.
Pendapatan Lain-Lain
Sedangkan pendapatan lain-lain bukan berasal dari core competition perusahaan. Contoh pendapatan sewa gedung. Bagi industri perbankan, pendapatan sewa ini merupakan pendapatan lain-lain.
Contohnya Bank BRI memiliki gedung BRI Tower. Hanya sebagian yang ditempati oleh Bank BRI dan sebagian disewakan ke perusahaan lain. Karena pendapatan usaha bank adalah dari aktivitas meminjamkan uang, makanya pendapatan dari sewa gedung tersebut dimasukkan sebagai pendapatan lain-lain Bank BRI.
Sementara bagi perusahaan properti seperti Ciputra yang memiliki Mall Ciputra, pendapatan sewa yang muncul dari menyewakan mall-nya merupakan bagian dari pendapatan usaha.
Jenis Pendapatan Menurut Ilmu Akuntasi
Menurut ilmu akuntansi, jenis pendapatan perusahaan adalah sebagai berikut:
- Pendapatan usaha adalah pendapatan yang berasal dari kegiatan utama perusahaan
- Pendapatan lain-lain merupakan pendapatan yang bukan berasal dari kegiatan utama perusahaan, contohnya pendapatan sewa bagi bank, pendapatan dividen atau keuntungan penjualan aktiva tetap.
- Pendapatan bersih adalah pendapatan yang sudah dikurangi biaya dan pengeluaran lainnya.
- Pendapatan kotor merupakan pendapatan yang belum dikurangi biaya maupun pengeluaran lainnya.
- Pendapatan diterima di muka adalah pemasukan yang diterima, tetapi belum diakui sebagai pendapatan usaha dan dicatat sebagai hutang pendapatan pada saat penerimaan. Penerimaan tersebut akan diakui sebagai pendapatan apabila perusahaan telah menyelesaikan kewajibannya secara sempurna, berupa pengiriman barang dan telah terjadi serah terima dengan pelanggan. Biasanya ini terjadi pada produk yang bersifat pesanan atau kustom. Contohnya pemesanan kalender perusahaan.
- Pendapatan yang masih harus diterima, merupakan pendapatan yang sudah dihasilkan walaupun piutang yang bersangkutan belum jatuh tempo pelunasannya.
Jenis dan Sumber Pendapatan Berdasarkan Industri
Berdasarkan jenis usaha atau industrinya, maka pembagian jenis dan sumber pendapatan adalah sebagai berikut:
Industri Perdagangan
Bisnis yang termasuk dalam industri perdagangan adalah toko, minimarket, supermarket, hypermarket, agen, dan distributor. Mulai dari toko kelontong di sekitar rumah sampai jaringan toko supermarket.
Ciri utama industri ini adalah tidak membuat produk. Mereka hanya membeli produk dari pabrik dan kemudian menjualnya atau mendistribusikan barang. Baik menjualnya secara grosiran maupun eceran. Sehingga sumber pendapatan usaha mereka adalah dari penjualan barang dagangan.
Jika ada pendapatan di luar aktifitas penjualan, maka akan dimasukkan ke dalam pendapatan lain-lain contohnya pendapatan sewa karena menyewakan tempat untuk mesin ATM.
Industri Jasa
Ciri utama dari industri jasa adalah produknya yang tidak berwujud, seperti tukang potong rambut, konsultan manajemen, kantor pengacara atau pemeriksaan dokter.
Kantor pengacara memberikan keahlian dan pengetahuan hukum kepada klien/pelanggan, kemudian kliennya memberikan sejumlah imbalan. Imbalan tersebut diakui sebagai pendapatan usaha oleh kantor pengacara.
Walaupun dalam prakteknya, kadang ada penjualan produk di dalamnya. Biasanya penjualan produk dimasukkan sebagai pendapatan lain-lain.
Contoh di barber shop. Uang yang diberikan oleh pelanggan karena rambutnya dipotong dimasukkan sebagai pendapatan usaha. Saat pelanggan membeli pomade, maka uang pelanggan dimasukkan sebagai pendapatan lain-lain.
Industri Manufaktur
Adanya proses merubah bahan mentah menjadi bahan setengah jadi atau bahan jadi merupakan ciri utama di industri manufaktur. Contohnya getah pohon karet yang diproses menjadi karet. Kemudian karet diproses menjadi ban kendaraan. Atau singkong yang diproses menjadi keripik singkong berbagai rasa dengan kemasan yang bagus.
Maka sumber pendapatan usaha industri manufaktur adalah pendapatan dari menjual hasil produksinya, baik masih berupa bahan setengah jadi maupun bahan jadi. Contoh bahan setengah jadi adalah karet yang merupakan hasil dari proses pengolahan getah pohon karet.
Karet ini kemudian dibeli oleh pabrik ban untuk di proses menjadi ban dengan berbagai macam ukuran. Bagi pabrik pengolah karet, pendapatan usahanya didapatkan ketika bisa menjual karet ke pabrik ban. Sementara bagi pabrik ban, pendapatan usahanya diperoleh ketika bisa menjual ban kendaraan ke pabrik mobil atau pabrik motor atau ke toko-toko ban.
Industri Start-up
Industri start-up saat ini banyak terjadi di bidang teknologi. Jenis dan sumber pendapatannya sangat tergantung dari model bisnisnya.
Contoh start-up teknologi adalah Gojek di sektor pengiriman, AirBnB atau Oyo di sektor penginapan, Traveloka di sektor travel, Bukalapak di sektor perdagangan, Ruang Guru di sektor pendidikan atau Halodoc di sektor kesehatan.
Perusahaan tersebut memanfaatkan IT dalam bentuk platform atau aplikasi dalam menawarkan layanannya. Sumber pendapatan usahanya bisa berasal dari penjualan barang, seperti Bukalapak. Atau pendapatan usahanya dari penjualan jasa, seperti Ruang Guru dan Halodoc.
Atau pendapatan usahanya bisa dari komisi seperti Gojek dan Traveloka. Dan tidak menutup kemungkinan mereka mendapatkan pendapatan lain-lain yang bersumber dari iklan atau pengolahan data.
Dengan mengetahui jenis dan sumber pendapatan perusahaan, maka kita bisa mengetahui bagaimana perusahaan mendapatkan keuntungannya. Hal ini akan membantu kita dalam menganalisa apakah sebuah perusahaan wajar dalam laporan keuangannya.
Kita bisa membandingkan dengan aktivitas pemasaran atau aktivitas penjualan di lapangan. Jika terjadi keselarasan antara laporan keuangan dengan aktivitas penjualan, bisa dikatakan ada kewajaran dalam perusahaan tersebut.