Saham

Capital Asset Pricing Model (CAPM): Pengertian, Konsep dan Kelebihannya

Pengertian Capital Asset Pricing Model

CAPM adalah model penetapan harga asset equilibrium yang menyebutkan kalau pengembalian yang diharapkan atas ekuitas tertentu merupakan fungsi linier yang positif dari tingkat sensifitas sekuritas terhadap perubahan portofolio pasarnya. CAPM menginformasikan suatu perkiraan yang tepat antara resiko asset dan tingkat harapan pengembalian (expected return).

CAPM dilatarbelakangi asumsi umum bahwa investor adalah individu rasional yang tidak menyukai adanya resiko (risk aversive), sehingga kalau ada investasi yang memiliki resiko, maka investasi tersebut harus memberikan tingkat pengembalian yang tinggi.

Untuk memastikan tingkat pengembalian tersebut, investor membutuhkan cara atau alat yang dapat membantu investor mengarahkan pada saham dengan adanya indikator tingkat pengembalian (return) dan tingkat resiko (risk).

Selain memahami karakteristik pengembalian hasil (return) dan resiko (risk), investor juga perlu melaksanakan diversifikasi untuk mengurangi resiko yang sistematis (systematic risk), walaupun tidak bisa mengurangi resiko yang tidak sistematis (unsystematic risk).

Ada beberapa asumsi yang mendasari CAPM antara lain:

  • Tanpa ada biaya transaksi, siapapun bisa menjual dan membeli sekuritas tanpa khawatir ditagih biaya transaksi.
  • Tak ada pajak penghasilan, ini akan membuat investor merasa indifferent antara mendapatkan deviden atau menentukan capital gain.
  • Fully divisible, asumsi ini membuat investor bisa berinvestasi dengan nilai yang kecil pada seluruh jenis sekuritas karena investasi seluruhnya bisa dibagi-bagi.
  • Investor sulit mempengaruhi harga saham, baik dengan keputusan membeli atau menjual.
  • Short sales diperbolehkan, hal ini memungkinkan investor melakukan aksi membeli dan menjual dalam waktu yang singkat untuk mendapatkan capital gain.
  • Adanya harapan yang sama, investor sepakat tentang expected return, deviasi dan koefisien korelasi antar pengembalian.
  • Memiliki riskless lending dan borrowing rate. Sehingga investor bisa meminjam dan menyimpan asset dengan bunga yang sama.
  • Investor mengambil keputusan berdasar pertimbangan expected value memakai standard deviasi return.
  • Semua aktiva dapat diperdagangkan.

Konsep Capital Asset Pricing Model

Dari asumsi yang digunakan dalam pengertian CAPM, maka hanya resiko sistematis atau market risk yang dihitung sebagai faktor tingkat resiko. CAPM memiliki persamaan matematis untuk mengestimasi return saham seperti di bawah ini:

E(Ri) = Rf + βi[E(Rm) – Rf]

Yang mana:

E(Ri) = Expected return saham i
Rf = Risk free rate
βi = Sensivitas sekuritas I terhadap portofolio pasar
E(Rm) – Rf = Premi resiko  pasar (adalah selisih expected return market dengan risk free market)

Secara grafik, E(Ri) berada pada sumbu Y dan βi berada pada sumbu X. Kedua sumbu tersebut dihubungkan dengan sebuah garis yang disebut garis pasar sekuritas atai Security Market Line (SML). Garis SML memotong sumbu Y pada titik intercept yang merupakan Rf (Risk free rate) dan posisi Rf ini berada pada β = 0.

Pada garis SML, tingkat pengembalian yang diharapkan ditulis sebagai titik M. Titik M ini akan berada pada resiko sebesar βm = 1, yang jika ditarik ke sumbu Y akan diketahui besarnya tingkat return saham.

Persamaan matematis tersebut perlu diubah menjadi persamaan regresi liner untuk memastikan apakah CAPM memang bisa memprediksi pengembalian saham. Persamaan regresi tersebut adalah:

Ri – Rf = α + βi[Rm – Rf] + ei

Dimana:

Ri – Rf = excess return portofolio i yaitu selisih dari return portofolio i dengan risk free rate
α = intercept
βi = beta protofolio i atau sensifitas portofolio i terhadap perubahan return portofolio pasar
Rm – Rf = excess return market yaitu selisih dari return market dengan risk free rate
ei = error term

Untuk menghindari bias, maka persamaan regresi tersebut harus menghasilkan α dan β yang positif dan siginifikan, mengingat α adalah intercept dari garis SML dengan risk = 0 yang disebut risk free rate dimana ini diwakili oleh suku bunga deposito atau BI rate.

Perbedaan dengan Arbitrage Pricing Theory (APT)

Selain Capital Asset Pricing Model (CAPM), ada teori lain yang menjelaskan bagaimana aktiva ditentukan oleh harga pasar atau bagaimana menentukan tingkat keuntungan yang layak untuk suatu investasi. Teori tersebut adalah Arbitrage Pricing Theory (ATP) yang merupakan teknik penilaian asset modal yang mengasumsikan bahwa return suatu asset adalah fungsi linier dari setiap jumlah faktor makroekonomi.

ATP didasari prinsip arbitrase, yang untuk menghindarinya return pada asset harus sama dengan hasil yang diharapkan dari portofolio yang menggabungkan faktor portofolio. Asset tanpa resiko disebut portofolio arbitrase. Portofolio arbitrase adalah setiap portofolio yang dibangun tanpa modal dan diinvestasikan tidak memiliki resiko dan dapat menghasilkan return rata-rata nol.

Walaupun CAPM dan APT memiliki fungsi yang sama dalam menentukan tingkat keuntungan yang layak dari suatu investasi, keduanya memiliki perbedaan antara lain:

  • CAPM adalah model faktor tunggal yaitu beta portofolio, sementara APT, hubungan antara resiko dan return adalah lebih kompleks. Hal ini disebabkan oleh faktor makroekonomi yang lebih bervariasi seperti faktor pertumbuhan gross domestic product (GDP), inflasi, pajak atau tingkat penghasilan deviden.
  • CAPM memiliki banyak asumsi yang mendasarinya, sedangkan APT memiliki sedikit asumsi.

Kelebihan dan Kekurangan Capital Asset Pricing Model

Sebagai sebuah model, CAPM memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari CAPM adalah:

  • Bisa dipakai dalam perhitungan jangka pendek
  • Mudah mendapatkan data yang dibutuhkan
  • Tidak memerlukan waktu yang lama untuk memperkirakan pengembalian atau return

Kekurangan dari CAPM adalah perhitungannya hanya mengandalkan market risk sebagai resiko tunggal dalam mengestimasi pengembalian investasi sehingga hasil estimasi menjadi kurang akurat.

Chandra Nathalie, S.E

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago