Contents
CAPM adalah model penetapan harga asset equilibrium yang menyebutkan kalau pengembalian yang diharapkan atas ekuitas tertentu merupakan fungsi linier yang positif dari tingkat sensifitas sekuritas terhadap perubahan portofolio pasarnya. CAPM menginformasikan suatu perkiraan yang tepat antara resiko asset dan tingkat harapan pengembalian (expected return).
CAPM dilatarbelakangi asumsi umum bahwa investor adalah individu rasional yang tidak menyukai adanya resiko (risk aversive), sehingga kalau ada investasi yang memiliki resiko, maka investasi tersebut harus memberikan tingkat pengembalian yang tinggi.
Untuk memastikan tingkat pengembalian tersebut, investor membutuhkan cara atau alat yang dapat membantu investor mengarahkan pada saham dengan adanya indikator tingkat pengembalian (return) dan tingkat resiko (risk).
Selain memahami karakteristik pengembalian hasil (return) dan resiko (risk), investor juga perlu melaksanakan diversifikasi untuk mengurangi resiko yang sistematis (systematic risk), walaupun tidak bisa mengurangi resiko yang tidak sistematis (unsystematic risk).
Ada beberapa asumsi yang mendasari CAPM antara lain:
Dari asumsi yang digunakan dalam pengertian CAPM, maka hanya resiko sistematis atau market risk yang dihitung sebagai faktor tingkat resiko. CAPM memiliki persamaan matematis untuk mengestimasi return saham seperti di bawah ini:
E(Ri) = Rf + βi[E(Rm) – Rf]
Yang mana:
E(Ri) = Expected return saham i
Rf = Risk free rate
βi = Sensivitas sekuritas I terhadap portofolio pasar
E(Rm) – Rf = Premi resiko pasar (adalah selisih expected return market dengan risk free market)
Secara grafik, E(Ri) berada pada sumbu Y dan βi berada pada sumbu X. Kedua sumbu tersebut dihubungkan dengan sebuah garis yang disebut garis pasar sekuritas atai Security Market Line (SML). Garis SML memotong sumbu Y pada titik intercept yang merupakan Rf (Risk free rate) dan posisi Rf ini berada pada β = 0.
Pada garis SML, tingkat pengembalian yang diharapkan ditulis sebagai titik M. Titik M ini akan berada pada resiko sebesar βm = 1, yang jika ditarik ke sumbu Y akan diketahui besarnya tingkat return saham.
Persamaan matematis tersebut perlu diubah menjadi persamaan regresi liner untuk memastikan apakah CAPM memang bisa memprediksi pengembalian saham. Persamaan regresi tersebut adalah:
Ri – Rf = α + βi[Rm – Rf] + ei
Dimana:
Ri – Rf = excess return portofolio i yaitu selisih dari return portofolio i dengan risk free rate
α = intercept
βi = beta protofolio i atau sensifitas portofolio i terhadap perubahan return portofolio pasar
Rm – Rf = excess return market yaitu selisih dari return market dengan risk free rate
ei = error term
Untuk menghindari bias, maka persamaan regresi tersebut harus menghasilkan α dan β yang positif dan siginifikan, mengingat α adalah intercept dari garis SML dengan risk = 0 yang disebut risk free rate dimana ini diwakili oleh suku bunga deposito atau BI rate.
Selain Capital Asset Pricing Model (CAPM), ada teori lain yang menjelaskan bagaimana aktiva ditentukan oleh harga pasar atau bagaimana menentukan tingkat keuntungan yang layak untuk suatu investasi. Teori tersebut adalah Arbitrage Pricing Theory (ATP) yang merupakan teknik penilaian asset modal yang mengasumsikan bahwa return suatu asset adalah fungsi linier dari setiap jumlah faktor makroekonomi.
ATP didasari prinsip arbitrase, yang untuk menghindarinya return pada asset harus sama dengan hasil yang diharapkan dari portofolio yang menggabungkan faktor portofolio. Asset tanpa resiko disebut portofolio arbitrase. Portofolio arbitrase adalah setiap portofolio yang dibangun tanpa modal dan diinvestasikan tidak memiliki resiko dan dapat menghasilkan return rata-rata nol.
Walaupun CAPM dan APT memiliki fungsi yang sama dalam menentukan tingkat keuntungan yang layak dari suatu investasi, keduanya memiliki perbedaan antara lain:
Sebagai sebuah model, CAPM memiliki kelebihan dan kelemahan. Kelebihan dari CAPM adalah:
Kekurangan dari CAPM adalah perhitungannya hanya mengandalkan market risk sebagai resiko tunggal dalam mengestimasi pengembalian investasi sehingga hasil estimasi menjadi kurang akurat.
Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…
International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…
Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…
Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…
Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…
Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…