Saham

6 Cara Mengatasi Risiko Investasi Saham

Dari berbagai macam instrumen investasi yang ada saat ini, investasi saham digadang-gadang menjadi kendaraan terbaik bagi investornya untuk mencapai kesuksesan. Bagaimana tidak, investasi saham memiliki likuiditas yang sangat baik. Transaksi dapat dilakukan dengan cepat tidak sampai hitungan hari.

Dengan likuiditas yang begitu baik tersebut membuat investasi saham dapat berpotensi terjadi kenaikan yang besar dalam setahun, bahkan bisa sampai 30% lebih. Namun berinvestasi saham juga memiliki risiko bagi pemegang saham, seiring kenaikan harga yang bisa terjadi begitu cepat.

Harga suatu saham dapat juga berbalik arah dengan cepat pula sehingga risiko mengalami kerugian lebih besar dibanding investasi lainnya. Tidak heran investasi saham tergolong investasi yang high risk high return.

Muncul pertanyaan, bagaimana cara meminimalisir risiko investasi saham tersebut? Kali ini kami mencoba untuk merangkum beberapa strategi yang dapat diterapkan apabila Anda ingin terjun kedalam investasi saham.

1. Gunakanlah “Uang Dingin”

Dalam berinvestasi saham, tidak selamanya akan selalu menghasilkan profit karena harga saham setiap hari berfluktuasi. Dari keadaan yang fluktuatif tersebut terkadang harga sulit diprediksi apakah akan membuat tren naik (bullish) atau justru sebaliknya turun (bearish), sehingga perlu mengetahui bagaimana strategi investasi saham jangka panjang.

Dengan strategi jangka panjang, maka berinvestasi saham alangkah baiknya menggunakan uang dingin. Maksud uang dingin tersebut yaitu uang yang tidak akan diperlukan untuk suatu hal dalam jangka waktu tertentu.

Sehingga Anda perlu merencakan alokasi dana investasi saham dari uang gaji Anda, besaran alokasi tersebut dapat disesuaikan dengan keinginan Anda misalkan 20%-30% dari uang gaji bulanan.

2. Mulai Investasi dengan Dana Sedikit

Ada pepatah mengatakan bahwa guru terbaik adalah pengalaman. Hal itu lah yang tergambar apabila Anda terjun kedalam dunia saham, untuk dapat memahami bagaimana strategi yang tepat dalam berinvestasi saham tidak akan cukup bila hanya belajar dari mentor atau buku-buku yang kita baca saja.

Kita juga perlu berlatih, dengan merasakan sendiri secara langsung seperti apa pengalaman yang dirasakan sesungguhnya karena dengan terjun langsung akan merasakan perbedaan dari apa yang buku atau mentor ajarkan, seperti mental dan psikologi. Maka Anda juga perlu mengetahui bagaimana cara jual beli saham dengan modal kecil.

3. Investasi Jangka Panjang dan Beli Bertahap

Berinvestasi saham pada prinsipnya sebenarnya adalah untuk jangka panjang meskipun mayoritas pelaku pasar modal adalah untuk jangka pendek atau umumnya disebut dengan strategi trading saham. Akan sangat bersiko apabila kita investasi saham dalam jangka pendek. Sebab belum tentu hasil investasi yang Anda lakukan pada sebuah emiten bisa profit sesuai dengan target price dan perkiraan jangka waktu yang Anda rencanakan di awal.

Kunci lainnya agar risiko investasi saham jangka panjang dapat di meminimalisir adalah dengan membeli secara bertahap. Seorang investor saham minimalnya juga harus mengetahui mengenai analisis teknikal. Misalkan mengenai titik support dan titik resistance.

Titik support adalah tingkat atau area harga tertentu yang dapat diyakini sebagai titik terendah pada suatu periode, Anda dapat membandingkannya dengan data terendah misalkan dari tiga bulan kebelakang atau melihat dari secara tahunan.

Sedangkan resistance adalah titik dimana harga menyentuh area tertingginya pada suatu periode tertentu, area resistance ini biasanya ditandai dengan aksi jual para investor dalam skala besar sehingga menghambat harga bergerak naik. Umumnya ketika area resistance ini terjadi harga saham akan cenderung turun hingga menemukan titik support (titik terendah).

4. Kenali dan Analisa Sektor Perusahaan

Sebagai investor selain kewajiban Anda yaitu menganalisa secara fundamental dari suatu emiten dalam saham (perusahaan), yang tidak kalah penting yaitu Anda juga harus turut menganalisa kondisi dari sektor dan sub sektor perusahaan yang ingin kita investasikan.

Karena salah satu faktor yang menyebabkan performa harga saham bagus atau tidaknya dapat dipengaruhi juga oleh kondisi sektor perusahaan tersebut. Contoh misal yang terjadi pada sektor batu bara, beberapa tahun kebelakang sampai saat ini sektornya masih tertekan akibat anjloknya harga batu bara. Kondisi tersebut berdampak pada harga saham perusahaan batubara dimana performa harganya tidak begitu agresif.

5. Optimalkan Diversifikasi Saham

Diversifikasi saham biasanya cara efektif mengurangi risiko investasi saham. Dengan melakukan diversifikasi artinya Anda melakukan pembelian tidak hanya pada satu saham emiten saja, tetapi membaginya kedalam beberapa saham. Cara melakukan diversifikasi yang baik diantaranya yaitu :

  • Atur banyaknya saham dalam portofolio kamu dan jangan terlalu banyak. Biasanya tiga sampai 5 perusahaan sudah sangat cukup
  • Ambil saham dari sektor yang berbeda
  • Alokasikan dana lebih banyak untuk perusahaan yang lebih bagus serta valuasi lebih murah

6. Strategi Cut Loss

Cut loss dalam artian sederhananya Anda menjual saham yang sedang rugi pada harga tertentu. Strategi cut loss saham amannya menurut Ryan Filbert seorang praktisi pasar modal, Anda dapat melakukan cut loss apabila harga saham turun lebih dari 5%.

Hal tersebut cukup masuk akal karena dengan mengalami kerugian sebesar 5% ini dapat disiasati dengan memindahkan dana tersebut pada perusahaan lainnya, tentu memilih perusahaan mana yang akan mengalami trend bullish (naik) diperlukan analisa dan jam terbang yang baik untuk menghasilkan keputusan yang baik pula.

Bagaimana? Apakah Anda sudah paham mengenai strategi manajemen risiko dalam berinvestasi saham? Jika artikel ini dirasa bermanfaat silahkan untuk merekomendasikannya kepada teman, kerabat atau keluarga yang akan atau sedang berinvestasi pada instrumen saham.

Herlambang Sansan

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago