Saham

FOMO dalam Investasi Saham: Artinya, Bahaya dan Cara Menghindari

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya diskusi mengenai investasi terus berkembang seiring dengan perkembangan internet dan media sosial. Namun, sayangnya banyak orang yang hanya membaca investasi sebagai cara untuk kaya dan sebagai salah satu isu yang sedang trend di media sosial.

Orang-orang seperti ini cenderung akan membeli efek entah itu saham, reksa dana atau obligasi dengan tanpa perhitungan yang matang terlebih dahulu dan lebih karena ingin ikut-ikutan membeli saham karena sedang trend di media sosial. Orang-orang seperti inilah yang disebut sebagai orang yang terkena dampak FOMO.

FOMO tidak hanya menyerang investor baru yang masih awam dengan pasar modal, tetapi juga bisa jadi menyerang investor yang sudah cukup berpengalaman, terutama di dunia trading. Padahal, tindakan FOMO ini sangat berbahaya. Simak alasan mengapa FOMO dalam investasi adalah tindakan berbahaya dengan membaca artikel ini sampai selesai.

Definisi FOMO

FOMO adalah singkatan dari Fear of Missing Out atau takut ketinggalan sesuatu. Umumnya istilah ini digunakan untuk warganet di media sosial yang takut ketinggalan berita.

Akan tetapi, istilah ini juga dapat digunakan untuk menggambarkan investor di pasar modal (terutama saham) yang terburu-buru membeli saham sebuah perusahaan yang sedang naik tinggi karena takut kehilangan kesempatan untuk meraup keuntungan sebanyak-banyaknya.

Penyebab FOMO

Penyebab FOMO sangat erat dengan kondisi psikologis investor. Bisa jadi sebelum membeli sebuah saham yang harganya sedang naik tinggi seorang investor sudah merasakan dampak dari kenaikan harga saham tersebut dan ingin segera membeli saham itu sebelum harganya turun kembali.

Dia lupa bahwasanya perlu analisis fundamental dan analisa teknikal yang komprehensif sebelum memutuskan untuk membeli saham.

Atau bisa jadi juga dia membeli sebuah saham yang sedang naik tinggi karena seorang influencer yang dia ikuti atau rekannya di media sosial sedang membeli saham tersebut. Akibatnya, dia membeli saham itu dengan tanpa pertimbangan lebih lanjut.

Bahaya FOMO

Secara umum, bahaya FOMO sama halnya dengan bahaya membeli saham atau produk pasar modal lainnya dengan tanpa analisis yang obyektif dan komprehensif. Bahaya tersebut antara lain:

  • Membeli Saham dengan Harga Tinggi

Investor yang FOMO, bisa saja membeli saham dengan harga yang terlalu tinggi, padahal ada kemungkinan besar harga saham tersebut akan turun dengan segera. Kasus seperti ini sempat terjadi pada saham dengan kode BJTM pada pertengahan Januari 2021.

Meskipun secara fundamental perusahaan yang merilis saham ini tidak memiliki masalah yang signifikan dan memiliki kinerja bagus, secara historis harga saham BJTM cenderung tidak mudah naik.

Jadi, ketika harga saham ini meningkat dengan cukup tajam secara mendadak pada Januari lalu, harga saham perusahaan ini juga dengan cepat mengalami penurunan ke harga “normal” nya. Akibatnya, investor yang membeli saham ini dengan harga yang tinggi mengalami kerugian yang cukup parah.

  • Saham Tersangkut

Akibat FOMO, mungkin ada saham yang “nyangkut” di perusahaan yang tidak seharusnya. Selain rugi karena penurunan harga saham, investor yang terburu-buru membeli saham karena FOMO juga kehilangan biaya kesempatan (opportunity cost) untuk berinvestasi di perusahaan lain yang lebih menguntungkan.

Hal ini karena ada saham atau uang yang tersangkut di saham yang investor tersebut beli karena FOMO. Meskipun bisa jadi dia menjual saham tersebut dengan risiko cut loss, namun bisa jadi juga investor tersebut terpaksa tidak menjual saham miliknya itu karena jumlah kerugian yang dia derita sudah terlampau besar.

Kerugian akibat cut loss ini bisa mencapai ratusan ribu atau bahkan jutaan rupiah, mengingat saham tidak dibeli dengan satuan per lembar, tapi 100 lembar atau 1 lot. Jadi, ketika harga saham Anda turun 1000 rupiah dan Anda hanya punya 1 lot saja, Anda bisa rugi 100.000 rupiah.

Coba bayangkan kalau Anda membeli 10 lot dan harga saham tersebut turun hingga 2000 rupiah. Tentu Anda akan rugi 2 juta rupiah.

  • Membeli Saham Gorengan

Tidak menutup kemungkinan, apabila Anda membeli saham karena pengaruh selebritas yang Anda idolakan, Anda justru akan membeli saham gorengan.

Saham gorengan adalah saham yang pergerakan harganya dikontrol oleh segelintir investor demi kebaikan mereka sendiri. Bisa jadi selebritas yang Anda ikuti tersebut merupakan salah satu investor pengendali atau orang yang dibayar oleh investor tersebut untuk memasarkan saham yang dia goreng.

Jika Anda membeli saham jenis ini, Anda bisa jadi akan membeli saham dari perusahaan dengan kondisi fundamental dan teknis yang belum tentu baik, sehingga perubahan harga sahamnya akan lebih tajam daripada saham apapun.

Cara Menghindari FOMO

Mengingat bahaya tindakan Fear of Missing Out (FOMO) dalam investasi, Anda harus menghindari tindakan tersebut. Salah satunya adalah dengan beberapa cara berikut ini:

  • Lakukan analisis fundamental dan teknikal saham secara obyektif dan komprehensif termasuk kepada saham yang direkomendasikan oleh influencer idola Anda.
  • Jika Anda belum memiliki waktu untuk melakukan tips yang pertama dan kedua, Anda bisa memulai dari reksa dana terlebih dahulu.
  • Kelompokkan saham-saham yang Anda analisis ke dalam berbagai tingkatan. Apabila ada harga dari sebuah saham dengan tingkatan rendah menurut list yang Anda buat tersebut mendadak naik tajam, pastikan Anda mengujinya lebih lanjut.

Beberapa waktu ini memang diskusi investasi di media sosial sedang menghangat dan memiliki banyak peminat. Tapi, jangan sampai Anda berinvestasi hanya karena ikut trend.

Bahaya FOMO ini tidak hanya berlaku di saham saja, namun juga di jenis investasi lainnya. Intinya berinvestasilah sesuai kemampuan dan analisa sendiri, jangan hanya sekedar ikut-ikutan. Kenali juga ciri-ciri investasi bodong, agar Anda tidak terjebak dan tertipu.

Chandra Nathalie, S.E

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago