Investasi

Jenis Instrumen untuk Menyimpan Dana Darurat

Dana darurat merupakan salah satu hal yang wajib dipikirkan dan disiapkan ketika melakukan perencanaan keuangan. Ibarat sebuah mobil yang selalu membawa ban serep, kita juga perlu menyiapkan ‘ban serep’ untuk kondisi darurat yang menimpa kita suatu waktu.

Dana darurat seperti jaring pengaman yang bisa jadi penolong pertama untuk bertahan dalam kondisi darurat di luar dugaan. Contohnya seperti saat kita sakit dan tidak dicover asuransi, mendapati kerusakan alat transportasi, perabot rumah tangga utama, terjadi bencana alam, bahkan saat kita kehilangan pekerjaan.

Kondisi tersebut merupakan kondisi yang tidak bisa kita prediksikan kapan akan terjadi. Di sinilah letak pentingnya dana darurat. Jumlah dana darurat yang perlu disiapkan tentunya bervariasi tergantung status atau kondisi saat ini.

Secara teori, jika seseorang berstatus single, maka perlu memiliki dana darurat sebesar minimal 4 kali pengeluaran bulanan. Sedangkan, bagi seseorang yang sudah berpasangan alias menikah, maka perlu 6 kali pengeluaran bulanan.

Lalu, bagi seseorang yang sudah memiliki satu anak, maka besarannya  menjadi 9 kali pengeluaran bulanan. Berbeda lagi jika seseorang memiliki dua anak/lebih, seorang pengusaha, dan freelancer, mereka harus memiliki dana darurat minimal 12 kali pengeluaran bulanan. Jumlahnya memang tidak sedikit namun bisa dikumpulkan secara bertahap.

Pertama, Anda perlu hitung dan ketahui dahulu berapa biaya pengeluaran satu bulan. Kemudian, cocokkan dengan status/kondisimu. Lalu, hitung total dana darurat yang harus Anda miliki. Dana darurat memang bervariasi tergantung kondisi seseorang. Akan tetapi, bagi beberapa kondisi memerlukan ketersediaan dana darurat yang cukup besar.

Dana darurat tidak diwajibkan untuk dimiliki penuh dalam waktu singkat, kita boleh mengumpulkannya secara bertahap, seperti dengan cara menabung rutin sesuai jumlah dan time-frame yang sudah kita tentukan.

Sebuah teori menjelaskan bahwa idealnya dana darurat disimpan di instrumen dengan resiko rendah dan memiliki likuiditas tinggi. Instrumen dengan resiko rendah lebih menjamin bahwa dana kita aman, utuh, dan tidak akan berkurang akibat resiko rugi.

Sedangkan likuiditas yang tinggi diperlukan karena kondisi darurat memerlukan dana yang dapat kita pakai secepat mungkin. Terkadang kita mengalami hal yang memerlukan dana cepat yang tidak bisa menunggu proses pencarian atau penjualan asset.

Kembali lagi bahwa tujuan dana darurat adalah sebagai penolong pertama agar kita bisa cover keadaan darurat. Dengan demikian, dana darurat harus bisa dicairkan dengan cepat dan tanpa proses yang panjang. Tempat penyimpanan dana darurat seperti kue lapis. Lapisan ini menunjukkan tingkat likuiditasnya, yaitu sebagai berikut:

Lapisan Pertama

Lapisan pertama merupakan lapisan paling likuid. Lapisan ini adalah lapisan pertama yang paling bisa diandalkan ketika kondisi darurat terjadi. Instrumen yang tergolong lapisan pertama adalah tabungan.

Instrumen ini memiliki proses pengambilan dana yang mudah dan cepat, memiliki resiko rendah, serta terdapat keamanan dana karena terjamin Lembaga Penjamin Simpanan (LPS).

Lapisan Kedua

Lapisan kedua, merupakan lapisan semi likuid. Lapisan ini merupakan lapisan secondary ketika dana di tabungan belum bisa mengcover kebutuhan darurat yang terjadi. Instrumennya adalah salah satu jenis simpanan di bank, yaitu deposito.

Proses mendapatkan dana Deposito memang tidak semudah dan secepat dana tabungan. Akan tetapi dapat dicairkan dengan pergi ke bank. Proses pencairannya akan segera ditindaklanjuti.

Hal lain yang perlu diperhatikan terkait pencairan dana deposito adalah jatuh tempo. Kita memang akan dikenakan denda pinalti ketika dana diambil sebelum jatuh tempo, tetapi kita bisa membuat deposito satu bulan yang kemudian di roll-over secara otomatis.

Salah satu kekurangan dari instrumen kedua lapisan di atas adalah rendahnya bunga dan resiko inflasi. Dengan demikian, muncul alternatif instrumen di lapisan berikutnya.

Lapisan Ketiga

Lapisan ketiga merupakan lapisan yang memiliki likuiditas tidak setinggi dua lapisan sebelumnya, tapi menawarkan return yang lebih tinggi sehingga cukup aman melawan inflasi. Instrumen di lapisan ini adalah reksadana pasar uang (RDPU).

Meski RDPU memerlukan proses pencairan dana yang lebih lama, yaitu sekitar 3 hari kerja, tetapi keuntungan yang diperoleh dari RDPU lebih tinggi (7-10% per tahun) dibanding tabungan dan deposito. Keuntungan yang diperoleh dari RDPU tidak terkena pajak. RDPU juga merupakan instrumen yang aman dan cukup mudah dikoleksi.

Lapisan Keempat

Lapisan keempat alias terakhir, merupakan alternatif akhir saat dana dari lapisan sebelumnya kurang mengcover kebutuhan. Instrumen lapisan ini adalah logam mulia. Logam mulia merupakan instrumen investasi yang sudah dikenal sejak dahulu.

Akan tetapi, instrumen ini memiliki beberapa kekurangan, seperti butuh biaya cukup besar, tempat penyimpanan, dan likuiditas kurang tinggi. Selain itu, ada resiko penurunan harga emas sehingga dimungkinkan saat kita ingin menjual atau melakukan buyback, harganya justru di bawah harga beli.

Namun, di sisi lain, instrumen ini sangat membantu bagi beberapa orang yang sering tergoda untuk memakai dana darurat. Godaan ini dapat diantisipasi dengan membeli instrumen yang likuiditasnya tidak terlalu tinggi.  

Itulah beberapa jenis instrumen yang bisa digunakan untuk menyimpan dana darurat. Dana darurat hampir mirip dengan dana pensiun, yaitu tidak boleh diambil sewaktu-waktu. Namun pastikan Anda menyimpan kedua dana tersebut secara terpisah, karena tujuan penyimpannya berbeda. Dana darurat hanya digunakan saat kebutuhan mendesak, sedangkan dana pensiun bertujuan untuk dana di hari tua.

Januar Iskandar, S.E.

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago