Bisnis

Rasio Rentabilitas: Definisi, Jenis dan Rumusnya

Diantara banyak rasio penting yang harus diketahui oleh calon investor ada rasio rentabilitas. Rasio rentabilitas ini penting untuk diketahui sebab rasio ini menjelaskan kemampuan perusahaan mencetak keuntungan dengan menggunakan semua aset yang ada.

Semakin besar nilai rasio ini, maka semakin bagus pula kemampuan perusahaan tersebut untuk mencetak laba. Dengan demikian maka semakin besar pula keuntungan yang bisa diperoleh investor perusahaan tersebut.

Definisi Rasio Rentabilitas

Rasio rentabilitas adalah rasio yang Seperti yang telah disebutkan di atas, rasio ini penting untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam mencetak laba. Semakin besar nilai rasio ini, maka perusahaan tersebut semakin menguntungkan bagi investor. Karena itu artinya perusahaan ‘hanya’ membutuhkan aset atau biaya yang sedikit untuk mencetak keuntungan.

Jenis Rasio Rentabilitas

Para ahli memiliki pendapat yang berbeda mengenai jenis rasio ini. Namun, secara garis besar rasio ini dapat dibagi menjadi 2 yaitu:

1. Gross Profit Margin

Gross Profit Margin adalah rasio yang membandingkan antara pendapatan kotor (revenue) dengan pendapatan bersih. Pendapatan bersih adalah pendapatan kotor dikurangi biaya HPP atau biaya operasi saja. Rumus rasio ini adalah sebagai berikut:

Rumus Gross Profit Margin

Perlu diingat bahwa HPP di sini tidak hanya sebatas harga beli barang dari supplier saja tetapi juga mencakup biaya operasional seperti, gaji karyawan, biaya bahan baku dan lain lain. Oleh karena itu, nilai Gross Profit Margin menunjukkan seberapa besar bagian dari pendapatan kotor yang merupakan pendapatan bersih.

Contohnya adalah perusahaan XYZ yang memproduksi cotton buds memiliki pendapatan kotor sebesar 1,5 juta rupiah bulan Agustus 2021. Pada periode yang sama, perusahaan ini harus mengeluarkan biaya untuk gaji karyawan dan biaya untuk membeli bahan baku seperti kapas dan benang sehingga HPP perusahaan tersebut pada periode yang sama adalah sebesar 1,2 juta.

Dengan demikian, nilai GPM perusahaan ABC tersebut adalah sebesar:

Nilai GPM Perusahaan XYZ

Artinya adalah sekitar 20% dari pendapatan kotor tersebut adalah pendapatan bersih.

Nilai GPM bisa bervariasi tergantung jenis industri dan waktu. Hanya saja, apabila nilai GPM pada sebuah perusahaan terus mengalami fluktuasi setiap waktu, bisa jadi sistem produksi perusahaan tersebut kurang efisien.

2. Net Profit Margin

Net profit margin adalah rasio yang membandingkan antara laba bersih dengan pendapatan kotor. Berbeda dengan Gross Profit Margin di atas, laba bersih di sini adalah pendapatan perusahaan yang telah dikurangi biaya operasi atau HPP dan biaya-biaya lain seperti biaya depresiasi, biaya pajak, biaya bunga dan lain sebagainya.

Oleh karena itu, rumus Net Profit Margin adalah:

Rumus Net Profit Margin

Contohnya ketika perusahaan XYZ yang memproduksi cotton buds mencetak pendapatan kotor sebesar 1,5 juta dan HPP sebesar 1,2 juta pada bulan Agustus 2021. Di saat yang bersamaan, perusahaan ini harus membayar pajak sebesar 0,5% dari pendapatan, biaya depresiasi sebesar 50 ribu dan biaya bunga sebesar 3% dari pendapatan.

Maka, Net Profit Margin perusahaan XYZ adalah:

Biaya pajak = 0,5% x 1.500.000 = 7.500
Biaya Depresiasi = 50.000
Biaya Bunga = 45.000

Nilai Net Profit Margin Perusahaan XYZ

Terlihat dari contoh di atas, laba bersih perusahaan XYZ hanya sebesar 13,16% dari total pendapatan kotornya.

Net Profit Margin penting sebab dalam penghitungan rasio ini, biaya lain yang harus dibayarkan perusahaan juga dihitung sehingga akan tampak apakah biaya lain ini sangat membebani perusahaan atau tidak. Investor juga bisa membandingkan antara Gross Profit Margin dan Net Profit Margin untuk melihat pengaruh biaya lain tersebut pada keuangan perusahaan.

Dari contoh di atas misalnya, sebelum pembayaran pajak, depresiasi dan bunga diperhitungkan, ada 20% dari pendapatan kotor perusahaan yang merupakan keuntungan. Tetapi, setelah menghitung biaya-biaya tersebut, prosentase ini turun menjadi 13,16%. Hal ini membuktikan bahwa biaya-biaya lain tersebut mempengaruhi keuangan perusahaan sebesar 7,84%.

Sama seperti halnya dengan Gross Profit Margin, Net Profit Margin juga bisa bervariasi antar industri dan antar waktu. Jika Net Profit Margin sebuah perusahaan dalam beberapa tahun cukup fluktuatif , maka bisa jadi sistem operasi yang diberlakukan oleh perusahaan tersebut kurang efisien.

Di sisi lain, Net Profit Margin bisa bervariasi di setiap industri karena masing-masing industri memiliki model bisnis yang berbeda. Model bisnis yang berbeda ini mengakibatkan kebutuhan hutang setiap industri berbeda juga.

Industri konstruksi misalnya. Karena model bisnis industri ini yang membutuhkan biaya besar di awal untuk membangun aset yang baru akan dijual ketika sudah jadi, maka industri ini membutuhkan banyak hutang di awal pembangunan dan memiliki beban depresiasi yang besar untuk mesin yang mereka gunakan.

Dengan demikian ada kemungkinan nilai NPM industri ini lebih kecil daripada industri lain seperti industri fast-moving consumer goods (FMCG). Jadi, selain menghitung rasio-rasio ini dengan tepat, Anda juga harus memperhatikan model bisnis perusahaan tersebut sebelum mengambil keputusan investasi.

Perbedaan Rasio Rentabilitas dan Rasio Profitabilitas

Rasio rentabilitas dan rasio profitabilitas adalah dua rasio keuangan yang sama-sama melihat perbandingan antara pendapatan atau laba perusahaan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut. Maka tidak heran apabila penggunaan dua rasio ini sering berkelindan satu sama lain.

Walaupun begitu, terdapat sedikit perbedaan konseptual antara rasio rentabilitas dan rasio profitabilitas. Rasio rentabilitas cenderung menekankan kepada kemampuan perusahaan untuk mengelola asetnya sedemikian rupa sehingga aset tersebut bisa menghasilkan laba. Dengan demikian, rasio ini penting digunakan untuk mengukur efisiensi kinerja perusahaan.

Di sisi lain, rasio profitabilitas fokus membandingkan antara pendapatan atau laba perusahaan dengan biaya yang dikeluarkan oleh perusahaan tersebut sedemikian hingga perusahaan dapat memperoleh pendapatan maksimum dengan biaya minimum.

Chandra Nathalie, S.E

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago