Saham

Average Down: Definisi dan Contoh Ilustrasi

Beberapa waktu belakangan ini IHSG terus mengalami penurunan karena ketidakpastian ekonomi akibat pandemi covid-19. Penurunan harga saham sebenarnya merupakan hal yang wajar mengingat saham merupakan instrumen dengan tingkat risiko yang cukup tinggi.

Namun, bagi investor, penurunan harga saham sama dengan kerugian. Dalam jual beli saham ada beberapa strategi yang bisa Anda pilih untuk menghindari kerugian.

Keputusan yang diambil investor karena penurunan IHSG yang berturut turut pun bermacam macam, ada yang memilih untuk cut loss dengan menjual sahamnya di pasar sekunder, membiarkan saham tersebut nyangkut di pasar modal entah sampai kapan dan ada juga yang malah memutuskan untuk membeli saham karena harganya sedang murah. Strategi yang terakhir inilah yang disebut strategi average down.

Meskipun terdengar menarik dan menjanjikan keuntungan yang lebih besar, strategi ini tidak dapat diterapkan untuk saham dan perusahaan yang sembarangan. Pahami strategi average down  dengan membaca tulisan ini dari awal sampai akhir ya.

Definisi Average Down

Average down adalah salah satu strategi jual beli saham yang dilakukan oleh investor ketika harga saham sedang turun. Strategi ini dilakukan dengan cara membeli sebuah saham yang sama secara bertahap ketika harga saham tersebut sedang mengalami penurunan.

Harapannya adalah ketika harga saham tersebut meningkat, investor dapat meraup keuntungan lebih banyak. Oleh karena itu, strategi ini hanya cocok diterapkan oleh investor jangka panjang kepada saham-saham yang diterbitkan oleh perusahaan dengan fundamental bagus.

Sebab, kemungkinan harga saham yang diterbitkan oleh perusahaan dengan kualitas demikian akan membaik meskipun mungkin membutuhkan waktu yang sedikit lebih lama. Lain halnya apabila saham tersebut merupakan saham gorengan atau dari perusahaan yang tidak jelas. Biasanya, saham demikian lebih tidak bisa diprediksi kapan harganya akan naik lagi.

Contoh Ilustrasi Average Down

Investor A adalah seorang investor yang berinvestasi di perusahaan ABC. Investor tersebut membeli saham perusahaan ABC sebanyak 1 lot pada tanggal 24 April 2021. Ketika itu, harga per lembar saham perusahaan ABC adalah sebesar 200 rupiah. Sehingga biaya yang dikeluarkan investor A untuk membeli saham perusahaan ABC adalah sebesar 20.000.

Pada tanggal 1 Mei 2021, harga saham perusahaan ABC turun menjadi 150 rupiah per lembar. Karena investor A yakin perusahaan ABC adalah sebuah perusahaan yang memiliki kondisi fundamental baik, investor A lantas membeli kembali saham perusahaan ABC sebanyak 1 lot. Pada tahap ini, jumlah biaya yang dikeluarkan oleh investor A adalah sebesar 15.000.

Ternyata, pada tanggal 7 Mei 2021, harga saham perusahaan ABC kembali turun lagi hingga menyentuh 100 rupiah per lembar. Investor A yang masih optimis dengan perkembangan perusahaan ABC lantas membeli lagi sebanyak 1 lot. Pada tahap ketiga ini, jumlah uang yang dikeluarkan oleh investor A adalah sebesar 10.000 rupiah.

Dari latar belakang di atas, diketahui bahwasanya investor A memiliki 3 lot saham perusahaan ABC dengan biaya masing-masing lot adalah sebesar 20.000, 15.000 dan 10.000 atau jika dijumlahkan menjadi 45.000 dengan harga rata-rata per lembar saham sebesar 150 rupiah.

Jumlah ini lebih rendah sebesar 15.000 apabila dibandingkan dengan jika investor A langsung membeli sebanyak 3 lot pada tahap pertama. Karena jika dia langsung membeli 3 lot saham perusahaan ABC, dia harus mengeluarkan uang sebesar 60.000 rupiah. Strategi inilah yang disebut dengan average down pada saham.

Apabila perusahaan ABC adalah perusahaan dengan kondisi fundamental yang bagus dan penurunan harga sahamnya memang hanya sementara, harga saham perusahaan tersebut akan meningkat cepat atau lambat. Sehingga investor A akan mendapatkan keuntungan yang lebih banyak daripada yang seharusnya.

Contoh, ternyata pada tanggal 15 Mei 2021, akibat lebaran, harga saham perusahaan ABC meningkat kembali hingga 250 rupiah per lembar. Karena hal ini, nilai saham yang dimiliki oleh investor A menjadi sebesar 250 kali 300 atau 75.000.

Seharusnya, apabila investor A membeli saham 3 lot sekalian ketika harga saham 200, dia hanya akan mendapatkan capital gain sebesar 15.000 (75.000-60.000). Namun, karena dia melakukan strategi average down, keuntungan yang dia dapatkan meningkat dua kali lipat menjadi 30.000 (75.000-45.000).

Bagaimana? Terlihat menarik bukan? Namun, perlu diingat bahwasanya perusahaan ABC adalah perusahaan dengan kondisi fundamental yang bagus. Dalam artian, penurunan harga saham perusahaan tersebut tidak disebabkan karena adanya kelalaian manajemen melainkan karena kondisi ekonomi yang kurang menguntungkan.

Akan lain ceritanya apabila perusahaan tersebut memiliki kinerja keuangan dan fundamental yang buruk. Bisa jadi harga saham yang Anda beli baru akan mengalami kenaikan tahun depan atau tahun depannya lagi ketika manajemen perusahaan tersebut sudah berbenah. Akibatnya, saham Anda nyangkut di perusahaan itu dan Anda kehilangan kesempatan untuk membeli saham lainnya dari perusahaan yang lebih bonafide.

Oleh karena itu, sebelum menerapkan strategi ini, Anda perlu melakukan analisis fundamental dan teknikal saham perusahaan tersebut agar Anda tidak membeli saham perusahaan yang salah dan merugi.

Januar Iskandar, S.E.

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago