Saham

8 Cara Membaca Laporan Keuangan Perusahaan

Bagi investor saham, cara membaca laporan keuangan perusahaan adalah hal pertama yang wajib dipelajari. Sebab, melalui laporan keuangan perusahaan, Anda akan mengetahui apakah performa perusahaan bagus, keuangannya sedang sehat, untung atau rugi.

Setelah mengetahui laporan keuangan tersebut, Anda kemudian bisa menentukan apakah sahamnya layak dibeli atau tidak.

Jadi intinya investor tidak boleh malas membaca laporan keuangan perusahaan, apalagi jika masih pemula. Memang cukup ‘menantang’, namun jika Anda pelajari dengan seksama, membaca laporan keuangan perusahaan bisa menjadi hal yang ‘menyenangkan’.

Tujuan utama membaca laporan keuangan perusahaan adalah agar investor tidak salah langkah. Jadi, penting bagi siapa saja yang ingin menggeluti dunia investasi untuk mengetahui cara membaca laporan keuangan perusahaan.

Berikut ini cara membaca laporan keuangan perusahaan dengan mudah dan akurat:

1. Mengamati Laba Bersih dan Ekuitas Perusahaan

Hal pertama yang harus Anda lakukan adalah mengetahui laba bersih dan ekuitas perusahaan. Perusahaan yang ‘sehat’ adalah perusahaan yang laba bersih dan ekuitasnya terus mengalami peningkatan.

Misalnya, laba bersih di perusahaan Jaya Makmur pada 1 Januari 2021 lebih banyak atau mengalami peningkatan dibandingkan pada 1 Januari 2020. Ekuitasnya pun mengalami nasib baik yang sama.

2. ROE Minimal 15 Persen dalam Setahun

Setelah mengamati laba bersih dan ekuitas, saatnya Anda menuju ke bagian Return on Quity (ROE). Perusahaan yang menguntungkan adalah perusahaan yang ROE-nya minimal 15 persen. ROE sendiri merupakan tingkat pengembalian investasi.

Contohnya, perusahaan Jaya Makmur menghasilkan laba bersih minimal atau lebih dari 15 persen untuk setiap keuntungan Rp 10.000. Nah, jika ROE berada di level 15 persen atau lebih, maka sisi keuangan perusahaan juga bagus. Anda boleh membeli saham pada perusahaan tersebut.

Namun, jika ROE di bawah level 15 persen, perusahaan dinilai kurang menguntungkan. Jadi, sebaiknya Anda tidak membeli saham di perusahaan tersebut.

3. Liabilitas Perusahaan Kecil

Liabilitas sama halnya dengan utang yang dimiliki oleh perusahaan. Ya, dalam laporan keuangan, utang perusahaan dituliskan dengan istilah liabilitas.

Sebelum memutuskan untuk membeli saham, investor harus mengetahui sisi liabilitas perusahaan. Sebaiknya liabilitas perusahaan yang hendak dibeli sahamnya memiliki nilai yang kecil dari ekuitas. Jika sebaliknya, investor harus lebih berhati-hati.

Lebih lanjut, utang perusahaan yang mengandung bunga juga sebaiknya bernilai kecil. Seperti diketahui, utang mengandung bank akan berpengaruh terhadap laba bersih yang akan semakin ‘terkuras’.

Nah, utang mengandung bunga ini bisa berupa utang bank dan obligasi. Jadi, cek dulu ya utang-utang yang dimiliki perusahaan sebelum memutuskan untuk membeli saham.

4. Nilai Saldo Laba Positif

Kembali ke bagian ekuitas. Di situ, Anda akan menemukan nilai modal disetor dan nilai tambahan modal disetor serta nilai saldo laba. Perusahaan yang apik adalah perusahaan yang memiliki nilai saldo laba positif.

Tidak cukup segitu, karena nilai saldo laba positif ini juga harus lebih besar dibandingkan dengan nilai modal yang disetor.

Sementara itu, perusahaan dinilai tidak memiliki prospek yang menjanjikan jika nilai saldo labanya negatif. Di sisi lain, perusahaan juga dinilai kurang bagus meski nilai saldo labanya positif namun lebih kecil dibandingkan dengan nilai modal yang disetor.

5. Nilai Asset dan Inventory Turn Over Besar

Semakin besar nilai asset turn over dan inventory turn over suatu perusahaan, maka semakin bagus prospeknya. Ya, investor harus mencari perusahaan yang nilai asset dan inventory turn over-nya besar. Bagaimana cara mengetahuinya?

Di dalam laporan keuangan perusahaan, Anda perlu melihat bagian nilai penjualan atau pendapatan dan nilai total aset. Nah, pembagian dari kedua nilai itu menunjukkan besar kecilnya asset turn over.

Sementara itu, untuk mengetahui nilai investory turn over, Anda perlu membagikan nilai penjualan atau pendapatan (selama setahun) dengan nilai persediaan.

6. Tidak Punya Risiko Gagal Bayar

Perusahaan yang bagus adalah perusahaan yang tidak memiliki risiko gagal bayar. Bagaimana cara mengetahuinya?

Suatu perusahaan yang hendak dibeli sahamnya sebaiknya memiliki total aset lancar yang lebih besar dibandingkan utang lancar. Hal ini menunjukkan bahwa perusahaan tersebut tidak memiliki risiko gagal bayar.

Jika sebaliknya, lebih baik Anda memilih perusahaan lain untuk dibeli sahamnya. Pasalnya perusahaan yang total aset lancarnya lebih kecil dibandingkan utang lancar, berisiko menimbulkan gagal bayar alias sulit membayar utang-utang yang dimilikinya.

Adapun cara mengetahui besaran total aset lancar yakni dengan membagikan aset lancar dengan liabilitas atau utang perusahaan.

7. Tidak Memikul Banyak Beban

Perusahaan yang bagus juga identik dengan tidak banyak beban yang dipikul, kecuali beban pajak dari laba usaha. Jika Anda menemukan suatu perusahaan memiliki beban amat besar, seperti utang berbunga yang besar, maka sebaiknya Anda tidak membeli sahamnya.

Perusahaan semacam itu tidaklah menguntungkan. Bahkan berpotensi gagal bayar, sebagaimana dijelaskan di atas.

8. Hasil Audit Wajar Tanpa Pengecualian

Penting juga bagi investor saham untuk membaca hasil audit laporan keuangan perusahaan. Letaknya berada di bagian akhir, dengan sub bab ‘Opini’. Di situ Anda biasanya menemukan tulisan ‘Wajar’.

Sebagian besar perusahaan pada umumnya memang memperoleh predikat laporan keuangan ‘Wajar Tanpa Pengecualian’. Namun, ada juga perusahaan yang laporan keuangannya disebutkan ‘Wajar’ namun dibubuhkan beberapa catatan. Hal ini bermakna laporan keuangan perusahaan mendapatkan predikat ‘Wajar dengan Pengecualian’.

Nah, di sini Anda perlu mengetahui bahwa perusahaan yang mendapatkan predikat Wajar Tanpa Pengecualian lebih bagus dibandingkan dengan yang mendapatkan predikat Wajar dengan Pengecualian.

Itulah cara membaca laporan keuangan perusahaan dengan mudah dan akurat. Perlu diingat, sebagai investor saham, Anda juga perlu memerhatikan laporan keuangan perusahaan secara keseluruhan. Perusahaan yang memiliki laporan keuangan ‘sehat’ identik dengan ‘tidak rumit’ pada bagian aset, ekuitas, liabilitas dan bagian penting lainnya.

Januar Iskandar, S.E.

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago