Saham

Jenis-Jenis Trend Saham dan Strateginya

Dalam investasi saham, harga saham merupakan salah satu faktor dalam menentukan apakah kita akan berinvestasi atau tidak di saham tersebut. Karena adanya permintaan dan penawaran, maka harga saham mengalami fluktuasi setiap harinya.

Kadang harganya naik dan kadang harganya turun. Kadang harganya naik terus-terusan dan kemudian turun. Atau sebaliknya, harganya turun terus-terusan kemudian naik. Atau kadang harga saham stabil, kalaupun ada kenaikan atau penurunan tidaklah banyak.

Pergerakan harga saham tersebut bisa menjadi salah satu bahan analisa investasi saham. Analisa berdasarkan pergerakan atau trend harga saham disebut sebagai analisa teknikal. Ada 2 analisa dalam investasi saham yaitu analisa teknikal dan analisa fundamental. Kalau analisa fundamental berdasarkan kinerja keuangan perusahaan yang mencerminkan rasio-rasio keuangan.

Kemampuan melakukan analisa teknikal akan menjadi salah satu faktor penentu keberhasilan dalam investasi saham. Analisa teknikal diawali dari mengenal trend yang terjadi. Kemampuan mengenali suatu tren adalah kunci dalam memahami pola pergerakan saham yang sedang terjadi. Harga di pasar saham cenderung mengikuti trend, yang menguasai analisa trend saham akan menjadi pemenang.

Trend saham adalah kecenderungan arah pergerakan harga saham pada pasar saham. Terdapat 3 macam trend saham yaitu Uptrend, Downtrend dan Sideways.

Untuk memahami jenis-jenis trend saham, kita harus memahami bahwa pergerakan harga saham yang naik turun setiap harinya akan membentuk pola seperti gergaji dimana ada pergerakan turun, pergerakan naik atau pergerakan mendatar.

Untuk memahami dan menentukan trend harga saham, kita harus mengerti beberapa istilah antara lain:

  • Peak (puncak) adalah titik tertinggi dari pergerakan saham sedangkan throught (lembah) adalah titik terendah dari pergerakan saham.
  • Higher high (HH) merupakan titik puncak atau peak yang tingginya melebihi peak sebelumnya.
  • Lower high (LH) adalah peak atau titik puncak harga saham yang lebih rendah daripada peak sebelumnya.
  • Higher low (HL) adalah throught (lembah) atau titik terendah harga saham yang lebih tinggi dari throught sebelumnya.
  • lower low (LL) merupakan throught (lembah) atau titik terendah harga saham yang lebih rendah dari throught sebelumnya.

Dengan memahami istilah-istilah tersebut kita bisa menentukan apakah jenis trend saham yang sedang terjadi.

1. Uptrend (Trend Cenderung Naik)

Uptrend adalah kondisi dimana harga saham cenderung naik. Dikatakan naik jika dibandingkan dengan peak (puncak) dan throught (titik terendah) sebelumnya. Untuk menentukan apakah harga sedang uptrend atau tidak, tergantung dari ada atau tidaknya deretan peak (puncak) dan throught (lembah) yang semakin meninggi.

Kata “deretan” menunjukkan bahwa jumlah peak dan throught haruslah banyak, minimal ada 2 peak dan 2 throught yang bergerak semakin tinggi secara berurutan. Jadi kalau hanya ada 1 peak dan 1 throught saja, maka belum bisa dikatakan uptrend. Semakin banyak peak dan throught yang lebih tinggi dan membentuk trend naik, maka semakin kuat kecenderungan uptrend dari harga saham tersebut.

Kecenderungan uptrend tersebut bisa berakhir dengan throught yang lebih rendah dari throught sebelumnya. Tetapi, jika dilihat dan ditarik dari periode waktu yang lebih panjang maka kondisi throught tersebut secara keseluruhan akan terlihat cenderung naik.

2. Downtrend (Trend Cenderung Turun)

Downtrend dalah kondisi dimana harga saham cenderung turun. Untuk mengatakan turun haruslah dibandingkan dengan peak dan throught sebelumnya. Dan untuk menentukan apakah harga sedang downtrend atau tidak, tergantung dari ada atau tidaknya deretan peak dan throught yang semakin menurun (lebih rendah).

Ingat kembali bahwa kata “deretan” harus menunjukkan bahwa jumlah peak dan throught haruslah banyak, minimal ada 2 peak dan 2 throught yang bergerak semakin merendah secara berurutan.

Jadi kalau baru hanya ada 1 peak dan 1 throught yang menurun maka belum bisa dikatakan downtrend. Semakin banyak peak dan throught yang menurun maka semakin kuat kecenderungan downtrend dari harga saham tersebut.

3. Sideways (Trend Cenderung Mendatar)

Adalah kondisi dimana pergerakan harga saham tidak seperti uptrend dan downtrend, jadi cenderung datar. Pergerakan harga memiliki deretan peak dan throught yang cenderung sama dengan sebelumnya sehingga pergerakan terlihat tidak naik dan tidak turun. Sekali lagi, kata “deretan” menjadi penentu apakah pergerakan saham sedang sideways atau tidak.

Strategi pada Masing-Masing Trend

Setelah mengetahui trend pergerakan saham, kita bisa menentukan sikap dan menyiapkan strategi di masing-masing trend. Secara umum, investor saham menginginkan keuntungan dari kenaikan saham yang dimilikinya. Dengan naiknya harga saham yang dimilikinya, investor berharap mendapatkan selisih harga yang lebih besar. Selisih harga didapatkan dari harga jual saham dikurangi harga beli saham tersebut.

Strategi di masing-masing trend saham tergantung juga apakah saham tersebut sudah kita miliki atau belum kita miliki. Saat saham tersebut belum kita miliki, apakah saham tersebut ingin kita beli atau tidak. Tentunya keputusan membeli atau tidak tetap memperhitungkan analisa fundamental dari saham tersebut.

Selain itu, batas atau periode waktu (time horizon) juga mempengaruhi. Cenderung investor jangka pendek yang bertipe trader akan melihat periode waktu kurang dari satu tahun. Sementara investor jangka panjang mempertimbangkan batas waktu yang lebih lama, bisa 3 sampai 5 tahun.

Strategi yang bisa diambil pelaku pasar saat menyikapi trend saham, umumnya adalah:

  • Saat mulai terjadi uptrend sebaiknya lakukan aksi beli
  • Sebaliknya saat mulai terjadi downtrend sebaiknya lakukan aksi jual
  • Namun saat pasar mengalami sideways, sebaiknya menunggu (wait and see)

Strategi tersebut bukan saran atau rekomendasi, dan tidak wajib diikuti. Sebaiknya tetap lakukan analisis secara mendalam sebelum menjual maupun membeli saham.

Mengingat adanya resiko dalam investasi saham, maka semakin dalam pengetahuan kita tentang saham akan semakin memperkecil resiko dan memperbesar potensi keuntungan. Sebaiknya dipelajari juga faktor-faktor yang mempengaruhi harga saham, selain dari trend saham ini.

Chandra Nathalie, S.E

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago