Saham

Kesalahan Fatal Saya Sebagai Investor Saham Pemula

Saya masih ingat 2018 pertama kali membuat akun di sekuritas. Semua atas keinginan sendiri untuk berinvestasi di dunia saham. Sebagai investor pemula, kesalahan fatal bisa menjadikan uang kita dalam risiko yang besar dan tanpa batas. Harus benar – benar belajar dari kecil terlebih dahulu, salah langkah akan mengakibatkan uang atau dana kita Habis.

Kesalahan – kesalahan tersebut yang sangat fatal dan mengkhawatirkan dapat saya rangkum sebagai berikut:

Ikut Ikutan Dalam Bertransaksi

Ada berita bagus mengenai saham A, beli saham A, di rekomendasikan beli Saham C, Beli saham C. Transaksi hanya ikut ikutan ini ternyata hal pertama yang membuat risiko kita dalam bertrading sangat berbahaya. Ini alasan yang membuat hal tersebut sangat berbahaya :

  • Tidak mengetahui latar belakang dan seluk beluk perusahaan.
  • Tidak memahami history harga perusahaan yang bersangkutan.
  • Tidak mengetahui isu isu sensitif dan keuangan emiten tersebut.
  • Tidak tau apa yang harus di lakukan setelah membeli atau pun setelah memegang saham tersebut.
  • Tidak mengetahui berapa “duit” untuk membelinya ? bagaimana jika ia turun, atau bagaimana jika naik.

So, Harus bagaimana ?

Setidaknya kita harus mempelajari berbagai analisa fundamental perusahaan terutama untuk investing

  • Perusahaan apa yang kita beli
  • Bisnis apa yang di jalani
  • Bagaimana rasio keuangan, cashflow serta hutang perusahaan dan berbagai instrumen keuangan lainnya
  • History harga, apakah sudah naik tinggi sekali atau sedang sideaways atau downtren.
  • Belajar berbagai indikator teknikal tidak ada salahnya.
  • Ikuti kepercayaan diri sendiri, jangan pernah bertransaksi hanya karena ikut ikutan.

Tidak Memiliki Trading / Investing Plan

Hal kedua ketika menjadi investor pemula, adalah tidak memiliki trading / investing plan. Trading untuk investasi jangka pendek misalnya < 1 tahun. Nah untuk Investing mungkin bisa 1-5 Tahun atau lebih. Keduanya harus memiliki perencanaan (plan yang mateng), plan ini antara lain berisi:

  • Berapa porsi dana untuk trading, berapa porsi dana untuk investing.
  • Kapan beli, kapan jual
  • Kapan average down, average up ?
  • Kapan melakukan penjualan penuh, kapan melakukan pembelian rutin terhadap emiten yang koleksi.

Tidak adanya plan ini, membuat kita terombang ambing dalam melakukan penjualan ataupun pembelian. Sangat mudah dipengaruhi oleh sentimen – sentimen kecil atau ajakan ajakan tertentu yang akhirnya merugikan diri sendiri.

Bayangkan kita masuk pasar saham tanpa tau apa yang harus kita lakukan ? memang ujung-ujungnya ketidakpastian dan risiko kerugian akan semakin besar.

So, harus bagaimana ?

  1. Misalkan untuk trading, kapan harus cutloss, kapan harus take profit, kapan harus average up, kapan average down dan kapan harus switching ke emiten lain.
  2. Untuk investing, tanggal berapa, atau kapan harus menambah muatan, target investasi berapa tahun, dan bagaimana alokasi dana setiap pembelian.

Tidak ada Money Management

Ternyata faktor ketiga ini sangat penting, apa itu money management ? secara singkat dapat kita terjemahkan sebagai :

  • Berapa banyak dana yang kita gunakan untuk trading ? (short)
  • Berapa banyak dana yang kita gunakan untuk investing ? (Long)
  • Berapa banyak dana yang digunakan untuk membeli masing masing saham?
  • Berapa banyak dana yang digunakan untuk average up , average down ?
  • Kapan melakukan all in dalam investment ataupun trading ?
  • Kapan Cut loss dan take profit ? berapa amountnya ?

Tidak adanya money management ini membuat dalam melakukan jual / beli hanya dikendalikan oleh EMOSI. Parahnya ini juga akan membuat kita dalam risiko yang cukup besar. Ketika emosi mengendalikan kita, fluktuasi atau kondisi pasar bagaimanapun akan merugikan kita.

So harus bagaimana ?

  • Pertama, berapa total aset kita. Misal jika punya uang 100 jt, berapa alokasi kita ke saham. Misal 50 jt, dari 50 jt, kita untuk long investing 30 jt dan untuk trading 20 jt. Nah ini contoh money management yang pertama.
  • Kedua, Berapa emiten yang kita beli (cukup 3-10 maksimal) dan alokasi dana secara hampir merata ke masing masing emiten tersebut.
  • Ketiga, berapa uang yang akan kita alokasikan setiap average down, dan average up setiap saham tersebut.

Analisis Risiko Terburuk

Setiap investasi tentu memiliki risiko, begitu juga dengan investasi saham. Kesalahan fatal investor pemula seperti saya adalah tidak menganalisis dan mempertimbangkan risiko dalam berinvestasi dan hanya memprioritaskan keuntungan belaka.

Padahal faktanya risiko kerugian, baik kecil atau pun besar harus siap kita hadapi. Bisa kerugian kecil misal 10 % bahakan sampai 50 ataupun 100% (jika saham di suspen atau delisting) harus kita hadapi jika tidak hati hati dalam berinvestasi.

So, Apa yang harus dilakukan ?

  • Uang untuk investasi haruslah uang dingin, jangan gunakan uang yang digunakan untuk bisnis dan kebutuhan sehari hari yang notabanenya dibutuhkan dalam jangka waktu pendek. Hal ini penting karena jika terjadi kerugian, kita tidak khawatir dengan kebutuhan sehari hari.
  • Harus benar benar paham, jikalau investasi bisa menimbulkan risiko kerugian. Bagaimana jika uang yang anda investasikan tinggal 50% atau tinggal 20%, itu mungkin terjadi. Jangan sampai tidak sadar.

Menggunakan Uang Pinjaman atau Fasilitas Margin

Menggunakan uang pinjaman alias hutang ataupun sejenisnya “Terutama tanpa kemampuan membayar” sangat berisiko. Sebaiknya hindari, terlebih jika kita tidak memiliki kemampuan atau aset untuk mengembalikannya.

So harus bagaimana ?

Menggunakan uang dingin yang memang dialokasikan untuk investasi akan jauh sangat baik dibandingkan menggunakan uang panas. Karena kita akan tentang dalam berinvestasi terutama saat pasar sedang bergerak fluktuatif.

Ketika masih ada income masuk / gaji bulanan, sisikan sebagian sebagai uang dingin untuk investasi.

Tips Untuk Investor Saham Pemula

Walaupun belum sebagai investor senior, namun dengan pengalaman lebih dari 3 tahun, saya banyak mengecap asam garam. Dan berikut beberapa tips yang dapat saya bagikan :

  • Pelajari banyak analisa fundamental dan sedikit teknikal
  • Gunakan dan percaya logika serta analisis anda sendiri, bukan pengamat, orang lain, atau siapapun.
  • Percaya diri, dan disiplin
  • Jangan pernah bertransaksi berdasarkan satu isu yang hangat saja.
  • Perusahaan bagus tidak akan tenggelam lama.
  • Tidak salahnya terus membaca dan mempelajari ilmu ilmu dari investor kawakan seperti warren buffet cs.
  • Jangan fokus 100% di trading saham, fokus pada pekerjaan anda, ini adalah investasi bukan pekerjaan.
Chandra Nathalie, S.E

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago