Saham

5 Penyebab Terjadinya Koreksi di Pasar Saham

Harga saham dan produk pasar modal lainnya terus berubah ubah (fluktuatif) sepanjang waktu. Namun, ada kalanya penurunan harga saham ini terjadi secara bersamaan dan relatif menyeluruh. Kondisi inilah yang disebut dengan koreksi pasar saham.

Tentu tidak ada investor yang menginginkan terjadinya koreksi ini. Supaya Anda bisa mengantisipasi koreksi di pasar saham ini, pahami penyebab terjadinya koreksi pasar saham dengan membaca artikel ini hingga akhir.

Secara garis besar, penurunan ataupun peningkatan harga saham baik secara individual maupun rata-rata, dipengaruhi oleh jumlah permintaan dan penawaran saham tersebut. Akan tetapi, penyebab ini harus dibuat lebih rinci lagi supaya Anda bisa memahami mengapa harga rata-rata indeks harga saham di sebuah negara menurun secara menyeluruh.

Berikut ini penyebab terjadinya koreksi di pasar saham yang perlu Anda ketahui:

1. Perusahaan Yang Melantai di Bursa Kurang Menguntungkan

Menurut CNBC, salah satu faktor utama yang menyebabkan IHSG terus mengalami koreksi sejak akhir Maret 2021 adalah proyeksi kurang bagus dari keuntungan perusahaan-perusahaan yang ada di bursa.

CNBC menuturkan bahwasanya nilai P/E (Price to Earnings) ratio dari saham-saham yang ada di BEI masih sekitar 21,8 yang mana hal itu berarti dibandingkan keuntungan yang ditawarkan, harga saham perusahaan-perusahaan di BEI masih cenderung lebih mahal.

Dengan rasio ini, tentu investor, yang notabene mencari keuntungan, akan berfikir dua kali sebelum membeli saham di bursa. Terlebih apabila ada produk investasi lain seperti mata uang kripto atau surat berharga yang menawarkan P/E ratio yang lebih rendah, tentu investor akan beralih membeli produk investasi tersebut dan tidak membeli saham.

2. Sentimen Negatif Terhadap Ekonomi Nasional

Selain keuntungan saat ini, investor tentu mempertimbangkan potensi dan proyeksi keuntungan berinvestasi di Indonesia di masa depan. Salah satu pertimbangan yang pasti diperhatikan adalah sentimen terhadap ekonomi Indonesia.

Sentimen tersebut seperti, proyeksi inflasi dan pertumbuhan ekonomi Indonesia, kondisi sosial politik Indonesia tahun depan dan isu-isu yang berkembang di negara ini. Apabila ada sentimen positif seperti tingkat pertumbuhan ekonomi yang pesat, tentu investor akan tertarik untuk membeli saham di negeri ini. Sebaliknya, apabila sentimen negatif memainkan peranan lebih kuat, maka investor akan beralih membeli produk investasi lain atau bahkan membeli saham di negara lain.

3. Persaingan Dengan Produk Investasi

Investor tentu memiliki opsi lain dalam membeli produk investasi selain saham. Mereka bisa membeli produk lain seperti emas, obligasi atau bahkan mata uang kripto. Sehingga apabila membeli saham dinilai tidak menguntungkan, mereka akan beralih membeli produk-produk tersebut di atas.

Dilansir dari CNBC, faktor lain yang membuat IHSG terus menurun sepanjang kuartal kedua tahun 2021 adalah banyak investor muda yang beralih dari saham ke mata uang kripto. BAPPEBTI mencatat bahwa dalam periode yang sama, jumlah investor mata uang kripto meningkat sebanyak 4,2 juta orang. Hal ini membuat likuiditas pasar saham di Indonesia terus menurun akibat rendahnya jumlah transaksi yang terjadi dalam periode tersebut.

4. Menurunnya Jumlah Dana Asing di Indonesia

Meskipun jumlahnya lebih rendah dibandingkan 8 tahun lalu, keberadaan investor asing tetap memainkan peran penting dalam pergerakan pasar modal Indonesia. Semakin rendah jumlah investor asing yang berinvestasi di negeri ini, maka artinya investasi di Indonesia dinilai tidak menguntungkan.

Apalagi jika dibandingkan dengan perkembangan ekonomi internasional terutama perkembangan ekonomi dari  negara-negara besar seperti Amerika Serikat dan Cina. CNBC mencatat bahwasanya pada bulan April 2021 saja ada sekitar 5,2 triliun rupiah dana asing yang keluar dari pasar saham Indonesia. Jumlah ini semakin besar menjadi 6,6 triliun rupiah apabila dihitung sejak awal tahun 2021.

Diperkirakan hal ini terjadi karena perpaduan berbagai hal seperti proyeksi ekonomi Indonesia, perkembangan ekonomi AS dan tentu saja pandemi Corona. Inilah yang dikhawatirkan oleh Menteri Keuangan RI, Sri Mulyani. Mengingat pada 8 tahun silam terjadi capital flight besar-besaran dari Indonesia ke Amerika Serikat.

Hal tersebut diakibatkan penguatan ekonomi AS pasca krisis keuangan tahun 2008. Fenomena ini disebut sebagai taper tantrum.

5. Force Majeure

Secara bahasa, Force Majeure dapat diartikan sebagai penyebab terjadinya suatu musibah yang mana penyebab tersebut tidak dapat diperkirakan kapan datangnya atau kapan selesainya. Contoh jelas dari Force Majeure ini tentu saja adalah pandemi covid-19.

Pandemi covid-19 melambatkan ekonomi Indonesia baik secara makro maupun mikro. Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila sepanjang pandemi ini, IHSG seringkali mengalami penurunan. Bahkan, dalam perkembangan terakhir pada tanggal 21 Juni 2021, IHSG turun 1,01% ke level 6.007 akibat lonjakan jumlah kasus positif Corona di Indonesia.

Dari beberapa penyebab di atas tampak bahwasanya faktor-faktor lain di luar kondisi keuangan dan kondisi teknis harga saham perusahaan tetap memainkan peranan penting dalam pergerakan harga saham. Oleh sebab itu, selain menggunakan analisis teknikal dan analisis fundamental, ada baiknya Anda juga terus mengikuti perkembangan ekonomi terkini baik di level nasional maupun internasional.

Januar Iskandar, S.E.

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago