Bisnis

Perbedaan Piutang dan Hutang dalam Bisnis

Piutang dan hutang merupakan dua hal yang penting dalam bisnis dan perlu dilakukan pencatatan di laporan keuangan. Apa perbedaan keduanya?

Piutang

Pengertian piutang secara bahasa adalah uang yang dipinjamkan, yang dapat ditagih dari seseorang. Jika dalam pengertian perusahaan, piutang adalah tagihan uang perusahaan kepada pelanggan yang diharapkan akan dilunasi paling lama satu tahun sejak tanggal keluarnya tagihan.

Piutang muncul saat perusahaan menjual produknya ke pembeli tidak secara tunai dan dicatat di jurnal sebagai Piutang Dagang di sisi debet berpasangan dengan Penjualan di sisi kredit.

Piutang juga bisa muncul saat perusahaan memberikan pinjaman kepada karyawannya dan dicatat sebagai Piutang Karyawan di sisi debet berpasangan dengan Kas di sisi kredit.

Ada 3 jenis piutang, yaitu:

  • Piutang usaha/dagang adalah piutang yang akan dibayar pembeli sebagai akibat dari penjualan produk yang tidak secara tunai.
  • Piutang wesel adalah klaim piutang yang didasari oleh instrument kredit yang secara resmi diterbitkan sebagai bukti hutang.
  • Piutang lain-lain adalah piutang selain dagang seperti pendapatan bunga, pemberian pinjaman kepada pejabat perusahaan, pemberian uang muka kepada karyawan atau pengembalian PPh.

Di laporan keuangan, piutang dicatat dalam Neraca (balance statement) pada sisi kiri (aktiva). Piutang dagang dimasukkan ke dalam kategori aset lancar (current assets). Ini berlaku untuk piutang usaha yang pelunasannya kurang dari 1 tahun.

Karenanya piutang usaha atau piutang dagang (account receivable) menjadi dasar perhitungan rasio likuiditas, yaitu rasio lancar (current ratio) dan rasio cepat (quick ratio). Rasio likuiditas berfungsi untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajiban lancarnya.

Hutang

Pengertian utang secara bahasa adalah hutang yang dipinjam dari orang lain atau pihak lain. Hutang sering diistilahkan dengan kewajiban karena memang hutang wajib dilunasi.

Saat perusahaan yang memiliki hutang tidak mampu membayar dan sampai dilikuidasi, maka pemilik perusahaan harus mengutamakan pembayaran hutang perusahaan daripada pengembalian modalnya.

Ada dua jenis hutang atau kewajiban, yaitu kewajiban lancar dan kewajiban tidak lancar. Kewajiban lancar adalah kewajiban dengan karakteristik sebagai berikut:

  • Perusahaan merencanakan untuk melunasi kewajiban dari aset lancar yang dimilikinya atau dari timbulnya kewajiban lancar lainnya.
  • Perusahaan akan melunasi hutang dalam satu periode tahun atau siklus operasional, mana yang lebih lama.

Kewajiban lancar antara lain wesel bayar, hutang usaha, pendapatan yang diterima di muka dan kewajiban akrual lainnya seperti hutang pajak, hutang gaji dan hutang bunga.

Wesel bayar adalah janji untuk membayar secara tertulis dengan kesediaan peminjam untuk membayar bunga yang diterbitkan dalam berbagai periode. Hutang usaha adalah hutang yang muncul dari adanya pembelian barang dari supplier tidak secara tunai. Untuk hutang pajak penjualan, muncul karena belum disetorkannya pajak penjualan kepada pemerintah sementara perusahaan telah memungut pajak penjualan dari pembeli.

Pendapatan yang diterima di muka diakui sebagai kewajiban karena perusahaan belum menyediakan jasa atau belum mengirimkan barang ke pembeli. Contohnya seperti perusahaan airline yang telah menerima uang pembelian tiket dari pelanggannya untuk penerbangan di bulan depan. Atau perusahaan percetakan menerima uang muka pemesanan kalender yang harus diserahkan di awal tahun depan.

Apabila ada kewajiban yang tidak masuk dalam dua karakeristik tersebut maka kewajiban itu dicatat sebagai kewajiban tidak lancar, seperti hutang bank atau obligasi. Hutang bank adalah hutang kepada bank dengan jatuh tempo yang lebih dari satu periode tahun. Umumnya hutang bank memiliki tempo 3 atau 5 tahun.

Obligasi adalah bentuk wesel tagih yang ditandai dengan adanya bunga. Hutang obligasi tidak harus kepada bank tetapi bisa instansi non bank atau perorangan. Obligasi merupakan salah satu instrumen investasi seperti investasi saham, dimana obligasi memiliki 3 keuntungan dibanding dengan investasi saham:

  • Pengendalian pemilik tidak dipengaruhi
  • Menghasilkan penghematan pajak
  • Earning per share menjadi lebih tinggi
  • Return on invesmentnya tetap per periodenya

Piutang dan Hutang dalam Laporan Keuangan

Di laporan keuangan, catatan piutang dan utang terletak di Neraca. Perbedaannya, piutang terletak di sisi kiri neraca atau aktiva (asset), sementara utang terletak di sisi kanan neraca atau passiva.

Bersama catatan ekuitas, kewajiban dan ekuitas merupakan total aset yang memiliki jumlah yang sama dengan kiri neraca. Hal ini sejalan dengan prinsip akutansi. Jika sisi kiri neraca memiliki jumlah yang berbeda dengan sisi kanan neraca maka ada kesalahan pada saat melakukan penjurnalan.

Di kiri neraca, piutang berada dalam satu sisi yang sama dengan kas atau persediaan. Sisi kiri neraca merupakan aset atau harta perusahaan. Piutang berperan besar dalam menyumbang besarnya aset perusahaan.

Semakin besar piutang perusahaan akan semakin besar pula aset perusahaan. Namun seiring dengan besarnya piutang, perusahaan harus memperhatikan cashflow perusahaan. Piutang besar menandakan bahwa penjualan tinggi namun tidak secara tunai.

Perusahaan perlu membandingkan dengan kewajiban perusahaan. Jangan sampai saat utang perusahaan jatuh tempo, namun tidak ada kas untuk membayar utang tersebut. Kas bisa ditingkatkan dengan cara mencairkan piutang jatuh tempo.

Di kanan neraca, utang berada satu sisi dengan ekuitas. Sisa kanan neraca merupakan kewajiban perusahaan kepada kreditur dan pemegang saham. Karena kewajiban maka perusahaan harus memastikan kewajiban tersebut ditunaikan oleh perusahaan.

Jika perusahaan gagal menunaikan kewajiban, khususnya kepada kreditur, bisa berdampak tuntutan hukum. Kepada kreditur, perusahaan harus memastikan pengembalian pokok utang beserta bunganya. Sementara kepada pemegang saham, perusahaan berkewajiban memberikan pengembalian yang berupa deviden.

Tuntutan pengembalian utang dan bunganya lebih besar daripada tuntutan pengembalian deviden pemegang saham. Karenanya perusahaan harus berhati-hati saat akan memutuskan untuk mencari hutang ke pihak lain.

Januar Iskandar, S.E.

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago