Saham

Bagaimana Prospek Saham Rumah Sakit di Indonesia?

Tidak dapat dipungkiri bahwasanya salah satu bisnis yang sedang meningkat akibat pandemi Covid-19 adalah bisnis rumah sakit. Ini  karena permintaan terhadap jasa dan produk kesehatan semakin meningkat di kala pandemi.

Namun demikian, dalam melihat prospek saham rumah sakit, terutama di kala pandemi atau pasca pandemi, ada beberapa hal yang perlu Anda perhatikan yaitu:

1. Bed Occupancy Rate (BOR)

Bed Occupancy Rate adalah rasio jumlah tempat tidur yang terpenuhi dalam sebuah rumah sakit. Rasio ini digunakan sebagai salah satu tolok ukur pendapatan sebuah rumah sakit. Umumnya, semakin banyak bed yang terisi, maka semakin tinggi pendapatan rumah sakit tersebut.

Seperti yang kita ketahui, bahwasanya sepanjang pandemi corona ini berjalan di Indonesia, banyak rumah sakit yang tidak dapat menampung pasien karena kekurangan slot tempat tidur. Menurut Sekjen Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) sebagaimana dilansir oleh CNBC Indonesia, tingkat BOR rumah sakit di Indonesia pada bulan Juli 2021 mencapai 76%.

Maka dari itu, tidak heran apabila harga saham rumah sakit swasta di Indonesia pada waktu itu melonjak 0.30% sampai 106%. Namun demikian, pandemi Covid-19 juga menimbulkan dampak negatif bagi pendapatan rumah sakit.

2. Isu-Isu Terkait

Di samping pendapatan meningkat akibat peningkatan permintaan kamar dan obat-obatan, pandemi Covid-19 juga menyebabkan isu yang berpengaruh buruk terhadap pendapatan rumah sakit. Akibat pandemi ini, sebagian besar masyarakat takut untuk masuk rumah sakit walaupun sakit yang mereka derita bukan Covid-19.

Menurut Nico Laurens, kepala peneliti Panin Sekuritas, sebagaimana yang dia sampaikan pada CNBC Indonesia (27/8), ketakutan masyarakat untuk masuk rumah sakit ini berpengaruh buruk terhadap pendapatan rumah sakit sehingga harga saham rumah sakit di Indonesia sebenarnya cenderung defensif (tidak naik dan tidak turun).

Harga yang cenderung defensif ini bisa bermakna positif atau negatif. Negatif karena itu artinya harga saham tidak akan naik dalam waktu dekat (setidaknya kasus Covid-19 di negeri ini sudah sangat minim) dan positif karena saham-saham seperti ini dapat dijadikan safe haven di kala krisis.

Kemunculan vaksin merupakan angin segar bagi bisnis rumah sakit. Diharapkan dengan adanya vaksinasi ke seluruh penduduk Indonesia, masyarakat menjadi tidak was-was lagi ketika harus memeriksakan kesehatannya ke rumah sakit.

3. Inovasi yang Dilakukan oleh Pihak Rumah Sakit

Tidak seperti bisnis-bisnis jenis lain, bisnis rumah sakit tidak hanya memiliki fungsi bisnis, tetapi juga fungsi sosial. Rumah sakit tidak bisa serta merta hanya membuka diri untuk pasien VIP hanya karena pasien golongan ini lebih menguntungkan. Karena tidak bisa dipungkiri bahwa di negara berkembang seperti Indonesia, pasien dari kalangan menengah ke bawah justru lebih banyak.

Masalahnya adalah pasien dari kalangan bawah ini lebih riskan terhadap masalah pembayaran. Kalaupun toh mereka sudah memiliki asuransi BPJS, seringkali pembayaran asuransi ini telat dan tidak menutup biaya perawatan pasien.

Oleh sebab itu, baik ada ataupun tidak ada Covid-19, bisnis rumah sakit juga tetap dituntut untuk berinovasi sehingga dapat menghasilkan pendapatan yang bagus sembari menyediakan pelayanan yang layak untuk masyarakat menengah ke bawah.

Adanya pandemi Covid-19 ini semakin mendorong bisnis rumah sakit untuk berinovasi. Beberapa rumah sakit kini telah menyediakan layanan konsultasi digital dan bekerja sama dengan berbagai start up untuk tetap bisa melayani pasien dalam jarak jauh.

Perkembangan Terakhir Saham Rumah Sakit

Perkembangan terakhir harga saham rumah sakit hingga 23 September 2021 adalah sebagai berikut:

  • PT Medikaloka Hermina Tbk (HEAL): Setelah sempat melonjak hingga 5.850 rupiah per lembar saham, saham Rumah Sakit Hermina ini anjlok hingga 1.190-1.175 sejak awal Agustus lalu hingga kini.
  • PT Mitra Keluarga Karyasehat (MIKA): Kebalikan dari HEAL, saham perusahaan yang menaungi Rumah Sakit Mitra Keluarga ini kembali naik setelah sempat anjlok pada pertengahan bulan Agustus. Meskipun demikian, harga saham perusahaan ini masih lebih rendah dibandingkan dengan harga saham mereka pada paruh awal tahun 2021 ini.
  • PT Siloam International Hospitals (SILO): Saham Rumah Sakit Siloam terus mencatatkan pergerakan harga yang relatif positif dalam periode September 2020-September 2021. Dibandingkan dengan dua rumah sakit sebelumnya, pergerakan harga perusahaan ini terbilang tidak terlalu tajam.
  • PT Sejahteraraya Anugrahjaya (SRAJ): PT Sejahteraraya Anugrahjaya adalah perusahaan yang menaungi Rumah Sakit Mayapada. Sepanjang September 2020-September 2021, perusahaan ini relatif mencatatkan pergerakan harga yang positif. Puncaknya, pada bulan Juli harga saham perusahaan ini meningkat hingga 4 kali lipat dalam periode waktu 1 bulan.
  • PT Sarana Meditama Metropolitan (SAME): Apabila dilihat dari awal kemunculan Covid-19 di Indonesia pada Maret 2020, saham perusahaan rumah sakit ini sempat menyentuh titik terendah hingga 52,83 rupiah per lembar saham pada bulan Juli 2020. Namun kini, terlihat jelas bahwa trend harga saham rumah sakit ini menunjukkan perbaikan signifikan. Pada tanggal 23 September 2021, harga saham perusahaan ini telah mencapai 520 per lembar saham atau nyaris 10 kali lipat dibandingkan Juli tahun lalu.
  • PT Metro Healthcare Indonesia (CARE): Sama seperti saham Rumah Sakit Siloam, saham Rumah Sakit Metro juga cukup stabil selama pandemi. Bahkan tepat pada hari tulisan ini dibuat, saham perusahaan ini mencatatkan harga tertingginya yaitu sebesar 434 rupiah per lembar saham.

Jika dilihat dari enam saham emiten rumah sakit di atas, sejauh ini terdapat proyeksi positif terhadap harga saham rumah sakit. Menurut hemat penulis, kemungkinan besar ini diakibatkan penurunan jumlah pasien Covid-19 di Indonesia dan semakin bertambahnya masyarakat yang sudah mendapatkan vaksin. Kedua hal ini secara langsung mendorong masyarakat untuk lebih berani kembali memeriksakan dirinya ke rumah sakit.

Chandra Nathalie, S.E

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago