Saham

Saham Syariah: Definisi, Keuntungan dan Cara Investasi

Saat ini, pengadopsian konsep ‘syariah’ marak digunakan di Indonesia. Misalnya saja bank syariah, tabungan syariah hingga saham syariah.

Jika kita amati secara mendalam, konsep syariah lahir dari anggapan adanya riba dalam transaksi perbankan tertentu. Hingga investasi saham dianggap sebagai hal yang sama dengan aktivitas judi.

Seperti yang kita ketahui, Indonesia mayoritas penduduknya adalah islam. Nah, dengan munculnya bank syariah maupun saham syariah, anggapan saham adalah judi, akhirnya meluntur dan banyak orang mulai mau berinvestasi saham.

Definisi Saham Syariah

Saham merupakan bukti kepemilikan seseorang secara sah terhadap suatu perusahaan atau perseroan. Bursa Efek Indonesia (BEI) mengemukakan bahwa saham adalah pernyertaan modal dalam sebuah perusahaan atau perseroan.

Kita mungkin sering mendengar istilah orang berinvestasi saham. Nah, orang itu berarti mempunyai aset di dalam suatu perusahaan atau perseroan.

Jadi, saham syariah merupakan saham yang kegiatan usahanya berdasarkan kaidah-kaidah syariah Islam. Investasi saham syariah sejatinya tidak memiliki banyak perbedaan dengan investasi saham konvensional. Hanya saja investasi saham syariah menerapkan aturan-aturan Islam dalam pelaksanaannya.

Konsep syariah ini bisa membuat masyarakat muslim di Indonesia merasa tenang dan aman saat berinvestasi saham. Hal ini juga sekaligus melunturkan beberapa anggapan yang pada intinya menyebutkan investasi saham adalah kegiatan yang dilarang.

Padahal, anggapan itu tidaklah benar. Jual beli saham sejatinya sama dengan jual beli di pasar. Hanya saja, barang yang diperjualbelikan berbeda, yakni di pasar berupa kebutuhan pokok, sedangkan di pasar saham berupa kepemilikan terhadap suatu perusahaan. Terlebih, Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menetapkan bahwa investasi saham adalah kegiatan yang tidak ada kaitannya dengan kegiatan judi.

Saham syariah di pasar modal Indonesia terbagi menjadi dua jenis, antara lain:

  • Saham yang tercatat sebagai saham syariah oleh perusahaan syariah berdasarkan Peraturan OJK No. 17/POJK.04/2015.
  • Saham yang memenuhi standar dan kriteria syariah berdasarkan Peraturan No. II.K.1 terkait Kriteria dan Penerbitan Daftar Efek Syariah (DES).

Perbedaan Saham Syariah dan Konvensional

Sebelum mengetahui beberapa hal mengenai investasi saham syariah, kita juga perlu memahami apa saja perbedaan antara saham syariah dan saham konvensional. Berikut beberapa perbedaannya:

1. Saham Syariah Harus Sesuai dengan Kaidah Islam

Jika memutuskan berinvestasi saham konvensional, maka dapat dengan bebas membeli emiten yang paling menarik, tentunya dengan disertai dengan prospek yang menjanjikan. Lebih lanjut, saham konvensional dapat ditemukan pada perusahaan yang bisnisnya bergerak di bidang apa saja, tanpa ada batasan-batasan tertentu.

Sementara itu, saham syariah menerapkan aturan-aturan Islam dalam pelaksanaannya. Sehingga, perusahaan yang memperjual-belikan saham syariah juga tidak boleh berlawanan dengan hukum-hukum Islam.

2. Menerapkan Sistem Bagi Hasil

Jika Anda adalah seorang nasabah bank syariah, Anda tidak akan menemukan istilah bunga atau riba. Begitu pula pada saham syariah, Anda juga tidak akan pernah menemukan istilah tersebut.

Ya, saham syariah memang menerapkan sistem bagi hasil. Sistem ini memberikan peluang bagi investor untuk sama-sama menikmati keuntungan jika suatu perusahaan yang ditanami saham itu mendapatkan keuntungan. Sebaliknya, investor juga memiliki risiko yang sama jika perusahaan mengalami kerugian.

Sebagai contoh, Anda melakukan investasi saham syariah pada perusahaan A. Pada suatu waktu, perusahaan A mendapatkan keuntungan yang besar. Sebagai investor, Anda juga akan mendapatkan keuntungan melalui dividen. Namun, pada suatu hari, perusahaan A mengalami kerugian. Sebagai investor, Anda juga akan ikut menanggung kerugian tersebut.

3. Menerapkan Musyawarah Untung Rugi

Ini yang menarik pada investasi saham syariah. Calon investor dan perusahaan harus melakukan diskusi atau musyawarah untuk mencapai mufakat tanpa adanya paksaan. Hal ini disebut sebagai itikad saham.

Dengan menerapkan musyawarah untung rugi, investor akan terhindar dari informasi yang tidak benar (ghahar) maupun risiko yang berlebihan (masyir).

Dalam pelaksanaannya, musyawarah dilakukan dengan membeberkan berbagai hal mengenai perusahaan atau perseroan yang hendak ditanami saham oleh calon investor. Dengan kata lain, pada kesempatan ini, calon investor wajib mengetahui secara mendalam mengenai perusahaan tersebut agar terhindar dari kesalahpahaman dan hal-hal yang tidak diinginkan di kemudian hari.

Calon investor juga berhak menanyakan berbagai hal mengenai perusahaan dan investasi saham syariah. Intinya, dia harus mendapatkan penjelasan sejelas-jelasnya dari perusahaan tersebut.

Keuntungan Investasi Saham Syariah

Setidaknya ada empat keuntungan yang didapatkan dari investasi saham syariah. Salah satunya Anda tidak perlu ragu lagi dengan anggapan-anggapan negatif terkait investasi saham karena dalam pelaksanaannya mengacu pada kaidah-kaidah Islam. Berikut pembahasan selengkapnya:

1. Investasi Sesuai Kaidah Islam

Majelis Ulama Indonesia (MUI) menjamin kehalalan investasi saham syariah. Jadi, bagi siapa saja, termasuk Anda boleh melakukan kegiatan yang menguntungkan ini.

2. Mendapatkan Keuntungan dari Capital Gain dan Dividen

Sama seperti investasi saham konvensional, investasi saham syariah juga menguntungkan bagi para investornya. Keuntungan ini bisa datang dari capital gain dan pembagian dividen.

Untuk mendapatkan capital gain, Anda bisa menjual saham yang mengalami pertumbuhan dan mencapai target harga. Kemudian, apabila saham syariah milikmu setiap tahunnya bagi keuntungan ke investornya, Anda akan mendapatkan dividen.

3. Mudah Membeli dan Menjual Saham

Perlu diketahui, di dalam daftar saham syariah terdapat sejumlah saham LQ45. Artinya, sejumlah saham itu aktif diperdagangkan. Dengan begitu, Anda bisa membeli dan menjual saham dengan mudah dan cepat.

4. Terdapat Saham Minim Risiko Penurunan Harga

Setiap investor pasti menginginkan investasi sahamnya minim risiko penurunan harga alias dalam keadaan aman-aman saja. Nah, di dalam daftar saham syariah terdapat juga sejumlah saham blue chip atau saham kapitalisasi pasar yang besar. Saham blue chip inilah yang identik membuat saham minim risiko terhadap penurunan harga.

Cara Investasi Saham Syariah

Cara berinvestasi saham syariah sejatinya tidak jauh berbeda dengan berinvestasi saham konvensional. Yuk, simak langkah-langkahnya di bawah ini:

1. Membuka Rekening Efek

Seperti pada umumnya, langkah pertama yang harus dilakukan investor saat hendak berinvestasi saham adalah membuka rekening efek. Rekening efek ini nantinya berguna untuk menyalurkan dana investasi.

Bagaimana cara membuka rekening efek? Pembukaan rekening efek bisa dilakukan di perusahaan sekuritas. Bila memang ingin berinvestasi syariah, maka baiknya untuk memilih sekuritas yang menyediakan layanan syariah.

Daftar sekuritas dengan layanan syariah bisa dicek di website resmi Bursa Efek Indonesia (website IDX).

2. Mengetahui Daftar Saham Syariah yang Ingin Dibeli

Setelah memiliki rekening efek, saatnya Anda ‘beraksi’. Ya, Anda sudah bisa melakukan deposit pertama untuk investasi saham syariah. Namun, sebelum melakukan itu, Anda harus mengetahui daftar saham syariah yang Anda bidik.

Bagaimana cara mengetahuinya? Anda bisa mengetahui informasi indeks saham syariah di Bursa Efek Indonesia (BEI). Nah, melalui indeks saham tersebut, Anda akan mengetahui daftar saham syariah yang bisa dibeli.

3. Membeli Saham dengan Melihat Fundamental

Cara membeli saham syariah yang tepat adalah dengan mengidentifikasi fundamental saham tersebut. Anda bisa mengidentifikasinya melalui situs IDX pada bagian Ringkasan Performa Perusahaan Tercatat.

Perlu diingat, Anda perlu membeli saham yang memiliki kapitalisasi pasar yang besar seperti saham blue chip. Hal ini berguna agar saham yang Anda beli minim terjadinya penurunan harga.

4. Perbanyak Pengetahuan Mengenai Saham Syariah

Sembari melakukan investasi saham syariah dan menunggu keuntungan yang didapat, Anda juga perlu memperbanyak pengetahuan tentangnya. Anda bisa memperkaya informasi melalui website terpercaya, buku maupun seminar.

Selain itu, Anda bisa bergaul dengan investor-investor lainnya dan berbagi pengalaman dalam meraup keuntungan banyak melalui investasi saham syariah.

Contoh Saham Syariah

Seperti dijelaskan di atas, sebagai investor perlu mengetahui daftar saham syariah yang ingin dibeli. Nah, daftar saham syariah yang paling direkomendasikan adalah yang terdapat dalam Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI), Jakarta Islamic Index (JII) dan Jakarta Islamic Index 70 (JII70 Index).

Berikut pembahasan selengkapnya:

1. Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI)

Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) diluncurkan sejak tahun 2011 lalu. Terdapat sekitar 406 saham yang masuk dalam daftar indeks ini. Perlu diketahui, ISSI sendiri masuk dalam Daftar Efek Syariah (DES) yang dirilis oleh Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

2. Jakarta Islamic Index (JII)

Jakarta Islamic Index (JII) diluncurkan sejak tahun 2000, lebih tua dari ISSI. Adapun saham-saham yang masuk dalam daftar ini adalah 30 saham yang likuid.

3. Jakarta Islamic Index 70 (JII70 Index)

Jakarta Islamic Index 70 (JII70 Index) diluncurkan sejak tahun 2018. Daftar yang masuk ke dalam indeks ini sebanyak 70 saham. Perlu diketahui, saham-saham yang masuk ke dalam JII70 Index adalah saham-saham yang paling likuid di BEI.

Daftar emiten dari masing-masing indeks saham syaruah tersebut, bisa dicek di website resmi Bursa Efek Indonesia.

Demikian pembahasan mengenai investasi saham syariah. Semoga bermanfaat untuk yang ingin investasi saham dengan mengindahkan kaidah-kaidah Islam. 

Januar Iskandar, S.E.

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago