Uang sebagai nilai tukar tidak bisa dilepaskan dari kehidupan umat manusia. Sejarah uang juga berkembang seiring dengan perkembangan peradaban umat manusia. Salah satu uang tertua yang pernah ditemukan adalah uang dari kerajaan Lydia di Turki.
Uang komoditas adalah jenis uang yang paling tua. Uang jenis ini seringkali digunakan sebagai media barter oleh masyarakat kerajaan di masa lalu. Lantas, apakah uang komoditas ini dan bagaimana pengaruhnya terhadap uang saat ini?
Contents
Secara singkat uang komoditas adalah uang yang dinilai berdasarkan bahan pembuat uang tersebut. Oleh karena itu, bahan uang komoditas haruslah bahan-bahan yang mudah didapat dan diterima secara umum. Sebab, orang pada zaman dahulu juga sering melakukan perdagangan antar daerah.
Emas dan perak adalah beberapa bahan yang di masa lalu sering digunakan. Bahkan hingga sekarang banyak pihak yang ingin merevitalisasi emas dan perak dalam bentuk dinar dan dirham sebagai mata uang.
Selain emas dan perak orang zaman dahulu juga menggunakan barang-barang lain yang dinilai sebagai media tukar. Barang-barang lain tersebut seperti bahan makanan pokok atau daging sebagai alat tukar. Transaksi penukaran barang ini disebut barter.
Namun, seiring dengan perkembangan teknologi dan peradaban, masyarakat zaman dahulu kemudian menggunakan emas, perak dan tembaga.
Berikut bahan-bahan yang dulu dijadikan uang komoditas:
Emas adalah salah satu logam yang sering digunakan sebagai bahan mata uang di masa lampau. Uang jenis ini banyak digunakan pada zaman Rasulullah SAW, pada zaman kerajaan Majapahit.
Tentu Anda juga masih ingat bahwa beberapa tahun lalu banyak ditemukan uang emas kuno di sebuah sungai di Jawa Timur bukan? Penggunaan uang emas ini berhenti seiring waktu sebab jumlah cadangan emas terus berkurang seiring waktu.
Hingga tahun 1970-an, cadangan emas masih dijadikan dasar nilai tukar sebuah uang (terutama dolar Amerika Serikat). Hingga pada akhirnya penggunaan emas sebagai dasar nilai tukar uang ini berakhir ketika presiden Richard Nixon mengumumkan bahwa dollar AS sepenuhnya menjadi fiat money atau uang yang nilainya bergantung sepenuhnya dengan kepercayaan pemerintah dan masyarakat terhadap uang tersebut.
Selain emas, perak juga sering digunakan sebagai alat tukar. Seringkali nilai uang perak lebih kecil daripada uang emas. Sama halnya dengan nilai dirham yang relatif lebih kecil daripada dinar. Sama halnya dengan emas, uang perak juga berhenti digunakan sebab jumlah cadangan perak terus menurun seiring waktu.
Logam lain yang digunakan sebagai bahan uang komoditas adalah uang tembaga. Biasanya uang tembaga ini dijadikan uang sen atau uang yang satuannya lebih rendah daripada emas ataupun perak.
Dibandingkan dengan uang kertas atau uang logam yang ada sekarang, nilai uang komoditas cenderung lebih stabil sebab nilai uang komoditas cenderung langsung mewakili nilai produksi atau nilai intrinsik uang tersebut alih-alih permintaan dan penawaran uang tersebut di pasar uang.
Saat ini, pemerintah dalam hal ini adalah otoritas moneter (Bank Indonesia) memiliki kontrol atas peredaran uang di Indonesia. Berbeda dengan fiat money yang nilainya ditentukan berdasarkan permintaan dan penawaran uang, uang komoditas cenderung tidak terpengaruh kebijakan pemerintah terkecuali apabila pemerintah memonopoli sumber daya yang menjadi bahan utama uang tersebut seperti, tambang emas dan lain-lain.
Seperti yang telah disebutkan di atas, jumlah uang komoditas cenderung terbatas sebab sumber bahan tersebut diperoleh dari sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui yang jumlahnya terbatas juga.
Hal ini berbeda dengan uang kertas dan uang logam yang saat ini digunakan. Uang kertas dan uang logam umumnya diproduksi dari bahan yang mudah ditemukan di negara tersebut.
Jumlah yang terbatas tersebut di atas pada akhirnya membuat supply uang komoditas tidak bisa menyesuaikan dengan pertumbuhan jumlah manusia yang kian hari semakin padat. Akibatnya kapabilitas pertumbuhan ekonomi yang dapat dikembangkan oleh uang komoditas terbatas juga.
Meskipun barang yang dipertukarkan sama, namun seringkali kualitas barang tersebut berbeda. Contohnya adalah emas yang diproduksi oleh perusahaan tertentu di daerah tertentu lebih baik daripada emas yang diproduksi perusahaan lain di daerah lain.
Kini, uang komoditas memang sudah tidak jamak lagi digunakan sebagai alat tukar sebab orang telah beralih ke uang kertas dan logam yang memiliki nilai intrinsik yang lebih mudah dan mudah didapatkan.
Meskipun demikian, saat ini uang komoditas terutama uang emas dan perak masih sangat diminati masyarakat untuk dikoleksi. Hal ini disebabkan karena nilainya yang tinggi sebab terbuat dari emas dan perak serta nilai historis yang dibawa oleh uang tersebut.
Akan tetapi, kalau Anda tertarik mengoleksi uang ini, pastikan Anda membelinya dari seller tepercaya sehingga Anda tidak rugi mengeluarkan dana yang besar demi barang koleksi.
Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…
International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…
Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…
Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…
Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…
Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…