Reksadana

6 Cara Investasi Reksadana Bagi Pemula

Reksadana merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari masyarakat pemodal untuk selanjutnya diinvestasikan dalam bentuk portofolio efek oleh manajer investasi.

Investasi reksadana dapat dilakukan dengan modal yang kecil dan tidak perlu membentuk atau membuat portofolio sendiri karena sudah diatur oleh manajer investasi. Investor tidak membutuhkan modal besar dan berpengalaman untuk membuat portofolio yang optimal. Investasi reksadana dapat dimulai hanya dengan Rp 100.000 saja.

Bagi yang ingin investasi reksadana, ada beberapa langkah yang harus diperhatikan dan dilakukan dalam berinvestasi reksadana diantaranya:

1. Tentukan Tujuan Investasi

Menentukan tujuan dalam berinvestasi merupakan tonggak awal yang akan membawa ke arah mana investasi yang akan dilakukan. Terkait seperti apa hasil yang diinginkan dan untuk apa hasil atau pendapatan dari investasi tersebut teralokasikan dalam kebutuhan investor.

2. Tentukan Jangka Waktu Investasi

Setelah menentukan tujuan investasi, yang tidak kalah pentingnya sebagai pertimbangan adalah jangka waktu atau periode investasi. Saat penentuan periode investasi yang merupakan imbas dari tujuan berinvestasi, merupakan gambaran keseluruhan atas investasi yang akan dilakukan dan apa yang diprioritaskan dalam pengeluaran keuangan selama jangka waktu tersebut, hingga tercapai apa yang telah dimaksudkan.

3. Pilih Jenis Investasi

Dengan gambaran umum mengenai investasi yang akan dilakukan dan jangka waktu yang diinginkan untuk berinvestasi, maka menentukan pilihan jenis reksadana yang dijalankan menjadi langkah selanjutnya. Return yang diinginkan, jaminan keamanan atau kesiapan terhadap resiko yang akan dihadapi juga menjadi pertimbangan.

Ada beragam jenis produk reksadana yang dapat menjadi jawaban dan pilihan untuk berinvestasi. Dan dari beberapa jenis tersebut pasti ada plus-minusnya. Adapun berapa jenis reksadana diantaranya:

Reksadana ini merupakan Reksadana yang membentuk portofolionya dengan aktiva-aktiva utang jangka pendek yang jatuh temponya tidak lebih dari satu tahun. Return yang diberikan oleh reksadana ini memang relatif lebih rendah daripada dari jenis reksadana yang lainnya, namun nilai returnya lebih besar daripada bunga yang diberikan oleh deposito.

Jadi reksadana ini dapat dilakukan dalam hitungan hari, minggu atau beberapa bulan saja. Investasi reksadana ini dapat dicairkan kapanpun bersama hasil returnnya

Reksadana ini berisikan 80% aktiva yang berupa obligasi dan 20% yang lainnya berupa saham. Reksadana pendapatan tetap memiliki hasil return yang tinggi. Portofolio ini biasanya dibuat untuk yang kurang berani menanggung resiko tinggi.

Karena aktivanya relatif berisiko, sehingga penggunaan portofolio dalam investasi ini selain untuk menurunkan resiko juga untuk menambah hasil return yang lebih tinggi. Portofolio ini biasanya dibuat untuk investor yang kurang berani menghadapi risiko. Reksadana ini termasuk dalam reksadana berjangka sedang, dari 1 tahun sampai 3 tahun sehingga sangat kentara sekali hasil return yang didapatkannya.

  • Reksadana Saham Atau Reksadana Ekuitas (Equity Mutual Fund)

Reksadana yang 80%nya berupa saham dan yang lainnya berupa obligasi. Reksadana ini bertujuan untuk mendapatkan return yang lebih tinggi dan termasuk dalam reksadana berjangka panjang dari 5-10 tahun. Reksadana jenis ini untuk orang yang berani menganggung resiko tinggi namun hasil return yang didapatkannya juga lebih besar daripada reksadana jenis lainnya.

  • Reksadana Campuran (Mixed Mutual Fund)

Reksadana ini terdiri dari aktiva campuran yang berupa saham, obligasi dan aktiva lainnya. Karena reksadana ini terdiri dari aktiva campuran, maka jika terjadi penurunan di periode krisis, namun penurunannya tidak akan dialami oleh reksadana ekuitas. Return reksadana ini juga relatif tinggi dan berjangka sedang.

Adapun reksadana terproteksi merupakan reksadana yang memperoteksi dari kerugian penurunan-penurunan nilai investasinya. Jadi saat terjadi penurunan nilai dalam investasi reksadananya, investor akan mendapat kembali investasinya sesuai dengan nilai yang telah dinvestasikannya, walau dalam keadaan terburuk investor tidak mendapat hasil return, tetapi tidak mengalami kerugian investasi.

4. Pertimbangkan Kemungkinan Resiko

Perhatikan juga kemungkinan resiko yang akan dihadapi dalam investasi yang dilakukan. Pilihan investasi apa yang dipilih merupakan merupakan simbol kesiapan atas kelebihan dan kekurangan dari investasi yang dilakukan. Yang pasti semakin besar investasi yang ditanam dengan pilihan portofolio yang berisiko tinggi maka resikonya juga semakin besar. Dan semakin aman portofolionya maka tingkat hasil returnnya pun lebih kecil.

5. Pastikan Status Manajer Investasi dan Status Produk Investasi

Pastikan status dan hasil kerja manajer investasi, sebagai pertimbangan untuk menentukan dimana akan berinvestasi. Juga keabsahan produk apakah merupakan produk yang telah mendapatkan izin dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

6. Ketahui Track Record Lembaga Manajemen Investasi

Tidak kalah penting lagi adalah mengetahui track record dari lembaga reksadana yang berkaitan dan pencapiannya dalam memberikan hasil return pada investor.

Sudah menjadi pengetahuan umum dalam berinvestasi, semakin besar nilai investasi maka semakin besar pendapatan yang akan diperoleh. Namun, jika berinvestasi dengan nilai kecil, selain pendapatan yang akan didapat juga kecil, tetapi kerugian tidak seberapa jika dibandingkan dengan investasi dengan nilai yang besar. Dengan kata lain investasi kecil memiliki resiko yang kecil dan investasi besar memiliki resiko yang besar pula.

Setelah semua penilaian dan pertimbangan di atas dilakukan, maka silahkan untuk berinvestasi reksadana di lembaga dan manajerial yang menjadi pilihan anda dan berinvestasi dengan nyaman, tenang dan aman.

Ning Mas

Anak pertama daei 6 bersaudara. Dafi kecil hidup dirantau 😛😛😛 alias mbolang. Sekarang udah jadi Emak² rempong dengan dua anak berusia balita (Semog bsntar lagi bisa nambah). Pengen berkarya tapi ada aja alasannya untuk stag diam ditempat. Motto : tidak ada kata terlambat untuk berubah. Untuk menjadi lebih baik bukan menjadi baiknya yang berat tapi proses yang harus diulang² yang kemudian jadi kebiasaan alias istiqomah itu yang berat. Semoga kita dilindungi dari penyakit malas dan penyakit hati lainnya... Amin...

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago