Saham

Harga Saham DCII Melejit Tinggi, Masih Layak Dibeli?

Belakangan ini pasar modal Indonesia sedang digemparkan dengan sebuah saham baru yang harganya naik hingga ribuan persen. Saham tersebut adalah saham dengan kode DCII. Hingga 8 Juni 2021, harga saham DCII mencapai 34.200 rupiah per lembar. Padahal, pada bulan Januari 2021, ketika emiten ini baru melantai di bursa, harga yang ditawarkan masih sekitar 420 rupiah per lembar saham.

Dengan selisih harga lebih dari 33.000 per lembar, tentu investasi di perusahaan ini terlihat sangat menarik. Padahal, belum tentu kondisi fundamental perusahaan ini mendukung untuk investasi yang menguntungkan. Terutama investasi jangka panjang.

Ketahui profil dan kondisi financial perusahaan ini secara singkat dengan membaca artikel ini dari awal hingga akhir.

Profil DCII

DCII adalah kode saham yang dirilis oleh PT. DCI Indonesia. Saham ini baru dirilis di bursa pada tanggal 6 Januari 2021 dengan harga 420 rupiah per lembar saham.

Meskipun baru, tampaknya investor merasa cukup yakin dengan perkembangan perusahaan ini. Hal ini tampak pada perdagangan hari pertama, harga saham ini menyentuh titik auto reject (ARA) yaitu sampai harga sebesar 525 rupiah per lembar saham.

PT. DCI Indonesia adalah perusahaan yang bergerak di bidang teknologi dan real estate. Lebih rinci lagi, perusahaan ini utamanya menyediakan layanan hosting kepada perusahaan-perusahaan seperti e-commerce, keuangan dan lain-lain. Selain itu, perusahaan ini juga memiliki layanan sampingan seperti penyewaan apartemen dan perkantoran.

Dari sisi sejarah, perusahaan ini baru didirikan pada tahun 2011 oleh seorang ahli teknologi Indonesia Toto Sugiri. Saat ini, Toto juga sedang menjabat sebagai presiden direktur perusahaan ini.

Hingga saat ini, perusahaan yang berpusat di Jakarta Selatan ini memiliki tenaga kerja sebanyak 97 orang dipimpin oleh 3 orang direktur (termasuk Toto Sugiri), 3 orang komisaris dan 3 orang komite audit.

Kondisi Keuangan DCII

Seperti yang disebutkan di atas, perusahaan ini masih baru masuk bursa pada bulan Januari 2021. Sejak saat itu, harga saham perusahaan ini mengalami peningkatan cukup signifikan terutama sejak akhir bulan Mei 2021 ketika Anthoni Salim, CEO Indofood Group diberitakan membeli saham perusahaan ini dengan jumlah triliunan. Sehingga pemilik Indofood Group ini memiliki saham 11,12%.

Padahal, sebelumnya Salim disebutkan sudah memiliki saham perusahaan ini sebesar 3,3%. Salim berdalih bahwasanya investasi yang dilakukannya ini adalah untuk mengembangkan asetnya di bidang teknologi.

Akibatnya, harga saham perusahaan ini meroket dari 5.227 per lembar saham pada 31 Mei 2021 menjadi 34.200 rupiah per lembar pada tanggal 8 Juni 2021 atau naik sekitar 6.542% dalam waktu hanya 1 minggu. Dalam satu hari saja, harga saham ini naik sebesar 5.700 dari 28.500 pada tanggal 7 Juni 2021.

Dilansir dari data Google Finance, pendapatan kotor perusahaan ini secara year to year sejauh ini meningkat hingga 55% dari yang awalnya 759, 7 miliar rupiah menjadi sekitar 1,177 triliun rupiah.

Peningkatan pendapatan kotor ini rupanya juga diikuti dengan peningkatan pendapatan bersih perusahaan tersebut. Bahkan, hingga pertengahan tahun 2021 ini, pendapatan bersih PT. DCI Indonesia meningkat sebesar 71,75% dari yang awalnya 183,1 miliar rupiah menjadi kurang lebih 314 miliar rupiah. Maka tidak heran apabila nilai kapitalisasi pasar perusahaan ini juga meroket sampai mencapai nilai 81,5 triliun rupiah.

Akan tetapi, untuk melihat bahwasanya apakah investasi di perusahaan ini merupakan investasi yang menguntungkan terutama untuk investasi dalam jangka waktu yang panjang masih ada banyak hal yang harus diperhitungkan. Termasuk diantaranya adalah price to book value (PBV).

Price to book value (PBV) rasio adalah perbandingan antara harga saham suatu perusahaan dengan nilai buku perusahaan tersebut. Nilai buku adalah hasil penambahan total aset perusahaan dengan utang, depresiasi, dan aset tidak tampak dari perusahaan tersebut. Nilai PBV yang dianggap cukup normal adalah nilai PBV yang berkisar di angka 1 (tergantung industri perusahaan terkait).

Namun, menurut hasil penelitian tim CNBC Indonesia, PBV dari saham PT. DCI Indonesia ini bahkan mencapai 74 kali lipat. Hal ini mengindikasikan bahwa, apabila dibandingkan dengan nilai bukunya, harga saham tersebut masih terbilang sangat mahal (overvalued) dan harga tersebut memiliki kemungkinan untuk turun di masa depan.

Selain PBV, sebagai investor Anda juga harus mempertimbangkan matriks keuangan lain seperti Return on Assets (ROA), Return on Equity (ROE), Return on Investment (ROI) dan matriks keuangan yang lain.

Umumnya data-data mengenai hal ini tercantum pada laporan keuangan perusahaan. Akan tetapi sayangnya, hingga tulisan ini dibuat, penulis masih belum bisa menemukan laporan keuangan terbaru dari perusahaan ini.

Perlu diketahui bahwasanya setiap perusahaan yang sudah listing di Bursa Efek Indonesia diwajibkan untuk mengunggah laporan keuangan setiap tiga bulan sekali (kuartal), sehingga seharusnya saat ini sudah ada dua laporan keuangan PT. DCI Indonesia yang sudah bisa diakses.

Meskipun terlihat menguntungkan, pelajari terlebih dahulu kondisi keuangan dan teknis saham berkode DCII ini. Jangan sampai hanya karena takut ketinggalan (FOMO), Anda merugi di masa depan.  

Januar Iskandar, S.E.

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago