Emas

Bagaimana Pengaruh Inflasi terhadap Harga Emas?

Orang tua seringkali merekomendasikan kita untuk membeli emas jika memiliki uang berlebih. Mengapa demikian? Diketahui bahwa sejak zaman dahulu emas sudah dipakai manusia sebagai alat transaksi dan menyimpan kekayaan.

Meski saat ini sudah tidak digunakan untuk alat transaksi, emas masih digunakan untuk menopang kegiatan ekonomi dan menjadi standar ekonomi dunia. Maka, sangat wajar bila emas tetap dilirik dan digunakan sebagai alat penyimpan kekayaan.

Bukan hanya bagi individu, melainkan bagi lembaga, perusahaan, dan Negara. Banyak Negara yang menyimpan sebagian devisanya dalam bentuk emas.

Minat masyarakat terhadap investasi emas masih tinggi. Selain karena kemudahan masyarakat dalam memperoleh emas, sering kali emas dinilai sebagai aset yang paling aman karena tahan terhadap krisis.

Jika melihat harga emas dunia sejak tahun 1990an hingga 2011, tren harganya cenderung naik. Tapi, di tengah tren kenaikan harga emas tersebut, sebenarnya terjadi fluktuasi naik turun. Meski beberapa pihak meyakini bahwa harga emas selalu naik.

Faktanya, emas juga sempat mengalami turun harga cukup dalam sekitar 40% dari titik tertinggi ke titik terendahnya pada tahun 2012 hingga 2018.

Beberapa faktor yang mempengaruhi harga emas adalah:

  • Perubahan kurs mata uang Amerika
  • Adanya tingkat permintaan yang tinggi
  • Volatilitas pasar yang menyebabkan ketidakstabilan ekonomi global
  • Laju inflasi yang tak terkendali

Semua faktor tersebut turut memengaruhi harga emas. Namun, yang akan banyak dibahas di artikel ini adalah faktor inflasi.

Sebelum membahas mengenai kaitan inflasi dengan harga emas, kita bahas dahulu apa itu inflasi dan bagaimana inflasi bisa terjadi.

Apa itu Inflasi? Inflasi adalah kondisi ekonomi di mana harga barang dan jasa terjadi kenaikan secara bertahap dalam jangka waktu yang panjang atau terus menerus. Jika kenaikan hanya terjadi pada beberapa barang dalam waktu singkat, maka itu bukan dinamakan inflasi.

Inflasi bukan hanya menggambarkan terjadinya kenaikan harga barang, melainkan diartikan sebagai penurunan nilai mata uang yang terus menerus. Logika sederhananya, ketika harga barang naik, uang yang kita miliki jadi tidak bisa membeli barang sebanyak ketika harga barang tidak naik.

Uang Rp100.000 yang awalnya bisa dibelanjakan 15 kg beras, karena adanya kenaikan harga, jadi hanya bisa membeli 10 kg beras. Inilah contoh nyata dari nilai mata uang yang semakin menurun.

Nah, sebenarnya apa saja yang menyebabkan terjadinya inflasi? Inflasi dapat terjadi karena:

  • Jumlah permintaan yang lebih tinggi dari penawaran
  • Kenaikan biaya produksi
  • Tingginya jumlah uang beredar daripada uang yang dibutuhkan
  • Konsumsi masyarakat tinggi tapi tidak disertai kesediaan barang yang cukup

Beberapa orang mungkin masih menilai inflasi adalah cerminan buruk perekonomian suatu Negara. Padahal, adanya inflasi menunjukkan adanya perputaran ekonomi. Inflasi tidak hanya terjadi di Indonesia, melainkan terjadi juga di negara-negara maju.

Fenomena inflasi adalah hal yang wajar bahkan bisa terjadi sebagai suatu proses yang natural. Namun, laju inflasi yang terlalu tinggi, membuat masyarakat kehilangan daya beli yang dapat menyebabkan ketidakseimbangan ekonomi. Inflasi yang terlalu tinggi dalam jangka panjang dapat menghambat pertumbuhan ekonomi.

Ketika laju inflasi tinggi, terjadi kenaikan harga kebutuhan makanan dan kebutuhan sehari-hari. Nilai mata uang pun ikut menurun. Masyarakat pun tidak mau menyimpan kekayaan dalam bentuk uang. Masyarakat akan lebih memilih menyimpan dalam bentuk aset yang harganya stabil dan aman terhadap inflasi, salah satunya adalah emas.

Bagi beberapa pihak, investasi emas dipandang sebagai safe heaven. Hal ini karena emas memiliki nilai lindung yang bisa menyelamatkan nilai mata uang di masa depan. Inilah yang menjadi daya tarik utama investor.

Dengan demikian, timbul keinginan para investor untuk membeli emas akibat nilai uang yang semakin menurun. Ketika permintaan emas terus meningkat, sementara persediaan terbatas, menyebabkan harga emas saat kondisi inflasi semakin menguat.

Selain untuk menjaga nilai mata uang, Kita mengetahui bahwa harga emas cenderung stabil bahkan bisa naik lebih tinggi dari angka inflasi tiap tahunnya. Investasi ini dikatakan sebagai investasi yang baik karena dapat memberikan imbal hasil lebih tinggi dari pada inflasi tahunan.

Tingkat imbal hasil investasi emas rata-rata 13.59%. Angka ini lebih tinggi dari inflasi dalam sepuluh tahun terakhir yang berkisar di angka 4.23% dengan tingkat inflasi tertinggi tahun 2013 mencapai 8.38%.

Hal yang terpenting adalah para investor harus mengetahui waktu terbaik membeli emas, agar tidak memperoleh harga terlalu tinggi. Sehingga ketika harga emas menguat, bisa memperoleh keuntungan.

Chandra Nathalie, S.E

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago