Bisnis

Perbedaan Resesi dan Depresi Ekonomi

Menurut berita resmi yang dirilis oleh Bursa Efek Indonesia hari ini, tanggal 9 Agustus 2021, Indonesia telah resmi keluar dari resesi ekonomi karena pertumbuhan ekonomi Indonesia mencapai 7,07% year over year (YoY).

Tentu kabar ini merupakan kabar yang menggembirakan. Sebab ini pertanda bahwa ekonomi Indonesia sudah mulai pulih. Namun, tahukah Anda apa itu resesi dan apa perbedaan resesi dengan depresi?

Perbedaan Definisi

Menurut Merriam-Webster Dictionary, resesi adalah trend penurunan ekonomi yang dapat mempengaruhi produksi, penyerapan tenaga kerja dan konsumsi masyarakat. Di sisi lain, depresi adalah penghentian sementara banyak kegiatan ekonomi sehingga mengakibatkan pengangguran masal.

Dari segi teknis, resesi dan depresi dapat dibedakan dari tingkat penurunan ekonomi dan rentang waktu penurunan tersebut.  Dikutip dari majalah Fortune, suatu periode penurunan ekonomi dikatakan sebagai resesi jika penurunan ekonomi tersebut sampai minus 0,3 hingga 5,1 persen dan penurunan tersebut berlangsung sampai 18 bulan.

Depresi, di sisi lain adalah apabila penurunan ekonomi mencapai minus 14,7% hingga 38,1% dan periode penurunan ekonomi tersebut lebih dari 18 bulan. Hal inilah yang membuat penurunan ekonomi Indonesia akibat pandemi covid-19 disebut sebagai resesi, alih-alih depresi. Sebab meskipun sempat mengalami penurunan, ekonomi Indonesia tidak mengalami penurunan selama lebih dari 5 kuartal sepanjang tahun 2020-2021.

Kamus Merriam-Webster juga menilai bahwa dampak dari resesi bisa nasional atau lokal, sementara dampak depresi bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat di dunia. Akan tetapi, pada dasarnya tidak ada definisi yang secara pasti membatasi antara definisi resesi dan depresi.

Perbedaan Pengaruhnya

Secara garis besar, baik resesi maupun depresi menimbulkan beberapa hal berikut ini:

  1. Penurunan produktivitas sebuah negara (diukur dengan GDP/Gross Domestic Product).
  2. Daya beli masyarakat menurun.
  3. Meningkatkan pengangguran.
  4. Meningkatkan kemiskinan
  5. Meningkatkan ketimpangan antara orang kaya dan orang miskin.

Hanya saja, pengaruh depresi lebih besar, sebab periode depresi yang lebih panjang.

Menurut thebalance.com, sejak tahun 1854 terdapat 33 resesi di seluruh dunia termasuk krisis ekonomi pada tahun 1998 dan the great recession pada tahun 2008. Rata-rata resesi tersebut berakhir dalam 11 bulan.

Sementara itu, hanya ada 1 depresi yang pernah terjadi, yaitu the great depression yang terjadi di Amerika Serikat pada tahun 1929-1938. Meskipun depresi ini terjadi di Amerika Serikat, tetapi dampak depresi ini menyebar bahkan sampai ke Indonesia. Masyarakat Indonesia (waktu itu bernama Hindia Belanda) menyebut periode ini sebagai jaman malaise.

Ketika itu GDP Amerika Serikat terus negatif selama 6 tahun berturut turut. Bahkan pada tahun 1932, GDP negeri Paman Sam tersebut sampai minus 12,9%. Depresi juga mengakibatkan tingkat pengangguran negara tersebut meningkat sampai 25% dan nilai perdagangan internasional anjlok sampai 25%.

Pengaruh the great depression di Indonesia diakibatkan dari penurunan nilai perdagangan internasional. Hal ini mengakibatkan impor dan ekspor barang-barang dari dalam maupun luar negeri merosot tajam terutama untuk produk-produk hasil perkebunan pada tahun 1931-1935.

Penyebab Resesi dan Depresi

Seperti halnya siklus bisnis pada umumnya, siklus ekonomi sebuah negara juga sering mengalami naik turun. Ketika ekonomi sedang naik, maka periode tersebut disebut economic boom sementara jika ekonomi sedang turun, maka periode tersebut disebut economic recession.

Penyebab resesi juga bermacam macam. Pada tahun 2020-2021 ini, resesi disebabkan oleh pandemi covid-19 sementara resesi pada tahun 2008 disebabkan oleh kredit perumahan di Amerika Serikat.

Jadi, terjadinya resesi dalam ekonomi suatu negara sebenarnya adalah hal yang wajar. Tugas pemerintah sebagai pemangku kewenangan adalah mencoba untuk mengurangi risiko dan dampak terparah dari resesi tersebut. Sehingga resesi tersebut tidak berkepanjangan dan berubah menjadi depresi.

Cara Mengatasi Resesi dan Depresi

Meskipun tidak dapat diprediksi kapan akan terjadi, pemerintah dapat berusaha untuk mencegah terjadinya resesi. Belajar dari krisis moneter 1998 dan krisis finansial tahun 2008, pemerintah Indonesia bersama Bank Indonesia menerapkan berbagai kebijakan fiskal dan makroprudensial.

Contoh kebijakan fiskal yang dilakukan oleh pemerintah antara lain, menjaga keseimbangan antara nilai utang negara dengan devisa negara, bekerja sama dengan negara-negara ASEAN untuk mencegah terjadinya krisis dan lain-lain.

Di sisi lain Bank Indonesia bersama OJK menerapkan kebijakan makroprudensial dengan berusaha mengedukasi masyarakat tentang pentingnya rasio kredit dan utang, menjaga inflasi dan suku bunga tetap stabil dan lain sebagainya.

Namun, apabila krisis telah terjadi, kebijakan yang dapat ditempuh oleh pemerintah antara lain:

  • Meningkatkan Daya Beli Masyarakat

Daya beli masyarakat dapat ditingkatkan dengan berbagai cara seperti, mengurangi beban pajak, meningkatkan subsidi listrik, bantuan langsung tunai, hingga meningkatkan proyek padat karya yang melibatkan banyak tenaga kerja.

  • Menurunkan Suku Bunga Bank

Penurunan suku bunga bank memiliki dua akibat utama yaitu, pertama, menurunkan jumlah dana yang harus dibayarkan kreditur kepada bank yang mana hal ini meringankan beban masyarakat.

Kedua, penurunan suku bunga perbankan akan membuat masyarakat enggan menabung sehingga masyarakat cenderung akan menggunakan uang tersebut untuk konsumsi atau investasi. Baik konsumsi maupun investasi berpengaruh positif terhadap GDP.

Januar Iskandar, S.E.

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago