Dosen Investor

Pernahkah Anda mendengar istilah Sandwich generation? Beberapa waktu belakangan ini, istilah ini banyak dikemukakan oleh para ahli perencana keuangan dan milenial dengan konotasi negatif.

Lantas, apakah sandwich generation itu dan apakah Anda termasuk salah satunya? Simak penjelasan lengkapnya dengan membaca artikel berikut ini.

Definisi Sandwich Generation

Sandwich adalah makanan khas Amerika Serikat yang berupa daging dan sayuran yang dilapisi oleh dua roti. Adapun sandwich generation adalah istilah khusus yang menggambarkan seseorang dalam usia tertentu yang harus merawat orang tua sekaligus anaknya.

Dalam hal ini, orang tersebut diumpamakan seperti daging dan sayuran yang penuh gizi dalam makanan sandwich sedangkan orang tua dan anak yang harus dia rawat diumpamakan seperti roti yang melapisi daging dan sayuran tersebut.

Istilah ini pertama kali diperkenalkan oleh Dorothy Miller dan Elain Brody pada tahun 1981. Miller dan Brody memperkenalkan istilah ini karena mereka melihat adanya perubahan kondisi demografis masyarakat di dunia pada akhir abad ke-20.

Pada awal abad ke-20, seorang wanita cenderung memiliki anak pada usia 20-an sementara orang tua wanita tersebut masih berada dalam usia 40-an, sehingga tidak terlalu membutuhkan banyak pengawasan dan perawatan. Pada akhir abad ke-20 hal ini berubah, terutama di negara-negara maju.

Saat ini, banyak sekali wanita yang baru memiliki anak pada akhir usia 20-an atau pada usia 30-an sementara orang tua wanita tersebut sudah berada pada usia 60-an. Oleh karena itu, mau tidak mau mereka harus merawat anak-anak mereka sekaligus merawat orang tua mereka yang sudah menua.

Jenis Sandwich Generation

Carol Abaya, seorang ahli sosial asal Amerika Serikat, membagi sandwich generation menjdi tiga jenis yaitu:

1. Traditional sandwich generation yaitu orang-orang yang harus merawat anak mereka sekaligus orang tua mereka secara umum.
2. Club sandwich yaitu orang-orang yang berusia 50-60 tahunan yang masih memiliki orang tua dan sudah memiliki cucu, sehingga harus merawat orang tua dan cucu mereka sekaligus. Istilah ini juga digunakan untuk mewakili masyarakat yang berusia 20 sampai 30 tahun yang nenek dan kakeknya masih hidup sehingga mereka tidak hanya harus merawat anak dan orang tuanya, tetapi juga kakek dan neneknya.
3. Open-faced sandwich adalah istilah yang mewakili siapapun yang harus merawat orang-orang tua termasuk perawat panti jompo atau tenaga caregiver lain.

Dampak Sandwich Generation

 Sebagai anak, kiranya wajar jika Anda ingin merawat orang tua Anda ketika mereka sudah menua dan sebagai orang tua wajar juga apabila Anda ingin dirawat oleh anak Anda sendiri alih-alih oleh tenaga caregiver.

Namun, perlu disadari bahwasanya menjadi sandwich generation bisa mempengaruhi kondisi keuangan, tenaga, waktu dan karir Anda dan mungkin anak Anda jika Anda sudah menua. Terlebih apabila Anda tinggal serumah dengan orang tua Anda.

Kondisi sandwich generation akan mempengaruhi kehidupan anak Anda terlepas dari jenis kelamin anak tersebut. Namun demikian, umumnya kondisi ini memiliki pengaruh yang lebih besar kepada anak perempuan.

Sebab, umumnya anak perempuan di negara yang memiliki kultur patriarki yang lebih kuat seperti Indonesia lebih dituntut untuk membantu keseharian orang tua, seperti memandikan mereka, memasak untuk mereka dan lain sebagainya. Di sisi lain, anak laki-laki seringkali hanya bertanggung jawab untuk mengirim bantuan finansial saja.

Hal ini membuat perempuan harus pintar-pintar bagi waktu, keuangan dan tenaga antara diri mereka sendiri, orang tua, karir dan anak mereka sehingga tidak menutup kemungkinan mereka akan merasa lelah, dan terkena penyakit mental.

Cara Mengatasi Sandwich Generation

Menjadi seorang sandwich generation tentu tidak mudah. Apalagi jika Anda masih belum memiliki kondisi keuangan yang bisa mencukupi keluarga Anda. Oleh karena itu, Anda harus pandai-pandai mengatur waktu, tenaga dan keuangan Anda agar semua kebutuhan terpenuhi.

Berikut ini cara-cara yang bisa Anda lakukan untuk dealing dengan kondisi sandwich generation yang Anda hadapi:

• Berdiskusi dengan keluarga besar mengenai pembagian beban kerja dan keuangan

Apabila Anda memiliki saudara kandung, alangkah baiknya jika Anda membuka diskusi mengenai bagaimana cara merawat kedua orang tua Anda. Ceritakan kepada mereka beban keuangan dan tenaga Anda sehingga mereka mau membantu Anda.

• Pastikan Anda telah mengatur pengeluaran Anda dengan baik

Pastikan Anda sudah menyisihkan keuangan untuk kebutuhan primer keluarga inti Anda seperti, biaya makan, biaya sekolah anak, biaya kontrakan atau cicilan rumah dan lain-lain sebelum Anda menyisihkan dana untuk membantu orang tua Anda.

Perlu diingat juga bahwasanya sebagai anak, Anda tidak memiliki keharusan untuk membiayai kebutuhan tersier orang tua Anda. Kebutuhan tersier ini misalnya adalah ketika orang tua Anda ingin jalan-jalan keluar negeri dan lain-lain.

• Siapkan asuransi dan dana pensiun sejak dini

Jika Anda memiliki dana berlebih sementara orang tua Anda sejauh ini masih belum harus dibantu, maka Anda bisa membantu orang tua Anda dengan menyiapkan dana pensiun dan asuransi untuk mereka. Tujuannya adalah supaya ketika ada kebutuhan mendadak, Anda sudah memiliki persiapan yang baik.