Saham

Window Dressing: Definisi, Periode dan Cara Mendeteksinya

Analisis fundamental adalah salah satu analisis penting dalam jual beli efek. Untuk melakukan analisis ini, biasanya investor atau calon investor menggunakan laporan keuangan dan prospektus sebagai salah satu bahan pertimbangan pembelian efek.

Oleh karena itu, tidak mengherankan apabila perusahaan dan manajer investasi selalu berusaha “memperindah” tampilan dan data dalam laporan keuangan dan prospektus tersebut. Tindakan “memperindah” laporan keuangan dan prospektus inilah yang disebut dengan window dressing.

Window dressing juga menjadi salah satu faktor yang memengaruhi harga saham.

Definisi Window Dressing

Seperti yang tertulis di atas, window dressing dapat diartikan sebagai tindakan perusahaan atau manajer investasi untuk “memperindah” laporan keuangan dan prospektus mereka sebelum dokumen tersebut dilaporkan kepada investor.

Perusahaan dapat melakukan hal ini dengan berbagai cara salah satunya adalah dengan membeli aset produksi terbaru sebelum laporan keuangan dirilis. Tujuannya adalah agar investor melihat operasi perusahaan tersebut akan berkembang pada periode selanjutnya.

Di satu sisi, manajemen investasi memperindah prospektus atau portofolio investasi mereka dengan membuang saham-saham yang dalam periode tersebut memiliki kinerja yang buruk dan menggantinya dengan saham-saham unggulan. Saham-saham unggulan ini adalah saham-saham yang diterbitkan oleh perusahaan dengan kapitalisasi pasar yang besar dan masuk indeks LQ45.

Oleh sebab itu, tindakan window dressing  tidak hanya berpengaruh terhadap saham saja, tetapi juga reksa dana, terlebih reksa dana saham.

Periode Window Dressing

Window dressing terjadi menjelang penerbitan laporan keuangan, baik laporan keuangan kuartalan atau laporan keuangan tahunan ke publik. Dengan demikian, window dressing terjadi pada bulan Maret, Juni, September dan Desember. Namun dampak tindakan window dressing seringkali masih terasa hingga bulan berikutnya yaitu April, Juli, Oktober dan Januari.

Tindakan window dressing paling tinggi terjadi di bulan Desember, ketika laporan keuangan tahunan perusahaan dirilis. Namun Anda tidak perlu khawatir, sebab tindakan window dressing yang dilakukan oleh perusahaan masih harus sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi.

Lebih dari itu, pada laporan keuangan akhir tahun perusahaan, perusahaan yang memiliki status sebagai perusahaan terbuka harus diaudit oleh auditor publik independen terlebih dahulu untuk memastikan tidak ada kecurangan dalam laporan keuangan perusahaan tersebut.

Cara Mendeteksi Window Dressing

Apabila Anda melihat nilai Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada akhir tahun cenderung meningkat padahal tidak ada sentimen positif apa-apa yang dapat memengaruhi harga saham, maka kemungkinan hal ini adalah gejala terjadinya window dressing.

Karena, tindakan window dressing yang dilakukan oleh perusahaan dan manajer investasi akan membuat nilai IHSG mengalami peningkatan pada akhir tahun. Hal ini dikarenakan manajer investasi akan membeli saham-saham unggulan yang notabene menggerakkan IHSG pada periode ini.

Akibatnya, permintaan saham-saham unggulan tersebut meningkat dan harga saham tersebut naik.

Keuntungan dan Risiko Investasi Saat Window Dressing

Jika Anda berhasil menangkap fenomena window dressing dan membeli saham pada periode tersebut, maka kemungkinan Anda akan mendapatkan keuntungan investasi yang cukup besar dalam waktu yang relatif singkat. Sebab, umumnya periode window dressing hanya berjalan beberapa minggu.

Namun, risiko investasi saat window dressing juga cukup besar, mengingat Anda harus membeli saham-saham unggulan untuk mendapatkan keuntungan. Umumnya harga saham-saham unggulan tersebut juga relatif mahal.

Belum lagi Anda juga harus menghadapi risiko ketidakpastian dalam investasi. Artinya, Anda harus memahami isu-isu apa saja yang sekiranya akan memengaruhi harga efek saat periode window dressing terjadi.

Karena bisa jadi saat periode ini terjadi ada sentimen negatif yang membuat IHSG anjlok alih-alih menguat. Dengan adanya risiko inilah, Anda juga harus memperhatikan kondisi fundamental dan teknikal perusahaan incaran, sebelum Anda memutuskan untuk membeli sahamnya pada periode ini.

Contoh Kasus Window Dressing

Pada tahun 2018, perusahaan maskapai penerbangan Indonesia, PT. Garuda Indonesia diduga melakukan praktik window dressing. Perusahaan ini ketahuan memasukkan transaksi kerja sama dengan PT. Mahata Aero Teknologi sejumlah 239,94 juta USD ke dalam laporan keuangannya.

Sebenarnya tindakan ini tidak akan menjadi masalah apabila transaksi tersebut memang dilakukan untuk program berjangka waktu satu tahun saja (2018-2019). Namun, tindakan Garuda ini menjadi permasalahan karena kontrak dengan PT. Mahata Aero Teknologi yang senilai ratusan juta USD tersebut berjalan dalam waktu 15 tahun ke depan.

Ini artinya, PT. Garuda Indonesia harusnya membukukan aset sebesar 239,94 juta dibagi 15 pada tahun 2018 dan bukan 239,94 juta saja. Banyak pihak menduga bahwa tindakan PT. Garuda Indonesia ini ditujukan untuk memoles jumlah aset perusahaan agar terlihat besar sehingga menarik investor untuk berinvestasi.

Dari kasus di atas, terlihat bahwasanya investor perlu memiliki kemampuan membaca laporan keuangan dan laporan tahunan perusahaan dengan baik. Dalam hal ini laporan tahunan dibutuhkan sebab data mengenai periode kontrak tersebut kemungkinan besar, ada pada laporan tahunan perusahaan alih-alih laporan keuangan.

Periode window dressing adalah periode yang baik untuk membeli saham perusahaan. Terlebih saham perusahaan-perusahaan blue chip. Namun, lebih dari itu, kemampuan untuk menganalisis fundamental perusahaan dan teknikal saham masih sangat diperlukan, sebab kedua analisis ini mampu membantu investor untuk memilih saham terbaik dalam waktu terbaik dan menghindarkan investor dari risiko-risiko yang merugikan.

Januar Iskandar, S.E.

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago