Saham

6 Perbedaan Saham Syariah dan Konvensional

Bagi yang mulai tertarik dengan dunia saham, maka juga perlu tahu jika ada dua jenis saham yang perlu dibedakan. Yang pertama adalah saham syariah dan yang kedua adalah saham konvensional.

Baik saham syariah maupun konvensional, keduanya memiliki perbedaan yang sangat mendasar. Hal ini perlu diketahui sebelum memutuskan antara membeli saham yang mana. Cara paling mudah untuk membedakan mana saham syariah dan konvensional adalah dengan melihat daftar efek syariah (DES).

Dalam hal ini, maka Otoritas Jasa Keuangan (OJK) telah menetapkan DES sebagai kumpulan dari saham syariah. DES ini sendiri diterbitkan oleh pihak DES, yang mana setiap emiten yang ada di dalamnya telah melewati berbagai tahap penilaian tersendiri, seperti:

  • Screening. Dalam hal ini maka pihak DES akan melihat kegiatan usaha dari emiten tersebut. Apakah berprinsip syariah atau tidak.
  • Analisis Rasio. Dalam hal ini pihak DES akan melihat kondisi keuangan dari emiten tersebut. Yang mana emiten tidak boleh memiliki hutang lebih dari 45%.
  • Purifikasi. Dalam hal ini maka pihak DES akan memisahkan dana yang dianggap tidak halal melalui penjualan efek.

Dengan melihat daftar yang ada pada DES ini, maka akan bisa menentukan mana emiten syariah dan mana yang konvensional. Singkatnya, semua emiten yang ada pada DES merupakan emiten syariah. Dan yang tidak ada, maka emiten tersebut termasuk saham konvensional.

Adapun beberapa perbedaan lain antara saham konvensional dan syariah. Beberapa perbedaan tersebut antara lain:

1. Kegiatan Usaha

Hal pertama yang menjadi perbedaan saham syariah dan konvensional adalah pada kegiatan usaha. Bisa dibilang ini merupakan perbedaan yang sangat signifikan.

Sebagai contoh, emiten saham syariah hanya akan melakukan kegiatan usaha yang diperbolehkan menurut syariat Islam. Dalam hal ini maka tidak mungkin ada emiten saham syariah yang kegiatan usahanya adalah bisnis pertaruhan atau penjualan minuman keras.

Hal ini tentu akan berbeda dengan emiten saham konvensional. Dalam hal ini maka emiten konvensional bisa melakukan kegiatan usaha apapun selama hal itu mereka nilai menguntungkan.

2. Perolehan Keuntungan

Perbedaan saham syariah dan konvensional lainnya terlihat pada bagaimana cara mendapatkan keuntungan. Hal ini terlihat terutama pada emiten seperti bank atau lembaga keuangan lainnya.

Seperti yang kita tahu jika bank syariah menggunakan sistem imbal hasil atau nisbah. Perhitungan keuntungannya akan membagi hasil antara keuntungan bank dan nasabah.

Sementara untuk bank konvensional, maka pendapatannya berasal dari pemberian bunga. Suku bunga inilah yang nantinya akan menjadi cara bagi bank konvensional untuk mendapatkan keuntungan.

3. Rasio Keuangan

Selain masalah cara mendapatkan keuntungan, perbedaan saham syariah dan konvensional lainnya adalah pada masalah rasio keuangan. Dalam hal ini, maka emiten syariah memiliki syarat tersendiri untuk dapat lolos tahap ini. Salah satunya adalah total utang dengan bunga yang mereka miliki tidak boleh lebih besar dari total aset.

Dalam hal ini, bahkan rasio utang dari emiten syariah tidak boleh lebih dari 45 persen dari total aset secara keseluruhan. Hal ini tentu akan berbeda dengan rasio keuangan pada emiten konvensional.

Pada saham konvensional maka syarat utang lebih longgar dan rasio keuangan pun membolehkan emiten memiliki hutang berapapun perbandingannya dengan total nilai aset.

Masalah rasio keuangan ini juga akan berpengaruh dengan pendapatan. Dalam hal ini maka saham konvensional bisa mendapatkan keuntungan dari manapun. Sementara pada saham syariah, mereka memiliki aturan tersendiri terkait pendapatan ini.

4. Pembatasan Keuntungan Berdasarkan MUI

Masih berkaitan dengan rasio keuangan, maka pendapatan emiten syariah juga memiliki aturan yang cukup ketat. Mengacu pada aturan Majelis Ulama Indonesia (MUI), maka emiten syariah hanya boleh memiliki pendapatan non halal maksimal 10 persen dari pendapatan total mereka.

Hal ini tentu akan berbeda dengan emiten saham konvensional yang tidak memiliki aturan ini. Artinya mereka bisa mendapatkan pendapatan berapapun dan tanpa batasan serta perbedaan jenis pendapatan.

5. Proses Transaksi

Perbedaan saham syariah dan konvensional lainnya terlihat dari bagaimana proses transaksi. Pada prosesnya, saham syariah tidak bisa ditransaksikan secara langsung. Hal ini guna menghindari adanya manipulasi harga.

Selain itu, yang jelas emiten syariah tidak boleh melakukan transaksi dengan sistem bunga. Hal ini tentu berbeda dengan emiten saham konvensional. Dalam prosesnya, maka saham konvensional ini bisa ditransaksikan secara langsung.

6. Aset Perusahaan

Hal lain yang juga menjadi pembeda antara saham konvensional dan syariah adalah pada masalah aset. Dalam hal ini, emiten syariah harus memiliki total aset yang lebih banyak daripada hutang. Selain itu, jumlah hutang juga tidak boleh lebih dari 45 persen nilai aset.

Hal ini berbeda dengan aturan pada saham konvensional. Saham konvensional tidak mengharuskan perusahaan memiliki rasio hutang dan aset tertentu. Selama perusahaan tersebut masih bisa beroperasi maka sahamnya masih bisa diperjualbelikan.

Itulah beberapa perbedaan saham syariah dan konvensional yang perlu dipahami. Dalam hal ini, jika ingin memilih saham syariah sebagai aset investasi, maka perbedaan-perbedaan tersebut perlu benar-benar dipahami.

Januar Iskandar, S.E.

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago