Dosen Investor

Awal Mula

Anjloknya LUNA menimbulkan kehebohan di dunia kripto. Bagaimana tidak, nilai token ini anjlok 98% hanya dalam sepekan. Sebelum membahas lebih jauh mengenai fenomena ini, mari kita simak bagaimana awal mula munculnya token ini. LUNA adalah token yang berada dalam jaringan blockchain Terra.

Jaringan blockchain ini dikembangkan oleh Terraform Labs di Korea Selatan. Perusahaan ini didirikan oleh Do Kwon dan Daniel Shin. Kwon berpengalaman di bidang IT karena sebelumnya ia pernah bekerja di Microsoft, sementara Shin adalah ahli di bidang teknologi digital. Ia adalah CEO perusahaan financial technology Chai dan founder perusahaan e-commerce Korea TMON.

Mereka membangun Terra dengan sebuah visi menciptakan infrastruktur pembayaran digital yang memanfaatkan teknologi blockchain. Terra diharapkan bisa menjadi solusi pembayaran mata uang kripto yang fluktuatif. Oleh karena itu, Terra menciptakan LUNA yang berfungsi sebagai stablecoin. Lantas bagaimana cara kerjanya?

Perkembangan

Terra berusaha menjaga stabilitas harga UST, mata uang digital dalam jaringan blockchain Terra, dengan penukaran LUNA ke UST dan sebaliknya. Inilah fungsi stablecoin LUNA yaitu untuk menjaga harga UST tetap setara dengan dolar.

Terra membuat algoritma supaya suplai LUNA mengalami kontraksi dan ekspansi bergantung kepada permintaan terhadap UST dan stablecoin lainnya. Menukar LUNA ke UST bisa menjadi salah satu strategi bagi Anda yang merupakan seorang trader.

UST yang Anda miliki bisa ditukar ke mata uang kripto lainnya. Hal ini tentu akan lebih memudahkan Anda untuk mengatur strategi trading. Begitu juga ketika Anda sudah melakukan taking profit, Anda bisa menukarnya kembali ke UST untuk menghindari fluktuasi.

Anda juga bisa memanfaatkan LUNA untuk staking. Anda bisa melakukan ini langsung di situs Terra atau melalui pihak ketiga. Jika Anda menggunakan pihak ketiga pastikan mereka adalah validator yang terpercaya sehingga mereka melakukan tugasnya dengan baik. Dilansir dari Stakingrewards, Anda bisa mendapatkan bunga sekitar 8% saat melakukan staking dalam jaringan Terra.

Jaringan Terra juga menawarkan ekosistem decentralized finance (DeFi) yang menarik. Salah satunya adalah Anchor Protocol. Aplikasi ini berfungsi untuk deposit dan peminjaman aset stablecoin dari Terra. Anda bisa melakukan deposit stablecoin di aplikasi ini dan mendapatkan bunga hingga 20%. Nilai keuntungan yang ditawarkan sangat menarik bukan?

Kondisi Saat Ini

Volatilitas kripto memang nyata adanya. Saat berbagai mata uang kripto anjlok bulan Mei lalu, LUNA juga ikut merasakannya. Pada 4 mei nilainya masih US$ 86,7 per koin, sepekan kemudian atau tepatnya pada 12 Mei nilainya ambles ke level US$ 1,18 per koin. LUNA anjlok 98% hanya dalam sepekan. Nilai ini bahkan hampir mendekati nilai pada saat koin ini diluncurkan yaitu US$ 0,8 per koin.

Do Kwon sebagai pencipta koin berusaha kembali menstabilkan LUNA dengan meningkatkan tingkat pencetakan koin tersebut per harinya. Do Kwon juga telah mengumpulkan bitcoin senilai miliaran dolar untuk menghadapi krisis ini.

Namun hingga hari ini LUNA masih bertengger di US$ 1,93 per koin. Belum mengalami kenaikan harga yang signifikan sejak ambles pada Mei lalu.

Penurunan ini juga menyebabkan kapitalisasi pasarnya turun drastis. LUNA sempat menjadi aset kripto terbesar ke-9 dunia. Kala itu kapitalisasi pasarnya adalah sebesar US$ 27 miliar dengan harga US$ 75 per koin. Saat anjlok pada Mei lalu, kapitalisasi pasarnya pun ikut anjlok menjadi US$ 259 juta.

Salah satu hipotesis yang bisa menjelaskan penurunan harga LUNA adalah death spiral. Hal ini terjadi ketika Terra terlalu banyak mencetak token untuk memenuhi permintaan pengguna.

Oversupply ini ternyata malah menyebabkan harga UST turun dan pada akhirnya menyebabkan LUNA anjlok. UST sempat menyentuh US$ 0,2. Hal ini sangat berpengaruh kepada LUNA. Jika ingin mengembalikan harga LUNA maka Terra harus bisa mengembalikan UST ke US$ 1.

Ada juga pendapat yang mengatakan bahwa anjloknya LUNA disebabkan oleh ketidakpastian ekonomi global akibat perang antara Rusia dan Ukraina. Invasi Rusia ke Ukraina disikapi negatif oleh beberapa negara terutama negara Eropa. Mereka memberikan sanksi ekonomi ke negara beruang merah ini.

Sanksi ekonomi ini membuat supply energi terbatas. Hal ini membuat harga minyak dunia naik drastis dan memicu inflasi di berbagai negara. Untuk meredam inflasi yang berlebihan, The Fed menaikkan suku bunga acuan.

Salah satu dampak kenaikan suku bunga The Fed bagi Indonesia adalah melemahnya rupiah. Ketidakpastian ekonomi global ini disikapi oleh para investor dengan menyimpan asetnya pada aset yang lebih aman.

Salah satu aset yang fluktuatif seperti kripto akan ditinggalkan pada masa-masa seperti ini. LUNA ternyata ikut terkena dampaknya. Pemilik koin mulai menjualnya untuk mengalihkannya pada aset yang lebih aman.

Penjualan berbondong-bondong inilah yang menyebabkan harganya anjlok. Masih belum dapat dipastikan ke depannya apakah LUNA akan kembali naik atau masih stagnan di kisaran US$ 1 per koin.