Saham

Apa itu Value Investing? Ketahui Definisi dan Srateginya

Target finansial perusahaan adalah mencapai laba. Untuk bisa mencapai target laba, perusahaan harus memiliki produk baik berupa barang maupun layanan. Saat produk terjual, perusahaan mendapatkan pendapatan. Setelah dikurangi biaya-biaya maka munculah laba.

Saat perusahaan ingin bertumbuh maka perusahaan menetapkan target laba yang lebih tinggi dari sebelumnya sehingga target pendapatan juga meningkat, jumlah produk yang harus diproduksi juga meningkat. Dibutuhkan tambahan peralatan produksi untuk bisa menghasilkan produk yang lebih banyak sehingga perusahaan butuh tambahan investasi.

Tambahan investasi tersebut biasanya dibiayai dari laba yang ditahan ditambah modal sendiri. Namun kadang itu tidak mencukupi untuk menambah investasi. Maka perusahaan memiliki dua cara untuk mengatasinya. Yang pertama adalah mencari pinjaman dari bank atau mencari tambahan modal.

Tambahan modal yang dicari oleh perusahaan bisa dilakukan di lantai bursa atau stock market dengan mengundang investor untuk membeli saham perusahaan dan perusahaan memberikan keuntungan berupa deviden dan kenaikan harga saham.

Dan saat ini sudah banyak perusahaan yang menawarkan sahamnya lewat bursa. Ini menjadi peluang bagi investor. Investor memiliki banyak alternatif untuk menginvestasikan dananya. Tergantung gaya investasi masing-masing investor. Salah satu gaya investor adalah value investing. Bagaimana metode value investing ini?

Definisi Value Investing

Value investing merupakan cara berinvestasi saham yang melihat saham dari fundamentalnya yang tercermin dari laporan tahunan (annual reports) dan laporan per kuartal (quarterly reports) sehingga terlihat apakah saham perusahaan tersebut berkarakter value stock atau tidak.

Saham berkarakter value stock adalah saham-saham yang diperdagangkan di harga yang lebih rendah dibanding dengan rasio-rasio yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan sehingga saham terkesan memiliki harga yang murah namun tidak murahan. Terkesan murah karena nilainya lebih rendah dibanding dengan fundamental yang ada di laporan keuangan.

Yang menentukan murah atau tidak harga saham tersebut didasarkan pada nilai Price Earning Ratio (PER). Nilai PER diperoleh dari harga per lembar saham dibagi dengan Earning Per Share (EPS).

Perbedaan dengan Income Investing dan Growth Investing

Selain value investing, terdapat gaya income investing dan growth investing. Apa perbedaannya?

  • Income Investing

Ini adalah gaya investor yang menginginkan keuntungan secara konsisten dan dalam jumlah besar. Keuntungan konsisten tersebut diperoleh dari deviden tahunan yang dibagikan perusahaan saat perusahaan mengalami laba. Hal ini bisa dilihat dari histori perusahaan, apakah dalam 5 tahun terakhir perusahaan membagikan deviden atau tidak.

Dan untuk memperolah jumlah keuntungan yang besar, investor harus berinvestasi dalam jumlah yang besar pula. Investor harus memiliki jumlah saham ratusan bahkan ribuan lot saham untuk memperoleh keuntungan besar.

Ciri khas dari saham perusahaan yang rutin membagikan dividen adalah harga per lembar sahamnya sudah tinggi mencapai ribuan bahkan puluhan ribu rupiah per lembar saham.

  • Growth Investing

Investor jenis ini menjadikan perkembangan saham sebagai pertimbangan utama dalam membeli saham. Investor tidak mempermasalahkan besar kecilnya nilai suatu saham terhadap laporan keuangan.

Investor bergaya growth investing melihat nilai Price Earning to Growth (PEG) dari saham perusahaan. Nilai PEG diperoleh dari PER dibagi pertumbuhan EPS. Pertumbuhan EPS adalah persentase dari EPS periode ini dengan EPS periode sebelumnya.

Saham yang mempunyai nilai PEG kecil dianggap sebagai saham yang layak beli. Berarti semakin kecil nilai PEG saham suatu perusahaan, semakin layak saham tersebut untuk dimiliki.

Baik investor bergaya value investing maupun investor bergaya growth investing memiliki tujuan yang sama yaitu mendapatkan capital gain sehingga membutuhkan waktu untuk bisa menikmati hasilnya.

Strategi Value Investing

Berdasarkan beberapa penelitian tentang pilihan antara value stock atau growth stock, memperlihatkan bahwa return atau hasil dari value stock lebih tinggi daripada growth stock atau yang sering disebut dengan fonemena value premium.

Banyak investor yang berhasil memperoleh return tinggi setelah memanfaatkan strategi value investing. Salah satunya adalah Warren Buffet yang merupakan sedikit dari orang terkaya di dunia dan menjadi salah satu guru dalam investasi saham.

Berikut ini strategi value investing untuk memaksimalkan investasi di saham:

  1. Ketahui dan pahami cara membaca laporan keuangan dan menghitung rasio-rasio keuangan. Minimial tahu cara menghitung price to book ratio, price earning ratio dan free cash flow perusahaan. Ketiga rasio tersebut menjadi nilai intrinsik perusahaan yang nantinya untuk menentukan apakah karakter saham perusahaan termasuk value stock atau bukan.
  2. Melakukan sedikit penelitian atau riset terhadap emiten atau perusahaan yang terdaftar di bursa efek Indonesia. Penelitian ini merupakan bagian dari memaksimalkan return dan meminimalkan resiko. Selain nilai instrinsik perusahaan yang akan bisa didapatkan dari riset ini, investor bisa mendapatkan informasi lain seperti struktur keuangan, rencana jangka panjang perusahaan, jajaran manajemen perusahaan, value serta tata kelola perusahaan. Dengan informasi ini, investor akan bisa mendapatkan informasi yang holistic.
  3. Siapkan nafas panjang dan fokus pada konsistensi. Untuk menikmati hasil dari value stock, dibutuhkan waktu yang agak jangka panjang. Sehingga dibutuhkan kesabaran dan nafas panjang dari investor sampai harga saham perusahaan naik, yang kadang bisa butuh waktu lebih dari 3 tahun. Selain itu, investor harus konsisten pada pilihan saham perusahaan.
  4. Sesekali memantau trend pasar. Pilihan berinvestasi pada sektor yang tengah trend bisa memberi keuntungan yang lebih besar. Trend ini bisa dilihat dari sektor industri yang sedang booming atau memiliki kestabilan dalam peningkatan nilai sahamnya.

Demikian strategi value investing yang bisa dicoba untuk dilakukan. Pastikan berinvestasi dengan uang dingin agar tidak memberatkan Anda ke depannya.

Januar Iskandar, S.E.

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago