Investasi

Sejarah Bursa Efek Indonesia – Perkembangan dan Struktur Manajemennya

Kurang lengkap rasanya apabila membahas investasi dan pasar modal di Indonesia tanpa membahas lembaga yang menyelenggarakannya. Bursa Efek Indonesia (BEI) atau yang biasa disebut juga Indonesia Stock Exchange (IDX) adalah lembaga yang secara resmi menyelenggarakan pasar modal di Indonesia.

Bursa Efek Indonesia adalah gabungan dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES). Pada tahun 2007, kedua lembaga pasar modal tersebut dijadikan satu menjadi Bursa Efek Indonesia (BEI) demi efisiensi pasar.

Sejarah Berdirinya BEI

Sejarah Bursa Efek Indonesia bisa dirunut hingga tahun 1912. Ketika itu, bursa efek pertama didirikan oleh Pemerintah Hindia Belanda untuk mengakomodir kebutuhan pemerintah kolonial dan VOC.  Namun, karena kondisi sosial politik yang kurang kondusif seperti adanya perang dunia 1, perang dunia 2, peralihan kekuasaan ke Jepang dan Indonesia, pasar modal ini sempat ditutup beberapa kali dari tahun 1915-1942.

Setelah kemerdekaan, Bursa Efek Indonesia sempat bangkit lagi hingga pada akhirnya ditutup pada tahun 1956. Bursa Efek Indonesia baru dibuka kembali pada tahun 1977 dengan PT Semen Cibinong sebagai emiten pertama.

Sepanjang tahun 1977 hingga 1987, perdagangan di Bursa Efek Indonesia lesu. Dalam kurun waktu 10 tahun tersebut, tercatat hanya ada 24 emiten yang melantai di bursa. Oleh karena itu, Presiden Soeharto lantas menerbitkan Paket Desember 1987 (PAKDES 87) untuk mempermudah emiten melantai di bursa dan investor asing bertransaksi di Bursa Efek Indonesia.

Perkembangan BEI

1987-2007: Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek Surabaya

Akibat dari penerbitan PAKDES 87, volume perdagangan modal di Bursa Efek Indonesia terus meningkat. Hingga akhirnya 2 tahun kemudian berdirilah Bursa Efek Surabaya, sebuah bursa efek yang dikelola perusahaan swasta yaitu PT Bursa Efek Surabaya dan bertujuan untuk meningkatkan akses permodalan untuk kawasan Indonesia bagian timur.

Pada rentang 30 tahun ini, beberapa lembaga pendukung pasar modal juga didirikan antara lain:

  • PT Pemeringkat Efek Indonesia (PEFINDO) (1993).
  • Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) (1996).
  • Kustodian Sentra Efek Indonesia (KSEI) (1997).

Adapun even penting lainnya yang terjadi pada periode ini adalah peluncuran sistem otomasi perdagangan menggunakan sistem komputer JATS (Jakarta Automatic Trading System) dan penerbitan Undang-Undang No.8 tahun 1995 tentang Pasar Modal yang hingga kini menjadi acuan dasar pasar modal di Indonesia.

Pada periode ini keberadaan pasar modal syariah di Indonesia juga mulai tumbuh. Pasar modal syariah di Indonesia mulai berkembang pada tahun 1997 ketika Danareksa menerbitkan reksadana syariah pertama dan pendirian Dewan Syariah Nasional (DSN) oleh MUI pada tahun 1999.

Hal ini lantas dilanjutkan dengan penerbitan Jakarta Islamic Index pada tahun 2000 dan penerbitan sukuk berbasis akad mudharabah pertama di Indonesia pada tahun 2002. Jakarta Islamic Index adalah indeks saham yang berisi 30 saham syariah paling likuid di Indonesia.

2007-Sekarang: Bursa Efek Indonesia

Pada tanggal 30 November tahun 2007, Bursa Efek Surabaya dan Bursa Efek Jakarta bergabung menjadi Bursa Efek Indonesia demi efisiensi pasar. Menurut Siregar dkk (2014), setidaknya ada dua dampak yang dihasilkan dari penggabungan ini yaitu:

  • Likuiditas perdagangan saham cenderung menurun.
  • Perkembangan rasio keuangan perusahaan setelah penggabungan pasar modal cenderung lebih baik daripada saat kedua bursa efek ini belum digabungkan. Namun demikian, penyelenggara pasar modal harus meninjau kembali perusahaan dengan aset-aset yang belum digunakan.

Perkembangan pasar modal syariah juga mulai memasuki fase baru dalam periode ini. Adapun kejadian-kejadian penting pasar modal syariah di Indonesia yang terjadi selama periode 2007-2021 adalah:

  • Daftar Efek Syariah dirilis (2007).
  • Undang-Undang Nomor 19 tahun 2008 tentang Surat Berharga Syariah Negara (SBSN).
  • Indeks Saham Syariah Indonesia (ISSI) dirilis tahun 2011. Indeks Saham Syariah Indonesia indeks yang berisi seluruh saham syariah di Indonesia.
  • Peresmian Syariah Online Trading System (SOTS) pada tahun 2011. SOTS adalah sistem online trading yang bertujuan untuk memudahkan investor yang ingin berinvestasi secara syariah di Indonesia.
  • Penerbitan ETF syariah pertama di Indonesia (2011).

Sejak penerbitan SOTS pada tahun 2011 sampai saat ini, jumlah investor syariah di Indonesia telah berkembang pesat dari 531 investor saja menjadi 89.678 pada tahun 2021.

Indeks Saham BEI

Indeks saham adalah ukuran statistik yang mencerminkan pergerakan saham-saham golongan tertentu. Tujuannya adalah supaya investor dapat dengan lebih mudah memilih saham mana yang akan mereka beli.

 Indeks ini terbagi menjadi beberapa hal seperti tingkat kapitalisasi pasar, jumlah dividend yang dibagikan, indeks syariah dan indeks per golongan industri. BEI juga membentuk indeks dengan bekerja sama dengan pihak ketiga. Saat ini BEI telah memiliki 38 indeks saham yaitu:

  • Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG)
  • IDX80
  • LQ45
  • IDX30
  • IDX Quality 30
  • IDX Value 30
  • IDX Growth 30
  • IDX ESG Leader
  • IDX High Dividend 20
  • IDX BUMN20
  • Indeks Saham Syariah Indonesia/Indonesia Sharia Stock Index (ISSI)
  • Jakarta Islamic Index 70 (JII70)
  • Jakarta Islamic Index (JII)
  • IDX-MES BUMN 17
  • IDX SMC Composite
  • IDX SMC Liquid
  • Kompas 100
  • BISNIS-27
  • MNC36
  • Investor33
  • infobank15
  • SMinfra18
  • SRI-KEHATI
  • PEFINDO25
  • PEFINDO i-Grade
  • Indeks Papan Utama
  • Indeks Papan Pengembangan
  • IDX Sektor Energi (IDXENERGY)
  • IDX Sektor Barang Baku (IDXBASIC)
  • IDX Sektor Perindustrian (IDXINDUST)
  • IDX Sektor Barang Konsumen Primer (IDXNONCYC)
  • IDX Sektor Barang Konsumen Non-Primer (IDXCYCLIC)
  • IDX Sektor Kesehatan (IDXHEALTH)
  • IDX Sektor Keuangan (IDXFINANCE)
  • IDX Sektor Properti & Real Estat (IDXPROPERT)
  • IDX Sektor Teknologi (IDXTECHNO)
  • IDX Sektor Infrastruktur (IDXINFRA)
  • IDX Sektor Transportasi & Logistik (IDXTRANS)

Instrumen yang Diperdagangkan dalam BEI

Bursa Efek Indonesia adalah tempat penjual aset permodalan (emiten) dan pembeli aset tersebut (investor) bertemu. Saat ini, ada 5 instrumen permodalan yang ditawarkan di sini. 5 instrumen permodalan tersebut adalah:

  • Saham. Hingga tahun 2021, tercatat ada 740 perusahaan yang menjual sahamnya di Bursa Efek Indonesia.
  • Obligasi yang terdiri dari obligasi korporasi, obligasi negara dan sukuk.
  • Reksadana yang terdiri dari reksadana pasar uang, reksadana saham, reksadana obligasi, reksadana pendapatan tetap dan reksadana campuran.
  • Exchange Traded Fund (ETF). Saat ini terdapat 48 ETF yang telah tercatat di BEI.
  • Derivatif. Derivatif adalah kontrak perjanjian perdagangan yang nilai keuntungannya tergantung dengan keuntungan dari aset lain. Saat ini, BEI memperdagangkan 4 jenis derivatif yaitu, IDX LQ45Futures, Indonesia Government Bond Futures, IDX30 Futures dan Basket Bind Futures.

Struktur Manajemen BEI

Sebagaimana perusahaan pada umumnya, BEI juga dikelola oleh tim direktur dan tim komisaris. Saat ini terdapat 7 orang direktur dan 5 orang komisaris di lembaga ini. Berikut ini perinciannya:

Direktur

  • Inarno Djayadi (CEO, menjabat sejak tahun 2018)
  • I Gede Nyoman Yetna (Direktur Penilaian Perusahaan, menjabat sejak tahun 2018)
  • Laksono Widodo (Direktur Perdagangan dan Pengaturan Anggota Bursa, menjabat sejak tahun 2018)
  • Kristian S. Manullang (Direktur Pengawasan Transaksi dan Kepatuhan, menjabat sejak tahun 2018)
  • Fithri Hadi (Direktur Teknologi Informasi dan Manajemen Resiko, menjabat sejak tahun 2018)
  • Hasan Fawzi (Direktur Pengembangan, menjabat sejak tahun 2018)
  • Risa E. Rustam (Direktur Keuangan dan Sumber Daya Manusia, menjabat sejak tahun 2018)

Komisaris

  • John A Prasetyo (Komisaris Utama, menjabat sejak tahun 2017)
  • Mohammad Noor Rahman (menjabat sejak tahun 2018)
  • Heru Handayanto (menjabat sejak tahun 2020)
  • Karman Pamurahardjo (menjabat sejak tahun 2020)
  • Pandu Patria Sjahrir (menjabat sejak tahun 2020)

Daftar Anak Perusahaan BEI

Demi menjaga kelangsungan industri pasar modal di Indonesia, BEI memiliki saham di 10 perusahaan yaitu:

  • Kliring Penjamin Efek Indonesia (KPEI) (100%)
  • Kustodian Sentra Efek Indonesia (KSEI) (22%)
  • PT IDX Solusi Teknologi Informasi (IDXSTI) (33%)
  • PT Indonesian Capital Market Electronic Library (ICaMEL) (33%)
  • PT Pefindo Biro Kredit (30,6%)
  • PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) (32,3%)
  • PT Pendanaan Efek Indonesia (PEI) (33,4%)
  • PT Penilai Harga Efek Indonesia (33,3%)
  • PT Penyelenggara Program Perlindungan Investor Efek Indonesia (P3IEI)
  • PT Tivi Bursa Indonesia (IDX CHANNEL) (15%)

Alamat Kantor dan Kontak BEI

Bursa Efek Indonesia

Gedung Bursa Efek Indonesia, Tower 1, Lantai 6
Jl. Jend. Sudirman Kav 52-53
Jakarta Selatan 12190, Indonesia

Nomer telepon: 0800-100-9000

Email: callcenter@idx.co.id

website: www.idx.co.id

Instagram: indonesiastockexhange, idxislamic (khusus divisi pasar modal syariah) dan idx_channel.

Hingga saat ini, BEI menggunakan sistem perdagangan menggunakan sistem komputer JATS NextG. Namun demikian, sistem JATS NextG ini sekaligus sistem kinerja BEI akan terus dikembangkan demi terwujudnya pasar modal yang aman dan nyaman di Indonesia.

Januar Iskandar, S.E.

Recent Posts

4 Emiten Batu Bara dengan Kapitalisasi Terbesar

Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…

1 year ago

6 Perbedaan IMF dan Bank Dunia

International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…

1 year ago

5 Manfaat Corporate Social Responsibility (CSR) Bagi Perusahaan

Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…

1 year ago

5 Emiten Properti dan Real Estate untuk Investasi Jangka Panjang

Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…

1 year ago

Big Mac Index – Pengertian, Penerimaan dan Batasannya

Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…

1 year ago

4 Cara Mengecek Tanah Bebas Masalah

Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…

1 year ago