Berbagai ragam instrumen investasi telah tersedia dan dapat dipilih oleh masyarakat. Mulai dari ragam yang menawarkan imbal hasil/return yang tinggi diimbangi dengan resiko tinggi pula, dan yang menawarkan imbal hasil rendah tentunya dengan resiko rendah pula.
Salah satu jenis investasi dengan resiko rendah adalah obligasi negara atau Surat Utang Negara. Nah, sebetulnya apa itu Surat Utang Negara? Kenapa negara harus berhutang? Apa saja keuntungannya? Serta bagaimana cara berinvestasi di Surat Utang Negara?
Contents
Ada kalanya pendapatan negara, baik yang bersumber dari pajak maupun non-pajak masih belum cukup untuk memenuhi kebutuhan belanja negara. Selain itu, terkadang negara membutuhkan dana yang cukup besar untuk menjalankan atau mempercepat penyelesaian suatu proyek.
Kondisi tersebut memaksa negara untuk mendapat pembiayaan dengan cara menghimpun dana dari masyarakat luas. Negara menerbitkan Surat Utang Negara (SUN) sebagai tanda bahwa negara atau pemerintah memiliki hutang pada masyarakat.
SUN lebih banyak dikenal dengan nama obligasi pemerintah. Secara sederhana berarti surat utang yang dikeluarkan pemerintah atau pun organisasi yang dapat dibeli masyarakat umum atau institusi/organisasi lain. Jadi, yang bisa membeli obligasi adalah masyarakat secara individual atau institusi, seperti perusahaan aset manajemen, perusahaan asuransi, atau dana pensiun.
Konsep SUN secara umum mirip dengan deposito. Bedanya kalau deposito yang mengelola adalah bank, sementara SUN adalah pemerintah. Jika dilihat dari segi keamanan, otomatis milik pemerintah akan lebih terjamin, apalagi ketika terjadi situasi yang sangat tidak diinginkan, seperti kekacauan ekonomi. Ketika hal ini terjadi, maka yang akan berguguran lebih dahulu adalah bank dibanding pemerintah.
Investasi ini sangat cocok bagi yang memiliki dana lebih dan ingin mengalokasikannya di instrumen investasi yang memberikan cashflow secara berkala. Investasi di Surat Utang Negara mirip seperti Anda menyewakan properti, di mana Anda akan mendapat uang sewa tiap periode tertentu. Istilah ini di obligasi disebut dengan kupon/bunga.
Terdapat beberapa tujuan pemerintah dalam menerbatkan Surat Utang Negara, yaitu:
Pemerintah pusat berwenang menerbitkan SUN setelah mendapat persetujuan dari DPR dan BI. Pemerintah memiliki kewajiban untuk membayar bunga dan pokok/dana investasi masyarakat saat jatuh tempo.
Pemerintah mengeluarkan obligasi beberapa kali dalam setahun. Ketika kita membeli obligasi, ada dua hal penting yang harus kita perhatikan, yaitu:
Sejak awal beli, kita sudah mendapatkan kepastian terkait waktu jatuh tempo alias kapan pemerintah harus membayarkan hutangnya pada kita. Jangka waktunya berbeda-beda mulai dari satu tahun, dua tahun, tiga tahun, bahkan puluhan tahun.
Apa dampak dari waktu jatuh tempo ini?
Jika kita beli jenis obligasi yang tidak bisa diperjualbelikan, kita tidak bisa mencairkan uang tersebut sebelum waktunya. Jatuh tempo ini hampir mirip dengan konsep deposito. Yakni uang kita tidak bisa diambil sampai jatuh tempo, kecuali mau bayar denda penalti. Bedanya, obligasi tidak mengenal konsep penalti melainkan early redemption.
Early redemption adalah pencairan dana yang diinvestasikan di waktu sebelum jatuh tempo sebanyak maksimal 50% dengan ketentuan minimal dana yang diinvestasikan adalah Rp 2 juta. Jika Anda membeli obligasi sebanyak Rp 1 juta, maka Anda tidak bisa melakukan Early redemption.
Selain terkait Early redemption, masa jatuh tempo juga berpengaruh pada besaran kupon yang akan diterima. Biasanya semakin lama tempo, akan semakin besar kuponnya.
Kupon/bunga mencerminkan berapa imbal hasil/return yang akan kita dapatkan setiap tahunnya. Besaran kupon dalam obligasi sangat bergantung pada suku bunga acuan yang berlaku saat obligasi ditawarkan alias diterbitkan pemerintah.
Kupon obligasi biasanya lebih tinggi dari tingkat suku bunga acuan dengan biaya pajak yang lebih rendah dibanding deposito. Inilah poin plus dari obligasi yang cukup menarik di mata investor. Return yang ditawarkan biasanya berkisar 5%-8% per tahun.
Kupon dibayarkan secara periodik. Tergantung bisa satu bulan, 3 bulan, 6 bulan, atau tahunan. Kupon juga dapat diberikan dalam diskonto. Diskonto yaitu kupon/bunga dibayarkan terlebih dahulu saat pembelian obligasi di awal.
Contohnya:
Kita beli obligasi senilai Rp100 juta langsung dikurangi bunga. Bunga yang ditetapkan adalah 7%. Maka jumlah dana yang dibayarkan saat membeli deposito adalah:
100 juta – (100juta x 7%) = 93 juta
Kemudian, saat jatuh tempo kita tetap dapat dana senilai Rp100 juta. Jadi, kupon diskonto telah dibayarkan di awal pembelian. Setiap bulannya tidak dapat tambahan cashflow kupon lagi.
Secara garis besar, terdapat 4 jenis Surat Utang Negara, yaitu Obligasi Negara Ritel (ORI), Saving Bond Ritel (SBR), Sukuk Tabungan (ST), dan Sukuk Ritel (Sukri). Keempat jenis ini memiliki fungsi dan ciri yang agak berbeda dalam beberapa segi. Berikut penjelasan lebih mendetail:
Berdasarkan mekanisme transaksinya ada dua seri, yaitu:
Perbedaan keduanya hanya terletak di pengelolaan dana yang dihimpun. Seri syariah hanya akan dialokasikan pada hal-hal yang memenuhi kriteria syariah.
Jenis dibedakan berdasarkan obligasi yang bisa diperjualbelikan atau tidaknya. Jenis yang tidak bisa diperjualbelikan adalah SBR dan ST.
Nah, jadi ketika Anda memiliki SBR atau ST, Anda harus memegangnya sampai jatuh tempo. Tapi, jika ingin mencairkannya, bisa mengajukan early redemption dengan ketentuan maksimal 50%.
Sedangkan, ORI dan Sukri bisa diperjualbelikan. Jadi, ketika Anda membeli ORI atau Sukri kemudian butuh uang, Anda bisa jual obligasi tersebut di pasar sekunder dua bulan setelah membeli. Selain di pasar sekunder bisa juga menjual kembali di agen tempat Anda membeli.
Terdapat dua jenis imbal hasil, yaitu fixed rate dan floating rate. Jenis imbal hasil Fixed berarti prosentase imbal hasil yang ditawarkan tetap alias sama dari awal hingga jatuh tempo. Jenis obligasinya yaitu ORI dan Sukri.
Sementara floating rate adalah imbal hasil yang bisa berfluktuasi menyesuaikan suku bunga. Jika suku bunga naik, imbal hasil akan ikut naik, keuntungan pun akan bertambah.
Lalu bagaimana jika turun?
Nah, di sinilah keuntungannya. Jika suku bunga turun tajam, obligasi kita memiliki batas bawah. Jadi, tidak akan rugi mendalam. Jenis obligasinya adalah SBR dan ST.
Agar lebih jelas, mari kita lihat rangkuman keempat jenis obligasi melalui tabel di bawah ini:
Seri | Mekanisme | Jual beli | Kupon |
ORI | Konvensional | Bisa | Fixed |
SBR | Konvensional | Tidak bisa | Floating |
Sukri | Syariah | Bisa | Fixed |
ST | Syariah | Tidak bisa | Floating |
Berikut beberapa keuntungan berinvestasi di SUN:
Setiap investasi pasti memiliki resiko. Sekecil apapun resikonya, tetap tidak akan menghilangkan adanya resiko. Berikut beberapa resiko berinvestasi di SUN:
Jika Anda ingin membeli SUN, Anda harus melakukan empat langkah di bawah ini, yaitu:
Registrasi dilakukan di mitra distribusi yang sudah dipilih pemerintah. Saat ini sudah ada 16 bank umum, 4 perusahaan efek, 3 p2p lending, dan 3 perusahaan efek khusus. List mitra distribusi dapat diakses di web djppr.kemenkeu.go.id.
Tahap registrasi ini membutuhkan berkas untuk pengisian data, antara lain KTP, SID (Single Identification Number), Rekening Dana, dan Rekening Efek/Rekening Surat Berharga. Jika terdapat data yang belum dimiliki, hubungi mitra distribusi.
Proses berikutnya adalah proses pemesanan dengan membawa ketentuan dalam memorandum informasi. Pemesanan obligasi jenis ORI dan Sukri hanya dapat dilakukan saat masa penawaran. Tanggal penawarannya pun sudah ditentukan pemerintah. Sedangkan, jenis SBR dan ST dapat dibeli di pasar sekunder.
Jika proses pemesanan telah berhasil dan diverifikasi, Anda akan mendapat kode billing alias kode pembayaran melalui email/SMS. Kode ini digunakan untuk penyetoran dana ke payment point, seperti ATM, e-banking, teller, m-banking, dsb. sesuai kebijakan mitra distribusi.
Jika pembayaran berhasil diverifikasi, Anda akan mendapatkan Nomor Transaksi Penerimaan Negara (NTPN) dan bukti selesainya pemesanan melalui email/SMS. NTPN merupakan bukti telah membeli SUN. Anda dapat meminta bukti kepemilikan SUN kepada mitra distribusi setelah tanggal settlemen/penerbitan.
Pemerintah telah menjadwalkan penawaran SUN di tahun 2021 sebagai berikut:
No | Seri | Tanggal Penawaran | Settlemen |
1. | ORI019 | 26 Jan-18 Feb 2021 | 24 Feb 2021 |
2. | SR-014 | 26 Feb-17 Mar 2021 | 24 Mar 2021 |
3. | SBR010 | 21 Jun-15 Juli 2021 | 22 Juli 2021 |
4. | SR-015 | 27 Agust-15 Sept 2021 | 22 Sept 2021 |
5. | ORI020 | 26 Sept-20 Okt 2021 | 27 Okt 2021 |
6. | ST008 | 1-17 Nov 2021 | 24 Nov 2021 |
Jika tertarik untuk berinvestasi di SUN, perhatikan tanggal-tanggal tersebut, supaya bisa membeli SUN yang ingin Anda tuju. Selamat berinvestasi!
Harga Batu Bara Acuan (HBA) yang dipatok oleh Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM)…
International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia sekilas terlihat sama karena keduanya adalah lembaga keuangan…
Kegiatan suatu perusahaan tentu akan menimbulkan dampak terhadap lingkungan sekitarnya. Untuk mengurangi dampak tersebut, perusahaan…
Investasi properti dan real estate merupakan salah satu investasi yang menarik karena menawarkan return yang…
Pengertian Big Mac Index Pernahkah Anda membayangkan perbandingan antara dua mata uang asing? Seperti antara…
Investasi tanah masih menjadi idaman banyak orang mengingat besarnya keuntungan yang ditawarkan. Terkadang hal ini…